SERAMBINEWS.COM - Mayoritas warga Tel Aviv meluapkan kemarahan terhadap keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang ingin mengambil alih Gaza.
Dikutip dari Tribunnews.com, kemarahan ini memuncak setelah kabinet keamanan menyetujui perluasan perang, yang dinilai warga sebagai langkah yang mengancam nyawa sandera yang masih ditahan.
Protes ini menunjukkan perpecahan internal yang mendalam di Israel terkait penanganan konflik.
Baca juga: VIDEO Hamas Melakukan Penyergapan Kompleks di Kota Gaza, Klaim Menewaskan dan Melukai Tentara Israel
Keluarga sandera, yang berada di garis depan protes, menyerukan pemogokan nasional sebagai bentuk protes.
Mereka meyakini bahwa perluasan operasi militer akan memicu perlawanan sengit dari pejuang Hamas, yang berpotensi mengakibatkan sandera tewas atau dipindahkan secara paksa.
Baca juga: VIDEO Brigade Al-Qassam Mengklaim Hancurkan Tank-Tank Israel, Sniper IDF Tewas di Gaza
Aksi mogok kerja ini bertujuan memberikan sinyal keras kepada pemerintah agar mengutamakan negosiasi dan keselamatan warganya, bukan mengejar kemenangan militer total.
Dengan digelarnya aksi massa ini, keluarga sandera berharap bisa menekan pemerintah Israel untuk menghentikan operasi militer berisiko tinggi di Gaza.
Mereka mendesak pemerintah agar kembali fokus pada upaya diplomasi untuk membebaskan 22 sandera yang tersisa, demi menghindari jatuhnya korban jiwa lebih lanjut dan menyelesaikan krisis ini secara damai.