Berita Banda Aceh

Kisah Pemuda Lembah Seulawah, dari Ayam Guling Meraih Sarjana USK dan Sekolahkan Adik

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAMPAIKAN PIDATO - Riski Maulana, pemuda dari Gampong Lamtamot, Lembah Seulawah, Aceh Besar saat berpidato dalam wisuda USK, Rabu (27/8/2025).

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Jalan hidup manusia memang telah digariskan berbeda-beda satu dengan lainnya.

Ada yang jalan mendatar bak di sirkuit, tapi ada juga yang penuh jalan terjal dengan dihantui keinginan menyerah.

Begitulah kisah yang dialami oleh Riski Maulana, pemuda dari Gampong Lamtamot, Lembah Seulawah, Aceh Besar.

Rabu (27/8/2025), ia menapaki salah satu pencapaian dan ujung dari perjuangan beratnya, yaitu diwisuda sebagai sarjana dari Universitas Syiah Kuala (USK).

Riski, anak seorang petani di kaki Gunung Seulawah, yang saat ia memasuki bangku kuliah, ayahnya semakin tua dan berat untuk membiayai kuliahnnya.

"Anak buruh tani bisa jadi apa?" Pertanyaan itu bukan hanya datang dari bisik-bisik lingkungan sekitar, tetapi juga menjadi tantangan yang harus dijawab Riski Maulana.

Namun dibalik banyak keraguan, ia memasang tekad yang kuat agar tatap bisa sarjana. 

Namun tanggung jawab terhadap adik-adiknya juga tidak bisa ia bebankan ke orang tua yang kian menua.

Sehingga di tengah perkuliahan, ia merelakan tak bisa menikmati masa-masa berkumpul dengan teman dan kesibukan ala mahasiswa-mahasiswa kampus.

Baca juga: USK Wisudakan 3.132 Lulusan, 40 Persen Lulus Cumlaude

Ia merintis usaha sambil berkuliah. Satu motvasinya, ada tiga adik yang harus ia pastikan pendidikannya dan seorang ayah yang kian menua.

Di sela-sela kesibukan di Program Studi Teknik Pertanian, ia merancang masa depan di sebuah bengkel.

Idenya sederhana, namun belum pernah ada di Aceh: Ayam Guling Aceh. Ia sadar, untuk mengubah nasib keluarga buruh taninya, ia harus berani bertaruh.

Perjalanan ini penuh dengan lika-liku yang menguji mental. Saat ia mencari tukang las untuk merakit mesin pemanggang, tak satupun bengkel berani mengambil risiko.

"Tukang di luar sana menolak membuatnya karena belum ada contoh," kenangnya.

Tanpa pilihan, ia dan teman-temannya harus merakit mesin itu sendiri, bermodalkan video-video dari internet. Panas, lelah, dan rasa putus asa sering kali datang, namun tekadnya lebih kuat.

Halaman
123

Berita Terkini