Sabang

Ikan Louhan Kuasai Danau Aneuk Laot, Ekosistem Rusak, Pemerintah Dinilai Tak Peduli

Penulis: Aulia Prasetya
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DANAU ANEUK LAOT - Nelayan saat sedang mencari ikan di danau aneuk laot, Kota Sabang, Selasa (5/8/2025). Ikan Louhan Kuasai Danau Aneuk Laot, Ekosistem Rusak, Pemerintah Dinilai Tak Peduli.

Laporan Aulia Prasetya | Sabang

SERAMBINEWS.COM, SABANG – Danau Aneuk Laot, satu-satunya danau alami di Kota Sabang, kini menghadapi ancaman serius. Ledakan populasi ikan louhan di danau tersebut menyebabkan ikan-ikan lokal nyaris punah, sementara pemerintah daerah dinilai lamban dan terkesan abai menghadapi persoalan ini.

Ketua Komunitas Pemuda Aneuk Laot, Adventure dan Pecinta Alam (Palapa), Edi Firmansyah, menyebut fenomena ini sudah terjadi sejak lama. Namun hingga kini belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk menyelamatkan ekosistem danau dan kehidupan para nelayan.

“Pemerintah tahu masalah ini, tapi tidak ada tindakan. Kami para nelayan sudah berulang kali menyampaikan kondisi di lapangan, baik ke dinas maupun ke dewan. Tapi semua hanya diam,” kata Edi dengan nada kecewa, Selasa (5/8/2025).

Menurut Edi, ikan louhan pertama kali ia ketemui di danau sekitar tahun 2008. Seiring waktu, ikan ini berkembang biak tak terkendali dan kini menjadi ancaman nyata karena memangsa benih ikan lokal seperti nila, mujair, gurami, dan gabus.

“Louhan itu tidak punyak nilai jual. Begitu dapat di jaring, kami buang atau kasih ke kucing karena tidak laku dijual. Tapi sekarang justru jadi predator utama yang merusak populasi ikan asli,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa hasil tangkapan nelayan terus menurun drastis. Dulu, sekali turun ke danau, ia bisa mendapatkan hingga lima kilogram ikan. Namun sekarang, satu kilogram pun sulit didapatkan.

“Sekarang mau cari ikan gabus buat obat saja sudah tidak bisa. Dulu, selalu ada. Sekarang hilang karena dimangsa louhan,” tambahnya.

Lebih dari 40 nelayan menggantungkan hidup dari hasil tangkapan di Danau Aneuk Laot. Namun mereka kini menghadapi situasi yang kian sulit tanpa dukungan dan intervensi dari pemerintah.

“Kami tidak minta bantuan uang, tidak minta boat maupun jaring, kami hanya ingin pemerintah hadir, melihat langsung kondisi danau, dan bersama mencari solusi. Tapi sampai hari ini, tak ada satupun pejabat yang turun ke lapangan,” tegasnya.

Menurut Edi, ini bukan sekadar persoalan ikan, tapi soal hancurnya ekosistem dan sumber penghidupan masyarakat yang seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah daerah.

“Kalau pemerintah terus diam, bukan tak mungkin Danau Aneuk Laot hanya akan menyisakan air tanpa kehidupan di dalamnya. Ini kegagalan dalam menjaga sumber daya alam sendiri,” pungkasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang terkait persoalan maraknya ikan louhan di Danau Aneuk Laot.(*)

 

Berita Terkini