Info Kesehatan

Sentuhan Harmonis: Inovasi PIJOKSIN Dari Ruang Arafah 2 RSUDZA untuk Ibu, Bayi, dan Masa Depan

Penulis: Sara Masroni
Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) mendaftarkan sebanyak 21 produk inovasi yang akan diikutkan dalam Innovation Government Award (IGA) 2025 mendatang. Salah satunya PIJOKSIN (Pijat Oksitosin), inovasi yang dikembangkan Tim Bidan Ruang Arafah 2 ( Ruang Kebidanan) dipelopori oleh Bdn Nurulaini SST.

SERAMBINEWS.COM,BANDA ACEH - Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) mendaftarkan sebanyak 21 produk inovasi yang akan diikutkan dalam Innovation Government Award (IGA) 2025 mendatang. Salah satunya PIJOKSIN (Pijat Oksitosin), inovasi yang dikembangkan Tim Bidan Ruang Arafah 2 ( Ruang Kebidanan) dipelopori oleh Bdn Nurulaini SST. 

"Teknik lembut ini kini bukan saja jadi alat bantu laktasi, namun simbol kehangatan keluarga dan sinergi kesehatan masyarakat," kata Kepala Ruangan Arafah 2, Bdn Nurulaini SST di RSUDZA, Banda Aceh, Senin (18/8/2025).

Tidak sekadar teknik, pijat oksitosin itu seperti pelukan hangat yang mengalir di punggung ibu, membangkitkan hormon oksitosin, meredakan ketegangan, dan membuka jalan bagi ASI mengalir dengan lembut penuh cinta dan menenangkan tubuh. 

Dikatakannnya, sentuhan punggung dari leher hingga rusuk kelima atau keenam, ternyata bisa mempercepat pemulihan rahim dan menguatkan ikatan emosional ibu dan bayi.

Saat pijatan dimulai, setiap sentuhan terasa seperti ungkapan kasih yang memahami kelelahan dan kecemasan seorang ibu. Seolah tangan yang memijat adalah pelukan tertunda, membawa rasa aman, menenangkan pikiran, dan menyentuh setiap bagian jiwa ibu. "Dan di saat itu, ketika oksitosin (hormon cinta) dilepaskan, persis seperti pelan-pelan membuka gerbang aliran ASI yang tenang dan penuh kehangatan," jelas Nurulaini.

Diketahui, pada 2024 lalu, prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen, turun dari 21,5 % di tahun sebelumnya (Kementerian Kesehatan Republik). Meski terjadi penurunan, pemerintah menargetkan capaian hingga 14,2 % pada 2029 atau membutuhkan penurunan sekitar 7,3 % lagi dalam lima tahun ke depan.

"Pijat oksitosin mendukung agenda tersebut dengan cara, Memastikan ASI eksklusif berkualitas, penting dalam 0–6 bulan pertama kehidupan bayi, memberi stimulasi emosional yang mendukung tumbuh kembang optimal sejak dini," tambahnya.

Kepala Ruangan Arafah 2 RSUDZA itu menjelaskan, peluncuran Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) oleh BKKBN pada 21 April 2025 mendorong ayah untuk lebih aktif dalam pengasuhan anak, sebagai bagian dari upaya menjaga keluarga harmonis dan mencegah fenomena fatherless. Ketika ayah turut ikut melakukan pijat oksitosin untuk ibu, ada dua manfaat besar yaitu Mendukung ASI lancar sebagai bagian dari pengasuhan pasangan dan Menguatkan kedekatan emosional ayah-bayi melalui sentuhan hangat dan penuh kasih.

Tim Bidan dari Ruang Arafah 2 RSUD dr Zainoel Abidin juga membuat video tutorial pijat oksitosin yang mudah diikuti oleh keluarga di rumah, dapat dilihat melalui link ini (https://youtu.be/9C2C9PIkxok).

Teknik pijat oksitosin yang diajarkan tidak hanya memperlancar aliran ASI, tetapi juga mempererat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dan kasih sayang dapat bersinergi untuk mendukung perjalanan indah seorang ibu dalam memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. "Peran ayah dalam proses ini tidak kalah penting. Kehadiran ayah yang aktif membantu ibu melakukan pijat oksitosin di rumah bukan hanya meringankan beban ibu, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara ayah, ibu, dan bayi," jelas Nurulaini.

Menurut penelitian, keterlibatan ayah dalam pengasuhan dapat meningkatkan perkembangan emosional dan sosial anak, serta membantu ibu mengurangi stres dan kelelahan.

Dikatakan, pijat oksitosin bukan hanya soal teknik merangsang ASI, ia adalah sentuhan kasih yang menenangkan tubuh, menguatkan hati, dan merajut kebersamaan keluarga. "Inovasi kecil dari Ruang Arafah 2 ini adalah bukti bahwa ketika medis bertemu cinta keluarga, hasilnya adalah harapan untuk generasi yang lebih sehat dan cerah. Semoga sentuhan lembut ini menjadi inspirasi untuk mewujudkan keluarga bahagia dan generasi Indonesia bebas stunting," pungkasnya. (rn)

Berita Terkini