Internasional

Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satria Kumbara, yang diketahui bergabung dengan tentara Rusia dalam pertempuran di garis depan melawan Ukraina, dilaporkan mengalami luka parah. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan, status Satria sudah tidak terkait lagi dengan TNI setelah yang bersangkutan diberhentikan dari dinas keprajuritan, Senin (25/8/2025).

Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara

SERAMBINEWS.COM – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan tidak lagi bertanggung jawab terhadap Satria Kumbara, seorang pengkhianat negara.

Satria Kumbara, yang diketahui bergabung dengan tentara Rusia dalam pertempuran di garis depan melawan Ukraina, dilaporkan mengalami luka parah. 

Kondisi itu diketahui melalui video yang diunggah oleh mantan perwira TNI, Ruslan Buton, di akun TikTok miliknya pada Kamis (21/8/2025).

Dalam video tersebut, Satria terlihat dengan kepala dibalut perban, darah masih menetes di pipi kiri, dan gumpalan darah tampak di bibirnya. 

Video itu disebut merupakan kiriman Satria kepada Ruslan Buton melalui WhatsApp. 

Baca juga: Ucapan Terakhir Satria Arta Kumbara Usai Terluka Parah Dihujani Drone dan Mortir Ukraina

TERLUKA PARAH - Dalam video yang diperlihatkan akun Tiktok milik Ruslan Buton, Kamis (21/8/2025), terlihat kondisi Satria Arta Kumbara mantan Marinir TNI AL yang terluka parah di bagian kepala akibat serangan drone dan artileri Ukraina, Dengan kondisi terluka, Satria mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia. (Tangkapan Layar Tiktok Ruslan Buton)

Dalam pesannya, Satria Kumbara menyampaikan bahwa dirinya tengah dikepung serangan drone kamikaze dan mortir.

"Saya dievakuasi mundur sekarang komandan, tetapi lagi transit di titik poin lain karena drone dan artileri Ukraina sedang maksimal kerja," tulis Satria.

"Saya harus jalan 10 kilometer lagi ke titik aman komandan," tambahnya pesan berikutnya.

Setelah itu, komunikasi terputus. Upaya Ruslan untuk melakukan panggilan video maupun mengirim voice note tidak mendapat respons. 

“Saya berkomunikasi dengan Satria Arta Kumbara melalui chat WA pada Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 15.58 WIB,” kata Ruslan.

Menurutnya, Satria mengalami cedera serius akibat terkena pecahan peluru dan serangan bertubi-tubi mortir. 

Ia meminta doa dari masyarakat Indonesia agar bisa selamat dari situasi tersebut.

Ruslan Buton berharap pemerintah dapat mengambil langkah untuk memfasilitasi kepulangan Satria ke Tanah Air. 

"Kita juga berharap Pemerintah bisa memfasilitasi saudara Satria Arta Kumbara agar bisa kembali bergabung bersama keluarganya," harap Ruslan Buton.

Tanggapan TNI

Menanggapi hal tersebut, TNI menegaskan bahwa pihaknya tidak lagi memiliki tanggung jawab untuk memantau kondisi Satria Arta Kumbara.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan, status Satria sudah tidak terkait lagi dengan TNI setelah yang bersangkutan diberhentikan dari dinas keprajuritan.

“Kan sudah keluar, desersi kan? Bukan bagian dari TNI lagi untuk mengawasinya. Kami kan tidak ada kepentingan lagi karena statusnya sudah dipecat," kata Kristomei, saat ditemui di Gedung Yos Soedarso, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta, Senin (25/8/2025), dilansir dari Kompas.com.

Kristomei menyatakan, Satria juga sudah kembali menjadi masyarakat biasa setelah dipecat dari dinas militer.

"(Satria) sudah kembali menjadi masyarakat sipil biasa. Jadi, TNI tidak bertanggung jawab lagi untuk itu," ujar dia.

Rusia Tak Mau Peduli dengan Kondisi Satria Kumbara

Sementara itu, Pemerintah Rusia mengaku tak peduli dan tak ambil pusing dengan Satria Arta Kumbara.

Satria bergabung dengan pasukan Rusia untuk berperang dengan Ukraina atas keputusannya sendiri.

Dan tentunya, Satria juga harus siap dengan konsekwensi dari keputusannya itu.

Moskow bahkan mengaku tidak memiliki informasi apa pun tentang Satria Arta Kumbara dan bagaimana nasibnya saat ini.

Hal itu disampaikan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov. 

Tolchenov mengaku baru mengetahui informasi terkait Satria dari pemberitaan di Indonesia. 

Ia telah mengonfirmasikan kabar tersebut kepada atase pertahanan, yang juga mengaku tidak memiliki informasi apapun soal Satria.

Sergei Tolchenov juga menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta tidak pernah melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia.

“Saya menegaskan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia,” katanya di Jakarta, Rabu (20/8/2025), melansir Antara.

Meski begitu, ia mengamini bahwa orang asing bisa mendaftar menjadi Angkatan Bersenjata Rusia secara sukarela. 

“Personel profesional yang merupakan warga negara Rusia atau dalam beberapa kasus orang asing, bisa menandatangani kontrak (bergabung ke militer Rusia),” lanjutnya.

Namun, Tolchenov menegaskan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas semua konsekuensi yang dihadapi Satria di Indonesia akibat keputusannya itu. 

“Jika (Satria) Kumbara melanggar undang-undang Indonesia, hal itu adalah tanggung jawabnya sendiri,"

"Karena sebagai WNI, ia seharusnya paham apa yang bisa ia lakukan dan tidak,” ucap Tolchenov.

Sergei Tolchenov juga menyatakan bahwa pihaknya belum menerima permohonan bantuan apapun baik dari pemerintah Indonesia maupun dari Satria atau keluarganya untuk menyelesaikan masalah ini. 

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS 

Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM 

Berita Terkini