Namun, kini tanah miliknya dari pinggir jalan ke laut tinggal tersisa sekitar 80 meter lagi.
Dengan demikian, daratan yang telah menjadi lautan lebih dari 135 meter.
Menurutnya, ombak mulai mengganas terjadi 2020 lalu.
Sebagai upaya menahan laju abrasi dilakuan pemasangan cerucuk kayu serta goni berisi pasir pada tahun 2021 dan beberapa kali dilakukan setelahnya.
Sayang, tidak bertahan lama.
Gempuran ombak terlampau dahsyat.
Bukan lagi pantai yang hancur, rumah serta pondok wisata miliknya hancur.
Baca juga: Pembangunan Tanggul Penahan Ombak Pantai Pulo Sarok 132 Meter Kuras Anggaran Rp 12 Miliar
Akibat kejadian itu, usaha Ismail mengelola objek Wisata Danau Belibis tutup.
Enam orang karyawan yang selama ini membantunya berusaha dengan berat hati dirumahkan.
Sementara itu Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman di dampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Singkil Al Husni, Kepala Dinas PUPR Aceh Singkil Erwin Syahputra serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup datang ke lokasi.
Di lokasi, Hamzah menyatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, memberikan perhatian serius terhadap persoalan abrasi di pantai Pulo Sarok.
"Insya Allah tahun 2025 sudah dibangun tanggul," kata Hamzah.
Terpisah Kepala BPBD Aceh Singkil, Al Husni mengatakan tanggul penahan ombak yang akan dibangun tahun ini sepanjang 132 meter.
Dengan pagu anggaran sekitar Rp 12 miliar dari Badan Nasional Penggalangan Bencana (BNPB).
"Semula kami usulkan 400 meter yang diakomodir 132 meter," ujarnya.