Kesehatan

Kenapa Anak Muda Makin Banyak yang Kena Penyakit Jantung? Ini 3 Faktornya

Gaya hidup modern yang serba instan dan minim aktivitas fisik disebut menjadi penyebab utamanya.

Editor: Amirullah
freepik
Ilustrasi hipertensi 

SERAMBINEWS.COM - Penyakit jantung selama ini dikenal sebagai penyakit yang kerap menyerang orang lanjut usia.

Namun kini, pola tersebut mulai berubah. Kasus penyakit jantung pada anak muda terus meningkat dan menjadi perhatian serius di dunia medis.

Dokter dan peneliti menemukan bahwa penyakit jantung kini banyak menyerang usia produktif, bahkan mereka yang baru berumur 20 hingga 30-an tahun.

Gaya hidup modern yang serba instan dan minim aktivitas fisik disebut menjadi penyebab utamanya.

Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Efek rokok

Nikotin dan karbon monoksida dari rokok menyerang pembuluh darah.

Zat tersebut meningkatkan detak jantung, dan tekanan darah.

Seiring waktu, terjadi penebalan dan pengerasan arteri akibat penumpukan kolesterol, yang disebut aterosklerosis.

Ketika arteri menyempit dan kaku, gumpalan darah lebih mudah terbentuk.

Inilah kemudian yang menjadi faktor risiko stroke dan serangan jantung.

Ya, kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan stroke, gangren pada anggota tubuh, dan tentu saja, kanker.

Mungkin ada yang mengira bahwa dampak buruk rokok hanya terjadi pada perokok berat.

Padahal, faktanya orang yang merokok ringan, hanya satu atau dua batang rokok, juga memiliki risiko tinggi.

Perokok pasif juga sama berbahayanya. 

Berhenti merokok memang membuat perbedaan besar dalam kesehatan, namun tidak membuahkan hasil instan.

Dibutuhkan sekitar 10 hingga 15 tahun setelah berhenti merokok agar risiko penyakit jantung turun ke tingkat yang sama dengan seseorang yang tidak pernah merokok.

Itulah mengapa lebih baik berhenti sekarang daripada menunggu.

Baca juga: Daftar Makanan yang Buruk dan Baik untuk Hipertensi, Perbayak Makan Ini, Kurangi Yang Ini

2. Obesitas

Obesitas adalah faktor risiko penyakit jantung yang mudah terabaikan, padahal efeknya fatal.

Berat badan berlebih membuat jantung harus memompa lebih keras.

Seiring waktu, otot jantung menebal.

Kondisi yang disebut hipertrofi ini pada akhirnya membuat jantung lebih rentan.

Obesitas juga meningkatkan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol.

Masing-masing juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung.

Jika ketiganya terjadi berbarengan dengan obesitas, risiko penyakit jantung tentu saja semakin meningkat.

Orang yang kelebihan berat badan juga lebih mungkin mengalami sleep apnea.

Kondisi ini juga membebani jantung.

Jeda napas yang berulang menyebabkan stres pada tubuh, seperti lonjakan tekanan darah dan detak jantung, serta penurunan kadar oksigen secara terus-menerus.

Tidak berhenti di situ.

Obesitas meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur, seperti fibrilasi atrium, yang dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung.

3. Kebanyakan duduk

Orang yang duduk lebih dari delapan jam sehari memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah jantung.

Kurang gerak melemahkan tubuh, memperlambat sirkulasi, dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung.

Itulah sebabnya muncul ungkapan "duduk adalah kebiasaan merokok yang baru."

Keduanya sama-sama bisa menimbulkan dampak fatal bagi kesehatan.

Baca juga: Anda Sedang Diet? Usahakan untuk Memperbanyak Serat dan Protein, Bikin Berat Badan Mudah Turun

Komplikasi

Masing-masing hal yang diuraikan dalam artikel ini dapat menyebabkan masalah jantung.

Namun bagaimana jika hal ini terjadi bersamaan?

Misalnya, ketika perokok memiliki diabetes atau tekanan darah tinggi.

Risikonya tidak hanya bertambah, tetapi berlipat ganda.

Alih-alih dua kali lipat, risikonya menjadi empat kali lipat

 

Artikel ini telah tayang di TribunHealth.com dengan judul 3 Faktor yang Membuat Penyakit Jantung Makin Banyak Terjadi pada Anak Muda

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved