Ke depan, investasi pada SDM bisa menjadi motor industrialisasi berbasis rakyat, terutama di sektor energi terbarukan. Jalannya bisa lewat BUMD yang profesional, koperasi hingga wakaf produktif.
Komunitas petani bisa membangun pabrik pengolahan hasil komoditas unggulan pertanian dan perkebunan: kopi, coklat, atau rempah yang dikelola langsung petani. Sementara itu, pengembangan sektor wisata, komoditas makanan halal juga tidak kalah menarik yang tentu punya nilai tawar besar.
Intinya, kekayaan alam berkelanjutan harus menjadi modal untuk menciptakan nilai tambah di rumah sendiri.
Dua dekade damai seharusnya mengubah kutukan sumber daya menjadi berkah. Aceh harus menempatkan kekayaan alam sebagai amanah, keuntungan sebagai alat keadilan, bukan monopoli elite. Segala hasil bumi kembali ke rakyat lewat layanan dasar, energi hijau, dan pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Direktur Bidang Politik dan Kebijakan Publik, Lembaga ESGE Study Center Email: Akhsanfuqara@gmail.com
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca artikel KUPI BEUNGOH lainnya di SINI