Seharusnya petugas melakukan steril lorong sebagai rute dibawa pasien.
Artinya dipastikan tidak adana jenazah yang harus berpapasan dengan pasien," ujarnya.
Ia menambahkan, Muhammad yang dirawat di ICU RSUD Tgk Abdullah Syafi'i Beureunuen, Kamis (7/8/2025) sekira pukul 03.00 WIB, menghembuskan nafas terakhir.
" Kita memprotes rumah sakit, agar masalah yang kami alami tidak terulang kepada pasien yang lain," jelasnya.
Pelayanan Telah Sesuai SOP
Direktur RSUD Tgk Abdullah Syafi'i Beureunuen, dr Kamaruzzaman MKes, kepada Serambinews.com, Jumat (8/8/2025) menyebutkan, bahwa pelayanan terhadap pasien bernama Muhammad telah sesuai Standar Operasional Prosedur atau SOP.
Ia menjelaskan, pemindahan pasien dari IGD ke ruang ICU setelah adanya koordinasi antara dokter umum dan dokter spesialis.
Pemindahan tersebut dilakukan setelah dilakukan observasi.
" Pemindahan pasien ke ICU sangat ketat. Artinya memang harus adanya persetujuan keluarga.
Saya rasa perawat telah memberitahukan kepada keluarga pasien, kemungkinan keluarga pasien ada beberapa orang.
Saat disampaikan petugas pada satu keluarga terdekat, namun keluarga itu tidak menyampaikan kepada semua keluarga pasien," jelasnya.
Ia menambahkan, tidak mungkin pemindahan pasien tidak diberitahukan kepada keluarga.
" Intinya tindakan pelayanan yang diberikan telah sesuai SOP," pungkasnya. (*)