Uniknya jembatan dicat menggunakan warna budaya Singkil. Kuning, putih, hijau, merah dan hitam. Hal itu menjadi daya tarik bagi warga.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Jembatan penghubung Kilangan-Kayu Menang, di Kabupaten Aceh Singkil, merupakan jembatan terpanjang di Provinsi Aceh.
Bentang jembatan keseluruhan 540 meter.
Rinciannya panjang rangka baja 400 meter, serta oprit sepanjang 80 dan 60 meter.
Uniknya jembatan dicat menggunakan warna budaya Singkil.
Kuning, putih, hijau, merah dan hitam.
Hal itu menjadi daya tarik bagi warga.
Warga acap datang ke lokasi untuk merasakan sensasi melintas di jembatan terpanjang di Aceh tersebut.
Lima warna cat khas Singkil di jembatan Kilangan-Kayu Menang, mengandung makna dan filosofis.
Biasanya warna tersebut dipasang dalam adat pesta serta acara kebesaran.
Bedanya bukan cat, melainkan kain.
Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Zakirun Pohan, pernah mengulas makna dan filosofi dari lima warna khas Singkil.
Menurut Zakirun, warna kuning melambangkan kedudukan tertinggi, yakni pimpinan.
Pada masa lalu identik dengan raja, sementara masa kini bupati jika di tingkat kabupaten.
Pemasangan warna kuning ini harus berdampingan dengan putih, yang melambangkan ulama.
Berdampingannya warga kuning dan putih itu, menunjukan umara harus sejalan dengan ulama agar melahirkan negara yang aman dan diridhoi Allah Swt.
Baca juga: Jembatan Terpanjang di Aceh Mulai Difungsikan, Ini Harapan Pj Bupati Aceh Singki
Sedangkan warna hijau melambangkan lembaga pengambil keputusan atau lebih dikenal sebagai lembaga pengadilan.
Bila di tingkat kabupaten itu ada hakim atau pengadilan.
Selanjutnya merah melambangkan keamanan yang artinya melambangkan lembaga kepolisian, TNI dan kejaksaan.
"Terakhir warna hitam melambangkan masyarakat umum," ujar Zakirun.
Jembatan Kayu Kilangan-Kayu Menang, telah fungsional sejak 2023 lalu.
Hanya saja, badan jalan setelah jembatan ke arah Kuyu Menang, masih berupa tanah timbun yang ketika laut pasang terendam.
Akses jalan juga belum ramai dilintasi kendaraan roda empat.
Lantaran belum ada jembatan antara Kayu Menang dengan Kuala Baru.
Warga Aceh Singkil, berharap Pemerintah Aceh, segera tuntaskan pembangunan jalan tersebut mulai dari Singkil hingga Trumon.
Terutama jembatan Kayu Menang-Kuala Baru.
Baca juga: Jembatan Terpanjang di Aceh Fungsional, Wujudkan Mimpi Warga Kuba Lepas dari Keterisoliran
Agar investasi Pemerintah Aceh, senilai Rp 375 miliar untuk membangun jalan Aceh Selatan ke Kuala Baru dan jembatan Kilangan, bisa bermanfaat.
Sesuai SK Gubernur Aceh tahun 2015, Pembangunan Jalan Batas Aceh Selatan-Kuala Baru- Singkil-Telaga Bhakti, Status Jalan Provinsi P.045.13 panjangnya 44,93 kilometer.
Sejauh ini salah satu pekerjaan yaitu jembatan Kilangan-Kayu Menang, yang merupakan jembatan terpanjang di Aceh, telah fungsional.
Pemerintah Aceh juga sudah membangun jalan dari arah Aceh Selatan ke Kuala Baru dengan total investasi keseluruhan diperkirakan Rp 375 miliar.
Semua invetasi itu bisa dimanfaatkan maksimal, bila pembangunan segmen terakhir yaitu pembangunan jalan batas Trumon-Singkil, dituntaskan.
Sebelumnya Kadar warga Kuala Baru, berharap Pemerintah Aceh, menuntaskan pembangunan jalan Kuala Baru-Singkil, agar daerahnya tidak lagi terisolir.
Sementara itu berdasarkan informasi tahun 2025 ini Pemerintah Aceh, anggarkan pembangunan jalan Kayu Menang-Kuala Baru.
Harapan warga segera dilaksanakan mengingat sudah masuk akhir Agustus 2025.
Terkait pembangunan jembatan Kayu Menang-Kuala Baru, Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, telah mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta.
Pembangunan jembatan tersebut sebagai upaya membuka keterisoliran Kecamatan Kuala Baru.
"Saya sudah melakukan kunjungan ke Kementerian PU di Jakarta untuk menyampaikan keluhan masyarakat kita agar bisa terlepas dari terisolir,” kata Bupati Aceh Singkil, Sabtu (5/7/2025).
Menurut Safriadi, dalam pertemuan tersebut Kementerian PU merespons permohonannya untuk membangun jembatan di Kuala Baru.
"Hasil pertemuan kami, jembatan di Kuala Baru, akan diusahakan dibangun tahun ini oleh pihak Kementerian PU kalau tidak tahun ini, paling lambat tahun depan,” ujar Safriadi.
Safriadi mengatakan perjuangan pembangunan jembatan Kuala Baru, mendapat respon dari Kementrian PU, berkat dukungan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem.
Mualem sebutnya, terus mendorong dirinya agar dapat memperjuangkan Aceh Singkil ke Pemerintah Pusat.
Pada bagian lain bupati menyatakan, dirinya terus memperjuangkan akses jalan Singkil-Kuala Baru-Buluseuma, Aceh Selatan, menjadi jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Dengan nama Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Aceh, yang menghubungkan Sumatera Utara, Sumatera Barat sampai ke Lampung. Sehingga akses masyarakat antar provinsi lebih mudah.
Selain itu, terbangunnya jembatan Kuala Baru, akan menghubungkan pelabuhan antarprovinsi.
Antara lain pelabuhan penyeberangan ASDP Singkil-Nias, Sumatera Utara yang telah menjadi kewenangan pusat.
Manfaatnya dapat mempermudah akses menuju destinasi wisata Kepulauan Banyak.
Sehingga destinasi wisata tersebut naik status menjadi destinasi wisata nasional.
"Aceh Singkil angka fiskalnya masih rendah sehingga sangat perlu dibantu, dengan konektivitas jalan penghubung,” tutur bupati.
Diketahui selama ini kendaraan yang melintas ke luar masuk Kuala Baru, harus naik rakit penyebrangan berbayar.
Lantaran belum ada jembatan Kayu Menang-Kuala Baru.
Untuk kendaraan roda empat bayar sekitar Rp 75 ribu sedangkan roda dua sekitar Rp 10 ribu.
Kondisi itu, tentu memberatkan warga yang masih berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rakit juga memiliki keterbatasan, sebab mobil angkutan barang bermuatan besar tak bisa melintas.(*)