Komentar Pezeshkian menggemakan pernyataan sebelumnya oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran AS Fox News yang ditayangkan Senin bahwa Teheran tidak akan pernah meninggalkan program pengayaan uraniumnya, tetapi terbuka terhadap solusi yang dinegosiasikan untuk ambisi nuklirnya, di mana ia akan menjamin bahwa program tersebut adalah untuk tujuan damai sebagai tanggapan atas pencabutan sanksi.
Israel berusaha untuk 'menggulingkan' kepemimpinan
Pezeshkian juga membahas upaya pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap dirinya pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi di Teheran pada tanggal 15 Juni, yang dilaporkan menyebabkan dirinya mengalami luka ringan.
Ketika ditanya tentang upaya pembunuhan tersebut, ia mengatakan bahwa hal itu merupakan bagian dari rencana komandan Israel untuk menargetkan kepemimpinan politik Iran setelah pembunuhan sejumlah tokoh militer senior, dalam upaya "untuk membuat negara itu kacau dan menggulingkannya sepenuhnya".
Namun rencana itu gagal, katanya.
Ia juga menekankan bahwa serangan Teheran terhadap pangkalan Al Udeid milik Qatar setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran bukanlah serangan terhadap Qatar dan rakyatnya.
"Kami sama sekali tidak terpikir atau membayangkan akan ada permusuhan atau persaingan antara kami dan negara Qatar," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia telah menelepon Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pada hari terjadinya serangan untuk menjelaskan posisinya.
Saya katakan dengan tegas dan jujur bahwa kami tidak menyerang Negara Qatar, melainkan menyerang pangkalan Amerika yang mengebom negara kami. Padahal, semua niat kami terhadap Qatar dan rakyatnya baik dan positif.
Pembicaraan dengan kekuatan Eropa akan dilanjutkan
Araghchi mengatakan pada hari Senin bahwa Organisasi Energi Atom Iran masih mengevaluasi bagaimana serangan bulan lalu telah mempengaruhi bahan yang diperkaya Iran, dan mengatakan Teheran akan segera memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang temuannya.
Ia mengatakan Iran tidak menghentikan kerja sama dengan IAEA, dan menambahkan bahwa permintaan apa pun kepada IAEA untuk mengirim inspektur kembali ke Iran akan “dipertimbangkan dengan hati-hati”.
Inspektur IAEA meninggalkan Iran awal bulan ini setelah Pezeshkian menandatangani undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan badan tersebut.
Sementara itu, pembicaraan akan diadakan antara Iran, Prancis, Jerman dan Inggris di Turki pada hari Jumat.
Ketiga pihak Eropa dalam Rencana Aksi Komprehensif Bersama ( JCPOA), yang ditandatangani Teheran dengan beberapa kekuatan dunia pada tahun 2015 sebelum AS menarik diri pada tahun 2018, telah mengatakan bahwa kegagalan Teheran untuk melanjutkan negosiasi akan menyebabkan sanksi internasional dijatuhkan kembali padanya.(*)