Berita Banda Aceh

Kepala ARC USK Paparkan Nilam Aceh dalam Konvensi Sains di ITB

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KONVENSI SAINS - Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Syaifullah Muhammad saat berbicara pada panel diskusi Bidang Hilirisasi dan Industrialisasi terkait Ketahanan Rantai Pasok Konten Lokal dalam Konvensi Sains yang berlangsung di Aula Barat ITB, Sabtu (9/8/2025).

Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Syaifullah Muhammad mendapat kehormatan diundang oleh Kemendiktisaintek RI sebagai salah satu pembicara pada panel diskusi Sesi 5 Bidang Hilirisasi dan Industrialisasi terkait Ketahanan Rantai Pasok Konten Lokal yang berlangsung di Aula Barat ITB, Sabtu (9/8/2025).

Dalam forum itu, Syaifullah membahas tentang potensi Nilam Aceh dan hilirisasinya.

Diskusi yang menghadirkan unsur triple helix dari perguruan tinggi, pemerintah dan dunia ini membahas berbagai aspek industrialisasi yang menjadi kebutuhan nasional.

Syaifullah Muhammad dalam pidatonya menyampaikan, bahwa proses hilirisasi berbasis riset yang dilakukan ARC-USK terhadap komoditas unggulan nasional Nilam Aceh. 

Dirinya mengajak berbagai pihak untuk juga peduli dengan inovasi teknologi berbasis rakyat yang bisa mendongkrak nilai tambah dari produk masyarakat.

Syaifullah yang juga merupakan Direktur Bisnis dan Dana Lestari USK ini mengajak untuk melihat Indonesia dari pinggiran. 

Baca juga: Good Forest Indonesia  Gandeng ARC USK sebagai Konsultan Program Nilam di Kalimantan  Tengah

Melihat dari pojok timur, barat, utara, selatan Indonesia. 

Mengangkat komoditas unggulan berbagai daerah, khususnya komoditas pertanian dan agro lainnya yang menjadi tulang punggung pendapatan masyarakat.

"Hilirisasi berbasis komoditas rakyat dengan teknologi yang tepat akan menghasilkan produk turunan dengan nilai tambah tinggi serta bisa terserap langsung pada market nasional Indonesia yang sangat besar," jelasnya.

Saat ini dengan inovasi yang dikembangkan oleh ARC USK, hampir 30 produk turunan berbasis minyak nilam telah dihasilkan, dan sebagian besar telah memiliki izin edar BPOM dan dijual ke masyarakat dengan nilai tambah yang tinggi.

"Inovasi juga harus dipastikan bersifat inklusif yang menempatkan masyarakat bukan semata sebagai penerima manfaat (beneficiaries), tapi sekaligus sebagai pelaku dalam berbagai proses inovasi yang dilakukan," terang dia.

Baca juga: Mitra ARC USK Beli Nilam Aceh Rp 1,1 Juta Per Kilogram

Menurut Syaifullah, belajar dari pengalaman Aceh, di mana pernah terjadi investasi dan inovasi besar dalam eksplorasi gas alam cair di kawasan Arun Aceh Utara.

Setelah 30 tahun industrialisasi ini dilakukan, masyarakat miskin paling banyak di Aceh tetap di Kabupaten Aceh Utara. 

Ini karena inovasi teknologi terhadap komoditas dilakukan secara eksklusif.

Halaman
12

Berita Terkini