Warga Tamiang Dikeroyok di Malaysia

Kematian Warga Aceh di Malaysia Tanggung Jawab Bersama, Ketua DPRK Aceh Tamiang Ingatkan Satu Hal

Penulis: Rahmad Wiguna
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENANGIS - Mawaddah (kanan) Umi Kalsum, kakak dan ibu almarhum Syahrul Ramadhan, menangis saat menceritakan kondisi Syahrul yang menjadi korban penganiayaan di Malaysia, Senin (4/8/2024). Ketua DPRK Aceh Tamiang, mengingatkan pentingnya edukasi dan sosialisasi terhadap warga Aceh yang akan bekerja di luar negeri agar berangkat lewat jalur resmi yang disediakan pemerintah.

"Banyaknya masyarakat kita yang berada di luar negeri secara ilegal bukan sepenuhnya bentuk dari sikap nakal mereka, tapi juga dipengaruhi ketidaktahuan mereka bahwa sebenarnya ada jalur resmi yang telah disediakan pemerintah," tambahnya.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, RAHMAD WIGUNA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang, Fadlon mengimbau masyarakat yang hendak merantau ke luar negeri agar lebih berhati-hati dan mengikuti jalur resmi yang telah disediakan oleh pemerintah.

Imbauan ini disampaikan, menyusul duka mendalam atas meninggalnya Syahrul Ramadhan, pemuda asal Aceh Tamiang yang menjadi korban pengeroyokan di Bukit Jambul, Malaysia.

Dalam keterangannya, Fadlon menyampaikan keprihatinannya dan menegaskan pentingnya kesadaran bersama untuk melindungi warga Aceh dari ancaman kekerasan di luar negeri.

"Kasus ini menjadi tanggung jawab kita bersama dan menjadi pelajaran kita agar ke depan tidak ada lagi Bangsa Aceh yang menjadi korban kekerasan di luar negeri. Ini bukan kasus pertama, sehingga ada tanggung jawab kita untuk melindungi masyarakat-masyarakat kita dari kekerasan," ujar Fadlon, Selasa (5/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa banyaknya warga Aceh yang merantau ke luar negeri secara ilegal tidak sepenuhnya karena kenekatan, melainkan akibat kurangnya pengetahuan tentang jalur resmi dan minimnya sosialisasi dari pihak terkait.

"Banyaknya masyarakat kita yang berada di luar negeri secara ilegal bukan sepenuhnya bentuk dari sikap nakal mereka, tapi juga dipengaruhi ketidaktahuan mereka bahwa sebenarnya ada jalur resmi yang telah disediakan pemerintah," tambahnya.

Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon (kiri) saat memimpin pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang di periode 2025-2030 di Gedung DPRK setempat. (Humas Setdakab Aceh Tamiang   )

Baca juga: Datok Penghulu Keluarkan Surat Kuasa untuk Membantu Pemulangan Warga Aceh yang Dikeroyok di Malaysia

"Namun karena mereka tidak memahami ini, mereka tidak menerima sosialisasi ini. Maka mereka harus terbuai dengan janji-janji oleh oknum-oknum yang memberangkatkan mereka secara ilegal," ulas Fadlon.

Fadlon berharap ke depan ada penguatan informasi, edukasi, dan pendampingan yang lebih masif kepada masyarakat, terutama calon pekerja migran, agar tidak menjadi korban perdagangan orang atau kekerasan di negeri orang.

Ia juga mendorong kerja sama lintas sektor antara pemerintah, legislatif, lembaga sosial, dan tokoh masyarakat untuk menekan angka migrasi ilegal dari Aceh Tamiang. (*)

Baca juga: Jenazah Warga Aceh Korban Pengeroyokan di Malaysia Masih dalam Proses Pengurusan

Berita Terkini