SERAMBINEWS.COM - Fakta baru dari kasus kematian warga Desa Beleke Kecamatan Gerung Lombok Barat Nurminah (27) yang dibunuh kekasihnya Imam Hidayat (29) terungkap.
Imam Hidayat (31), warga Perumahan Griya Perembun Asri, Desa Perampuan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan pacar, N (27).
Kasus pembunuhan dilakukan di rumahnya di Perumahan Griya Perembun Asri pada Minggu (10/8/2025).
N sempat dilaporkan hilang selama 13 hari dan ditemukan tewas di dalam sumur rumah Imam Hidayat.
Kondisi jasad dicor di dalam sumur sedalam tiga meter dengan kepala berada di bawah.
Korban merupakan janda anak satu yang tinggal di Desa Beleke, Kecamatan Gerung, Lombok Barat.
Jarak rumah korban ke rumah tersangka sekitar 9 kilometer atau menempuh perjalanan sekitar 20 menit menggunakan sepeda motor.
Korban dan tersangka menjalin asmara sejak tiga tahun lalu dan berencana menikah.
Berdasarkan keterangan tersangka, motif pembunuhan karena N masih berkomunikasi dengan mantan pacar melalui media sosial.
Tersangka yang seorang duda mengajak N ke rumahnya dan telah merencanakan pembunuhan.
Kasatreskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, menerangkan korban tiba di rumah tersangka sekitar pukul 08.00 WITA dan terlibat cekcok pukul 12.00 WITA.
"Pelaku yang sudah dikuasai emosi tidak dapat menahan diri," tuturnya, dikutip dari TribunLombok.com.
Baca juga: Sosok Nurminah, Pekerja Warung Sate di Lombok Tewas Dicor di Rumah Kekasih, Padahal Mau Menikah
Imam Hidayat memukul korban berulang kali dan menembaknya hingga tewas.
Untuk menyembunyikan kasus pembunuhan, jasad dimasukkan ke sumur yang berada di area dapur.
"Kemudian ditimbun dengan campuran pasir dan semen hingga tertutup rapat," terangnya.
Sejumlah barang bukti yang diamankan yakni senapan, proyektil, celana pendek jeans, celana panjang legging, celana dalam, kain sarung, dan selimut tidur milik korban.
Selama ini tetangga tersangka tak mencium bau karena sumur dicor berlapis-lapis.
Tersangka langsung melarikan diri dan ditangkap di rumah orang tuanya di Mataram, NTB.
Akibat perbuatannya, tersangka dapat dijerat tiga pasal sekaligus, yaitu Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, atau Pasal 351 Ayat (3) KUHP tentang Penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
"Proses penyidikan akan terus dilanjutkan hingga tahap pelimpahan berkas dan tersangka ke Kejaksaan," sambungnya.
Baca juga: FAKTA Nurminah Tewas Dicor Kekasihnya Imam, Tumpukan Pasir Jadi Petunjuk, Ini Pengakuan Pelaku
Kirim Pesan Palsu ke Keluarga Korban
Imam mengambil handphone korban dan mengirim pesan palsu ke keluarga yakni "Saya mau berangkat ke Singapura bersama teman-teman".
Hal itu dilakukan untuk menyembunyikan kematian korban.
Jasadnya ditemukan 13 hari kemudian dalam kondisi membusuk di dalam sumur.
Kakak sepupu korban, Ahmad Ridwan, menerangkan pelaku sering melakukan kekerasan ke korban selama pacaran.
“Dia itu pacar yang posesif. Pernah sampai menampar Nurminah di tempat kerja."
"Belum lagi ancaman-ancaman mengarah ke teror yang dilakukan lewat WA atau telepon, bahkan ada kata-kata ingin membunuh,” paparnya, Senin (25/8/2025).
Meski mendapat perlakuan kasar, korban memilih bertahan menjalin hubungan dengan pelaku.
“Kami sering dengar dia diancam akan dibunuh. Ternyata benar-benar dilakukan. Ini bukan tiba-tiba, tapi jelas sudah direncanakan,” imbuhnya.
Pesan palsu yang dikirim pelaku ke keluarga korban menunjukkan pembunuhan telah direncanakan.
“Kalau orang gila tidak mungkin bisa merencanakan begini. Ini jelas terencana. Kami minta hukuman mati, biar dia juga kehilangan nyawa seperti adik kami,” tandasnya.
Korban Kerap Terima Teror dari Kekasih
Kakak sepupu korban Ahmad Ridwan mengungkapkan korban Nurmimah selama ini kerap menerima perlakuan kasar dari pelaku.
Mulai dari ancaman melalui pesan singkat, telepon, hingga tindak kekerasan secara langsung.
“Dia itu pacar yang posesif. Pernah sampai menampar Nurminah di tempat kerja. Belum lagi ancaman-ancaman mengarah ke teror yang dilakukan lewat WA atau telepon, bahkan ada kata-kata ingin membunuh,” ucap Ridwan, Senin (25/8/2025).
Kekerasan tersebut sudah lama menjadi kekhawatiran keluarga. Namun, Nurminah yang masih berhubungan dengan pelaku memilih untuk bertahan.
Ridwan menegaskan, ancaman itu kini terbukti yang berakibat pada kematian Nurminah.
“Kami sering dengar dia diancam akan dibunuh. Ternyata benar-benar dilakukan. Ini bukan tiba-tiba, tapi jelas sudah direncanakan,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, pelaku juga diduga sengaja menyusun skenario untuk menghapus jejak kejahatannya.
Pada Minggu (10/8/2025) sore 17.00 WITA, ponsel Nurminah mengirim pesan WhatsApp kepada keluarga, seolah-olah akan berangkat ke Singapura bersama beberapa temannya.
Pesan itu bahkan menyebut bahwa motor milik Imam Hidayat dijual untuk biaya keberangkatan Nurminah.
Namun, hasil penyidikan kepolisian mengungkap bahwa Nurminah sudah tidak bernyawa sejak pukul 12.00 WITA di hari yang sama.
Keluarga yang syok dengan kenyataan ini menegaskan bahwa pelaku harus dijerat dengan pasal pembunuhan berencana dan dihukum seberat-beratnya.
“Kalau orang gila tidak mungkin bisa merencanakan begini. Ini jelas terencana. Kami minta hukuman mati, biar dia juga kehilangan nyawa seperti adik kami,” demikian Anwar, sepupu korban lainnya.
Terungkapnya Kasus
Kepala Desa Perampuan M Zubaidi mengatakan, sejak korban dikabarkan hilang, kondisi rumah pelaku selalu sepi dan tidak pernah terlihat aktivitas apapun.
"Orangnya tidak pernah ditahu keberadaan, pintu rumah tertutup, tidak pernah nyala lampu," kata Zubaidi, Sabtu (23/8/2025).
Menurut keterangan warga kata Zubaidi, pelaku bekerja serabutan di toko bangunan. Namun belakangan bekerja sebagai tukang parkir.
"Belakangan mengelabui diri sebagai tukang parkir di wilayah Mataram," kata Zubaidi.
Sementara korban inisial N (27) ini merupakan warga Desa Beleka, Kecamatan Gerung yang sehari-hari bekerja di warung sate Desa Labuapi.
Antara korban dan pelaku ini merupakan sepasang kekasih, dengan status janda dan duda. Menurut informasi mereka akan menikah dalam waktu dekat.
"Mereka sempat cekcok, habis itu lah ditanam," kata Zubaidi.
Korban dicor di dalam sumur kedalaman tiga meter.
Kepala Desa Perampuan M Zubaidi mengatakan, saat korban diangkat dari sumur sedalam tiga meter tersebut sudah dalam kondisi membengkak serta mengeluarkan bau.
"Belum hancur, cuma membengkak, kemungkinan baru empat sampai lima hari di buang," kata Zubaidi.
Ia mengungkapkan saat ditemukan korban dalam posisi kepala di bawah dan kaki di atas tanpa sehelai benang yang menempel di badan.
Zubaidi mengatakan, korban berhasil diangkat dari sumur sedalam tiga meter dengan kondisi telanjang dan badan sudah membengkak.
"Belum hancur, cuma membengkak, kemungkinan baru empat sampai lima hari dibuang," kata Zubaidi.
Tetangga pelaku Fuad mengaku tidak pernah mendengar suara mencurigakan dari samping rumahnya itu.
Ia bahkan tidak mengetahui kalau pelaku IM ini sudah bercerai dengan istrinya dan memiliki hubungan asmara dengan korban.
"Tidak ada (mencurigakan), saya baru tahu setelah membaca artikel di berita. Karena setahu saya dia (IM) sudah beristri dan memiliki anak tetapi kenapa yang dibunuh kekasih," kata Fuad, Sabtu (23/8/2025).
Fuad mengaku tidak pernah melihat korban NU datang ke rumah pelaku.
Bahkan sejak beberapa bulan terakhir, IM tidak pernah terlihat di rumahnya itu.
"Sudah lama tidak kelihatan," kata Fuad.
Korban dilaporkan hilang setelah meninggalkan rumah pada 10 Agustus 2025.
Baca juga: Berstatus Lokasi Proklim, Kampung Kesehatan Dikunjungi Kementerian Lingkungan Hidup
Baca juga: Besok, Mantan Bupati Aceh Timur Rocky Dipanggil Kejari, Dugaan Kasus Korupsi Brata Maju
Baca juga: Kenapa Noel Sembunyikan 4 Handphonenya di Plafon Rumah? KPK akan Minta Klarifikasi
Sebagian artikel telah tayang di TribunLombok.com