Mpok Apla Meninggal Dunia Akibat Apendisitis, Ternyata Penyakit Ini Meningkat, Cara Mencegahnya
SERAMBINEWS.COM - Nina Carolina atau yang dikenal dengan nama Mpok Alpa meninggal dunia pada, Jumat (15/8/2025).
Informasi kematian presenter dan komika dengan cepat tersebar di berbagai media sosial hingga WhatsApp.
Namun, dibalik kematiannya, banyak yang bertanya apa riwayat penyakit hingga Mpok Alpa meninggal dunia.
Ternyata Mpok Alpa punya riwayat penyakit Apendisitis (appendicitis) akut atau radang usus buntu.
Informasinya penyakit ini sudah dialami beberapa tahun lalu.
Banyak yang ingin mengetahui apa itu penyakit Apendisitis (appendicitis) akut atau radang usus buntu hingga merenggut nyawa Nina Carolina atau Mpok Alpa.
Ternyata kasus radang usus buntu atau apendisitis sedang meningkat sehingga perlu mengetahui cara mencegahnya.
Kasus apendisitis meningkat
Rumah sakit di berbagai daerah melaporkan peningkatan kasus apendisitis, atau radang usus buntu, dalam beberapa bulan terakhir.
Kondisi ini kerap dianggap sepele oleh masyarakat, padahal jika tidak ditangani segera, dapat berujung pada komplikasi serius seperti pecahnya usus buntu dan infeksi rongga perut (peritonitis).
Apendisitis terjadi ketika appendiks, yaitu organ kecil berbentuk tabung yang menempel pada usus besar, mengalami peradangan akibat penyumbatan atau infeksi.
Gejala awal yang umum meliputi nyeri perut bagian kanan bawah, mual, muntah, demam ringan, dan kehilangan nafsu makan.
“Banyak pasien datang terlambat karena mengira sakit perut biasa. Padahal, apendisitis membutuhkan penanganan cepat, biasanya melalui operasi,” ujar dr. Andika Prasetya, Sp.B, dokter bedah di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, kasus apendisitis di Indonesia meningkat sekitar 8 persen dalam setahun terakhir, terutama pada kelompok usia 10–30 tahun.
Pola makan rendah serat dan kebiasaan menunda buang air besar disebut sebagai faktor risiko yang berkontribusi.
Operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) merupakan prosedur standar dan relatif aman.
Dengan teknik laparoskopi, pasien dapat pulih lebih cepat dan risiko komplikasi lebih rendah dibanding operasi terbuka.
“Kami menganjurkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami nyeri perut yang menetap, terutama di bagian kanan bawah.
Jangan tunggu hingga rasa sakit tak tertahankan,” tambah dr. Andika.
Pemerintah dan tenaga medis kini gencar melakukan edukasi tentang pentingnya mengenali gejala apendisitis sejak dini.
Kampanye kesehatan di sekolah dan puskesmas juga digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dengan penanganan yang tepat dan cepat, apendisitis dapat disembuhkan tanpa komplikasi.
Namun keterlambatan diagnosis masih menjadi tantangan utama dalam pelayanan kesehatan di daerah.
Masyarakat waspada
Di tengah meningkatnya kasus apendisitis di berbagai daerah, para dokter dan tenaga medis mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala awal serta menerapkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan.
Apendisitis, atau radang usus buntu, merupakan kondisi peradangan pada organ kecil bernama appendiks yang terletak di bagian kanan bawah perut.
Jika tidak ditangani dengan cepat, apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pecahnya usus buntu dan infeksi rongga perut.
“Gejala awal biasanya berupa nyeri perut bagian kanan bawah, mual, muntah, dan demam ringan.
Sayangnya, banyak pasien datang terlambat karena mengira itu hanya sakit perut biasa,” ujar dr. Laila Nurani, Sp.PD, dokter penyakit dalam dari RSUP Fatmawati.
Untuk mencegah terjadinya apendisitis, dokter menyarankan masyarakat agar mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan, serta menghindari kebiasaan menahan buang air besar.
Pola makan yang sehat dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan mencegah penyumbatan pada usus.
Selain itu, menjaga kebersihan makanan dan minum air yang cukup juga menjadi faktor penting dalam mencegah infeksi saluran cerna yang dapat memicu radang usus buntu.
Baca juga: Apa Itu Appendicitis Akut, Penyakit Pemicu Kanker yang Diderita Komedian Mpok Alpa
Jika apendisitis sudah terjadi, pengobatan utama adalah operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi.
Operasi ini dapat dilakukan secara terbuka maupun dengan teknik laparoskopi yang lebih minim luka dan mempercepat pemulihan.
“Operasi usus buntu adalah prosedur yang umum dan aman. Namun, jika dibiarkan terlalu lama, risiko pecahnya usus buntu bisa sangat berbahaya,” tambah dr. Laila.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus mendorong kampanye edukasi tentang pentingnya mengenali gejala apendisitis dan menjaga pola makan sehat.
Puskesmas dan fasilitas kesehatan di berbagai daerah juga mulai aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, apendisitis dapat disembuhkan tanpa komplikasi.
Masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan nyeri perut yang menetap dan segera berkonsultasi ke dokter jika gejala mencurigakan muncul.
Cara Mencegah Apendisitis
Meskipun apendisitis tidak selalu bisa dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terjadinya peradangan pada usus buntu:
1. Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit, yang bisa memicu penyumbatan pada usus buntu.
2. Hindari Kebiasaan Menahan Buang Air Besar
Menunda buang air besar dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan tekanan pada usus, meningkatkan risiko infeksi.
3. Minum Air yang Cukup
Air membantu proses pencernaan dan mencegah konstipasi.
4. Jaga Kebersihan Makanan
Hindari makanan yang terkontaminasi bakteri atau parasit yang bisa memicu infeksi saluran cerna.
5. Perhatikan Gejala Dini
Nyeri perut bagian kanan bawah, mual, muntah, dan demam ringan bisa menjadi tanda awal. Segera konsultasi ke dokter jika gejala muncul.
Pengobatan Apendisitis
Jika apendisitis sudah terjadi, pengobatan utama adalah operasi. Berikut beberapa metode penanganannya:
1. Apendektomi (Pengangkatan Usus Buntu)
Operasi terbuka: Sayatan dibuat di perut untuk mengangkat usus buntu.
Laparoskopi: Teknik minimal invasif dengan sayatan kecil dan kamera. Pemulihan lebih cepat dan bekas luka lebih kecil.
2. Antibiotik
Digunakan sebelum atau sesudah operasi untuk mencegah infeksi.
Dalam kasus ringan atau awal, antibiotik kadang digunakan sebagai terapi awal, meski operasi tetap disarankan.
3. Perawatan Pasca Operasi
Istirahat cukup
Hindari aktivitas berat selama beberapa minggu
Konsumsi makanan lunak dan bergizi
Kontrol rutin ke dokter
Komplikasi Jika Tidak Diobati
Jika tidak ditangani, apendisitis bisa menyebabkan:
Pecahnya usus buntu
Infeksi rongga perut (peritonitis)
Abses intraabdomen
Sepsis (infeksi menyebar ke seluruh tubuh)
Kesimpulan
Apendisitis adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis segera.
Pencegahan melalui pola makan sehat dan kebiasaan hidup bersih sangat penting.
Jika gejala muncul, jangan tunda untuk memeriksakan diri—karena penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa.