Sekolah Tanpa Murid

Sekolah Terancam Tutup, LANA Desak Perubahan di Dunia Pendidikan

Menurutnya, kepala sekolah dan tenaga pendidik harus memiliki sikap proaktif dan ide-ide kreatif agar sekolah menjadi lebih menarik...

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBI/SA'DUL BAHRI
Ketua LANA, Teuku Laksamana. Sekolah Terancam Tutup, LANA Desak Perubahan di Dunia Pendidikan. 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Lembaga Aspirasi Nasional Atjeh (LANA) menyoroti fenomena sejumlah sekolah di Aceh Barat yang masih aktif namun kekurangan siswa. Kondisi ini dinilai memprihatinkan dan menjadi alarm bagi dunia pendidikan di daerah tersebut.

Ketua LANA, Teuku Laksamana, kepada Serambinews.com, Selasa (16/9/2025), menegaskan perlunya langkah konkret dari para kepala sekolah dan guru untuk menghidupkan kembali sekolah yang nyaris kosong dan yang kosong jika masih memungkinkan.

Menurutnya, kepala sekolah dan tenaga pendidik harus memiliki sikap proaktif dan ide-ide kreatif agar sekolah menjadi lebih menarik dan diminati oleh masyarakat.

“Kepala sekolah dan guru perlu ditempatkan dari kalangan yang tidak pasrah dengan keadaan, tapi justru berinovasi untuk membuat sekolah mereka hidup kembali. Harus ada usaha maksimal di tengah masyarakat agar sekolah punya daya tarik dan mutu pendidikan yang layak,” ujar Teuku Laksamana.

Ia juga mendesak Dinas Pendidikan setempat untuk serius menanggapi kondisi ini. Bila perlu, kepala sekolah yang dinilai tidak aktif atau kurang peduli terhadap perkembangan sekolah harus segera dievaluasi dan digantikan dengan sosok yang lebih kompeten.

“Kita tidak ingin sekolah-sekolah yang sudah lama berdiri malah tutup hanya karena tidak memiliki siswa atau tidak memenuhi standar proses belajar mengajar,” tambahnya.

Baca juga: Disdik Aceh Barat Ungkap Sekolah Aktif Tanpa Murid Berpotensi Ditutup

Lebih lanjut, Teuku Laksamana menjelaskan bahwa rendahnya jumlah murid di beberapa sekolah, bahkan sudah ada yang kosong bukan semata-mata karena faktor jumlah anak usia sekolah yang minim, tetapi juga karena kurangnya kualitas dan daya tarik dari sekolah itu sendiri.

“Kadang masyarakat enggan menyekolahkan anaknya di sekolah yang dekat rumah karena merasa tidak ada jaminan kualitas. Tapi kalau ada edukasi yang tepat dan program-program menarik, masyarakat pasti akan percaya dan mau menyekolahkan anaknya di sana,” ujarnya.

LANA berharap, dengan dorongan ini, setiap elemen pendidikan bisa bekerja sama dalam meningkatkan mutu dan citra sekolah, agar tidak hanya sekedar berdiri, tapi juga benar-benar menjadi tempat belajar yang hidup dan bermutu.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved