ZIKRA NOPRITA, S.T., M.T., Dosen Fakultas Komputer dan Multimedia Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) dan alumnus Program Pascasarjana Teknik dan Manajemen Industri ITB, melaporkan dari Lhokseumawe
Di jantung Kota Lhokseumawe, tepatnya di depan hamparan waduk yang menyejukkan, berdiri sebuah satuan pendidikan yang tidak hanya menghasilkan tukang, tetapi juga calon pemimpin bengkel berjiwa tauhid. SMK Beringin Lhokseumawe, dengan dedaunan rimbun dan udara adem yang meneduhkan, lebih dari sekadar sekolah kejuruan. Ia adalah miniatur nyata dari cita-cita besar pendidikan Aceh yang digaungkan Prof Dr Apridar MSi: mencetak generasi beriman, berilmu, dan berakhlak, khususnya di bidang yang menjadi napas perekonomian masyarakat, yakni otomotif, khususnya sepeda motor.
Sejalan dengan visi strategis Prof Apridar yang menekankan pada tiga pilar pendidikan Aceh (tauhid, akhlak, dan ilmu bermanfaat), SMK Beringin telah bergerak jauh, bahkan mendahului kebijakan nasional.
Sekolah ini tidak hanya mengejar angka serapan industri yang memang sudah mengesankan dengan banyaknya alumni yang terserap di bengkel-bengkel ternana, bahkan sukses membangun usaha mandiri yang juga sekaligus membangun fondasi karakter yang kokoh. Mereka memahami bahwa menjadi mekanik andal di Aceh bukan hanya soal menguasai kunci inggris dan scanner ECU, melainkan juga tentang integritas, kejujuran, dan tanggung jawab yang bersumber dari akidah yang lurus dan akhlak mulia.
Pilar pertama
Tauhid sebagai landasan kerja dan kreativitas menegaskan bahwa tauhid bukan hafalan, melainkan inti dari seluruh aktivitas. Di bengkel praktik SMK Beringin, prinsip ini dihidupkan. Proses belajar mesin tidak dipisahkan dari kesadaran bahwa teknologi adalah ciptaan dan karunia Allah Swt.
Pembelajaran dimulai dan diakhiri dengan doa. Setiap keberhasilan memperbaiki kerusakan kompleks, setiap inovasi dalam modifikasi mesin, diarahkan untuk melahirkan rasa syukur, bukan kesombongan. Musala yang representatif di tengah lingkungan sekolah bukan hanya tempat shalat wajib, melainkan juga pusat pembinaan rohiah. Kegiatan muhasabah dan tadabur Al-Qur’an singkat sebelum praktik menjadi pengingat bahwa setiap murid adalah khalifah yang bertanggung jawab atas ilmu dan keterampilannya.
Data BPS Aceh 2023 yang menunjukkan 98 persen penduduk Aceh muslim bukanlah angka statis di sini, melainkan energi yang menggerakkan etos kerja berbasis iman. Menjadi mekanik yang bertauhid, berarti memahami bahwa memperbaiki kendaraan adalah bentuk ibadah dalam melayani sesama dengan amanah dan menghindari kecurangan seperti ‘mark-up’ harga atau penggantian suku cadang yang tidak perlu.
Pilar kedua
Pilar kedua ini bertumpu pada akhlak, jiwa pelayanan profesional. Tantangan membina akhlak di era digital seperti diungkap survei LPPM UIN Ar-Raniry (2022) dijawab SMK Beringin dengan pendekatan keteladanan dan lingkungan. Akhlak bukan mata pelajaran, melainkan napas keseharian. Guru-guru, selain kompeten di bidang otomotif, diharuskan menjadi teladan dalam sikap, tutur kata, dan disiplin. Menghormati senior di bengkel, bersikap santun, dan sabar pada pelanggan (yang diwujudkan dalam simulasi layanan), menjaga kebersihan tempat kerja, dan jujur dalam diagnosis kerusakan adalah nilai yang ditanamkan terus-menerus.
Kode etik berpakaian rapi dan sopan (sesuai syariat) diterapkan, mencerminkan profesionalisme seorang teknisi. Program ‘mentoring’ oleh guru dan ustaz, serta kerja sama dengan majelis taklim setempat, memberikan bimbingan rohani yang aplikatif dalam konteks dunia kerja. Penguatan karakter ini menjadi jenama (brand) lulusan SMK Beringin tidak hanya bisa memperbaiki motor, tetapi juga dipercaya karena integritasnya. Di tengah maraknya keluhan konsumen terhadap bengkel nakal, lulusan SMK Beringin yang berakhlak menjadi solusi nyata bagi masyarakat.
Pilar ketiga
Pilar ketiga ini diperkuat oleh ilmu yang bermanfaat dan kontekstual. Ini adalah denyut nadi SMK Beringin. Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor didesain bukan untuk belajar teori semata, melainkan untuk menjawab kebutuhan riil pasar. Kerja sama yang erat dengan industri otomotif terkemuka (seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki melalui program ‘teaching factory’ atau magang bersertifikat) memastikan kurikulum selalu ‘up to date’ dengan teknologi terbaru, mulai dari sistem injeksi elektronik hingga kendaraan listrik ringan.
Prestasi tingginya serapan alumni di industri dan dunia usaha (bengkel mandiri) adalah bukti nyata keberhasilan pilar ini. Mereka tidak hanya menjadi pekerja teknis, tetapi juga wirausaha yang mampu membuka lapangan kerja. Ilmu mereka bermanfaat secara langsung menghidupkan kendaraan warga, menunjang mobilitas ekonomi, dan menggerakkan roda usaha bengkel. Ini adalah bentuk konkret integrasi ilmu dunia (teknik otomotif) untuk kemaslahatan umat, sebagaimana diamanahkan dalam konsep Islam.
Meskipun Indeks Literasi Digital Aceh masih di tengah papan (Kominfo 2023), SMK Beringin berupaya memacu literasi digital siswa dalam diagnosis mesin berbasis ‘software’ dan manajemen bengkel digital.