Kisah Inspiratif
Dari Mesin ke Desain: Jejak Sukses Khairul Fajri, Insinyur Aceh yang Bangun Brand Fashion Sendiri
Di tangannya, sebuah penghargaan bergengsi Serambi Ekraf Awards 2025 diserahkan langsung oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Jalan Teuku Nyak Makam, Lampineung, Banda Aceh, tak hanya menjadi saksi bisu aktivitas perkantoran yang padat, tetapi juga pusat kreativitas yang mengubah pandangan banyak orang tentang fashion.
Di sebuah ruko sederhana, seorang pria dengan senyum ramah menyambut setiap pengunjung.
Ia adalah Khairul Fajri, sosok di balik brand fashion lokal ternama, Ija Kroeng.
Kisahnya adalah narasi nyata tentang keberanian, kreativitas, dan tekad kuat seorang insinyur mesin yang nekat banting setir menjadi desainer, membawa budaya lokal Aceh naik kelas ke panggung global.
Pada malam Jumat (29/8/2025) itu, sorot lampu panggung menyorot pria berusia 45 tahun itu.
Di tangannya, sebuah penghargaan bergengsi Serambi Ekraf Awards 2025 diserahkan langsung oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya.
Penghargaan ini menjadi pengakuan atas dedikasinya dalam mengembangkan subsektor fesyen melalui inovasi sarung.
Baca juga: Ija Kroeng, Produk Celana Kain Sarung untuk Kelas Pebisnis, Remaja, dan Anak-anak
Ia berhasil mengubah kain sarung tradisional menjadi produk mode modern dan minimalis yang digemari kaum milenial.
Lebih dari itu, Khairul sukses membawa kearifan lokal Aceh ke panggung nasional dan global, dengan brand Ija Kroeng yang kini dikenal hingga Paris dan Dubai.
Awal mula sebuah "Kegelisahan"
Jauh sebelum namanya dikenal di industri kreatif, Khairul adalah seorang insinyur mesin berpengalaman.
Selama hampir 13 tahun, ia berkecimpung di sektor migas dan pengolahan limbah.
Namun, di balik seragam proyeknya, ada kegelisahan terhadap budaya lokal yang seolah tertinggal.
Pada 2010, saat masih bekerja di Jakarta, ia mulai membuat sarung polos untuk dirinya sendiri, sebagai cara untuk tetap terhubung dengan identitas Aceh tanpa terlihat kuno.
Dari keisengan itu, muncul sebuah gagasan. Teman-teman di sekitarnya tertarik dan meminta dibuatkan.
Tanpa disadari, Khairul sedang melakukan riset pasar kecil-kecilan.

Baca juga: Inovasi Sarung Jadi Tren Fashion, Khairul Fajri Owner Ija Kroeng Raih Serambi Ekraf Awards 2025
Ia melihat peluang besar di segmen yang kosong: kaum muda.
"Ija Kroeng atau kain sarung bukan hal baru, tapi persoalannya belum ada brand yang menyasar kaum muda," tutur pria asal Kota Banda Aceh tersebut.
Dari sinilah, ia memutuskan untuk terjun total.
Membangkitkan budaya lewat karya
Pada 2015, Khairul secara resmi mendirikan Ija Kroeng.
Nama lokal ini dipilih secara sengaja untuk memperkuat misi utamanya.
Tujuannya, mengampanyekan kembali budaya bersarung di kalangan milenial.
Ia menyadari bahwa anak muda cenderung mengadopsi westernisasi.
Dengan brand yang menggunakan nama lokal, Khairul ingin membangkitkan kebanggaan terhadap budaya sendiri dan membawanya ke tingkat global.
Strateginya sederhana namun cerdas.
Ia tidak menciptakan motif atau tekstil baru, melainkan menafsirkan ulang kearifan lokal yang sudah ada di Aceh.
Ia melakukan riset mendalam hingga ke Museum Aceh, mempelajari motif-motif historis seperti Pintu Aceh dan pucuk rebung.
Motif-motif itu kemudian ia sulap menjadi desain modern, minimalis, dan kekinian, menjawab permintaan pasar yang menginginkan sarung yang "keren" dan tidak "kuno."
"Saya coba tawarkan, 'uhh gini keren juga ya kalau Pintu Aceh dibuat gini,' atau 'ohh keren juga ya kalau pucuk rebung bisa diginikan'," ungkapnya.

Pendekatan ini memberinya banyak pilihan desain yang bisa disesuaikan dengan segmen pasar.
Ia menegaskan bahwa inovasi yang dilakukannya bukan sekadar meniru dari internet.
"Kalau ditanya, apa yang membedakan kita dengan yang lain? Kita punya riset," tegasnya.
Baginya, semua karyanya tetap tidak keluar dari identitas Aceh karena masih banyak sekali kearifan lokal yang belum terjamah dan menunggu untuk dieksplorasi.
"Membuat diferensiasi produk dengan motif dan konsep yang unik, menggabungkan kearifan lokal Aceh dengan tren nasional dan global, serta menyesuaikan produk dengan karakteristik pasar pria muda usia 16-46 tahun," jelas Khairul.
Baca juga: T Irwan Djohan : Ija Kroeng Jadi Inspirasi Bagi UMKM yang Lain
Menembus batas lokal dan global
Dedikasi Khairul Fajri dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Aceh tak hanya sebatas omongan.
Ija Kroeng yang berawal dari keisengan kini berhasil menembus pasar nasional dan bahkan global.
Brand ini telah wira-wiri di berbagai ajang bergengsi seperti Jakarta Muslim Fashion Week, hingga melenggang di panggung fashion show di Paris dan Dubai.
Pada 2023, Ija Kroeng menjadi satu-satunya brand dari Aceh yang terpilih sebagai anggota Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) dan dinobatkan sebagai finalis terbaik.

Melalui Ija Kroeng, Khairul membuktikan bahwa produk lokal dengan sentuhan inovatif mampu bersaing di panggung internasional.
Ini adalah bukti nyata bahwa keunikan dan kualitas dapat menjadi kekuatan utama.
Tak heran, keberhasilannya ini diganjar Serambi Ekraf Awards 2025 atas dedikasinya mengangkat subsektor fesyen dan budaya lokal.
Harapan masa depan untuk industri fesyen Aceh
Meski telah meraih berbagai penghargaan, Khairul tak berhenti berinovasi.
Ia kini memiliki visi besar untuk mengembangkan industri fesyen Aceh dari hulu ke hilir.
Ia bertekad menghidupkan kembali industri ulat sutra dan memproduksi bahan baku sendiri.
Ia juga secara intensif membangun sumber daya manusia dengan membuat program magang untuk melatih tenaga kerja profesional yang loyal.
Baca juga: Produk Ija Kroeng Digandrungi Kaum Milenial
"Saya optimis, dengan pengembangan SDM yang terstruktur dan pendidikan fashion yang sudah mulai dijalankan, Aceh bisa menjadi pemain penting di industri fashion nasional bahkan global," pungkasnya.
Kisah Khairul Fajri adalah pengingat bahwa perubahan profesi ekstrem bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru yang penuh makna.
Ia tak hanya membangun sebuah brand, tetapi juga menghidupkan kembali budaya, satu sarung modern dalam satu waktu.
Beberapa penghargaan yang diterima Kahirul Fajri melalui brandnya:
- Member of Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) Kemenparekraf 2023
- Participant of Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) Kemendag 2022.
- Member of Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) Bank Indonesia 2020.
- Participant of Designer Dispatch Service Program (DDS) Kemendag 2017.
- Winner of Inotek Sampoerna 2017.
- Member of Indonesian Fashion Chamber (IFC).
- Marketer of The Year 2016 MarkPlus Institute.
Beberapa keikutsertaan even:
- La Mode La Sur Seine Indonesian Fashion Chamber (IFC), Paris
- Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Jakarta: 2019, 2021 & 2022
- Dubai Expo 2022
- Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022 & 2023
- Muslim Fashion Festival (Muffest) di Jakarta 2018 & 2023
- Lombok International Modest Fashion Festival (LIMOFF) 2023
- Batam Jazz Fashion Festival 2023
- Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) Jakarta 2023
- Penang International Halal Expo 2023
- Trade Expo Indonesia (TEI) 2025
- Karya Kreatif Indonesia 2018 & 2022.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI
Kisah Ivan Gunawan, Tiap Subuh Sisihkan Rp4 Juta untuk Makan 200 Orang |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Hadi Ramnit, Putra Bireuen yang Sukses Jadi Sutradara Lokal Karya Berkelas Nasional |
![]() |
---|
Pensiunan BUMN Tiba di Aceh Setelah Bersepeda 36 Hari dari Jakarta, Puji Kebaikan Polisi dan Warga |
![]() |
---|
Viral Rafael Anak Tukang Sayur Lolos Akpol 2025, Punya Kebiasaan Bangun Pagi, Lari 3 KM 12 Menit |
![]() |
---|
Kisah Aulia Al Farabi, Pemuda Aceh yang Tempuh 90 Hari ke Tanah Suci Naik Sepeda ‘Kodama’ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.