Mayoritas wisatawan berasal dari Aceh dan Sumatera, namun tak sedikit turis mancanegara yang singgah.
Mereka bukan hanya terpikat panorama, tetapi juga nilai sejarah yang terkandung di monumen ini.
.
“Saya sangat terkesan. Monumen ini bukan sekadar indah, tapi juga simbol penting bagi NKRI.
Setelah pulang, saya pasti merekomendasikan tempat ini kepada teman-teman di kampung,” ujar Roby, wisatawan asal Padang Panjang.
Baca juga: Update Harga Emas Terbaru Hari Ini, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram, Selasa 19 Agustus 2025
Dia menambahkan setelah berkunjung ke Sabang, dia akan merekomendasikan tempat ini kepada teman - temannya di Padang Panjang.
“Saya pasti akan bercerita kepada teman-teman di daerah asal saya tentang keindahan Sabang.
Mulai dari Monumen Nol Kilometer hingga pesona bawah laut Sabang yang luar biasa,” tambahnya.
Monumen Kilometer Nol Sabang telah mendapat pengakuan nasional.
Titik awal Nusantara
Pada ajang Anugerah Pariwisata Indonesia (API) 2019, monumen ini ditetapkan sebagai Destinasi Wisata Terunik di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Selain monumen, kawasan ini dilengkapi area parkir luas, kios kuliner, dan toko souvenir.
Baca juga: Kilometer Nol, Iboih Objek Wisata Favorit, Termasuk Saat Lebaran, Wisatawan ke Sabang Hampir 10 Ribu
Wisatawan disarankan datang saat pagi hari untuk menyaksikan matahari terbit, atau sore menjelang senja ketika matahari tenggelam dengan latar laut biru membentang.
Dengan keindahan alam, nilai sejarah, serta fasilitas yang memadai, Monumen Kilometer Nol Sabang layak disebut sebagai destinasi wajib di Pulau Weh.
Ia bukan hanya menghadirkan wisata yang indah, tapi juga pengalaman penuh makna kebangsaan, sebuah titik awal Nusantara yang terus menginspirasi.
Baca juga: Markas Besar Marsose di Tangse Dihuni Pasukan Khusus dan Kejam, Tim Unsam Ungkap Hasil Penelitian