Haji 2025

Mendaftar Sejak Kecil, Abang dan Adik Asal Pidie Ini Rasakan Nikmatnya Berhaji Muda

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: Nur Nihayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Al Afdhalul Muktabarullah dan Munadhilatul Asyi dan ibunya, Meutiawati saat tiba di Asrama Haji Aceh.

Pihak penyelenggara haji sebenarnya memang mengimbau jamaah agar shalat kala siang hari sebaiknya dilaksanakan di hotel.

Hal itu agar jamaah tetap bugar dan terjaga kondisi fisiknya, terutama yang sudah berusia lanjut.

Bahkan, saat hari jumat, bus shalawat yang menjadi transportasi di sana dihentikan, Afdhalul masih sanggup berjalan dari hotel ke Masjidil Haram sejauh 2 km di tengah cuaca panas. 

“Alhamdulillah bisa selalu shalat jumat di Masjidil Haram,” ujarnya.

Sang adik Munadhilatul juga merasakan hal yang sama, ia memiliki banyak kesempatan untuk umrah, shalat, hingga ziarah.

Bahkan, dari segi makanan mereka juga sudah bisa menyesuaikan.
Afdhalul dan Muna berangkat bersama kedua orang tuanya,  Meutiawati dan Jaiki Suswaidi.

Saat tiba di Asrama Haji Aceh, mereka terlihat sangat bugar.

Kedua kakak beradik ini sangat mensyukuri mendapatkan panggilan ke Baitullah kala fisik dan tenaganya masih kuat.

Mereka bisa berangkat di usia muda karena sudah didaftarkan haji oleh kedua orang tuanya kala usia masih anak-anak.

Afdhalul didaftarkan saat berusia 12 tahun atau duduk di kelas 6 MIN, sedangkan adiknya saat didaftar haji masih kelas 3 MIN. 

Setelah sabar menunggu selama 13 tahun, seiring mereka tumbuh menjadi besar, waktu berangkat pun tiba, tahun ini mereka mendapat kesempatan untuk bersujud di Baitullah.

Saat ini Afdhalul sudah menjadi seorang tentara yang berdinas di angkatan darat.

Sedangkan sang adik tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Syiah Kuala (USK).

Sang Ibu Meutiawati mengatakan, dirinya dulu memang sengaja mendaftarkan anaknya di usia muda agar bisa berangkat haji secara bersama-sama.

Saat itu ia memiliki rezeki yang cukup untuk mendaftar haji satu keluarganya.

Halaman
123

Berita Terkini