Berita Banda Aceh

Tumpahan CPO Bahayakan Pengendara Jalan Nasional di Aceh

Ngoh Wan menyoroti kejadian berulang tumpahan minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Aceh belakangan ini.

|
Penulis: Muhammad Hadi | Editor: mufti
For Serambinews
Anggota DPR Aceh, Munawar AR 

 "Karena kejadian tumpahnya CPO ini terjadi berulang kali di berbagai tempat. Makanya kedepan tidak boleh lagi terjadi kondisi begini yang membahayakan masyarakat di jalan raya," Munawar, Anggota DPRA

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota Komisi IV DPRA bidang Pembangunan dan Tata Ruang, Munawar Ar atau Ngoh Wan menyoroti kejadian berulang tumpahan minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Aceh belakangan ini cukup mengkhawatirkan.

Karena tumpahan CPO di jalan raya menyebabkan terjadi kecelakaan bagi pengendara.

Kejadian yang berulang di berbagai lokasi membahayakan penguna jalan karena berujung luka ringan, luka berat hingga kehilangan nyawa. Masalah ini harus segera ditangani dengan serius supaya tidak bertambahnya jatuh korban lagi.

Ngoh Wan heran karena kejadian tumpahnya CPO berulang terjadi di Aceh. Bila muatan lebih hingga menyebabkan CPO tumpah, maka harus dikurangi hingga tidak tumpah lagi.

Selain itu, bila ada kebocoran di tangki, maka harus segera ditutupi agar tak tumpah CPO atau harus ada pergantian dengan tangki baru.

 "Karena kejadian tumpahnya CPO ini terjadi berulang kali di berbagai tempat. Kasihan pengendara lain yang mengalami kecelakaan akibat tumpahnya CPO di jalan.

Makanya kedepan tidak boleh lagi terjadi kondisi begini yang membahayakan masyarakat di jalan raya," harap Ngoh Wan yang juga Ketua Fraksi PKB DPRA.

Disisi lain, Ngoh Wa juga mempertanyakan mengapa sangat sering terjadi tumpahan CPO di jalan raya.

Padahal Pertamina juga menggunakan tangki saat mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) ke berbagai tempat di Aceh. Artinya ini ada masalah dengan armada yang membawa CPO di Aceh. 

"Polda Aceh harus menindak tegas sopir dan pemilik truk tangki yang menyebabkan tumpahan CPO karena membahayakan pengguna jalan.

Pelaku dapat dijerat dengan Pasal 277 dan 307 UU No. 9 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penegakan hukum ini demi menyelamatkan banyak nyawa yang berhak merasakan kenyamanan di jalan raya," tegas Ngoh Wan.

Baca juga: Gerak Senyap Ngohwan, Tinjau Rumah Masyarakat Miskin Belum Teraliri Listrik di Aceh Besar

Ngoh Wan mengatakan, harapan untuk menertibkan truk tangki yang menyebabkan tumpahnya CPO di jalan bukan tanpa alasan.

Karena beberapa waktu lalu Muhammad Tri Fajar dari Tim Rumoh Aspirasi Ngohwan melakukan kunjungan ke salah satu korban kecelakan akibat tumpahan CPO di Bundaran Lambaro, Ingin Jaya, Aceh Besar.

Informasi ini diterima melalui akun medos tiktok Lapor Ngohwan bahwa ada korban kecelakan akibat tumpahan CPO.

Korban Bella (21) mahasiswi FH USK warga Matai, Montasik, Aceh Besar. Korban lain Intan (21) mahasiswi FKIP USK, warga Piyeung Kuweu, Montasik, Aceh Besar. 

"Biasanya tumpahan CPO di lintas barat selatan Aceh, kini tumpahan CPO terjadi di Bundaran Lambaro  yang ramai dilalui pengendara.

Analisa kita bisa jadi muatan CPO melebihi tonase atau alat pengaman tanki yang bermasalah. Hal ini tentu merugikan masyarakat, korban tidak tau mengadu ke mana. Apalagi korban terus berjatuhan akibat tumpahan CPO," ujar Ngoh Wan.

Yang lebih memprihatinkan, kata Ngoh Wan, sebelumnya, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Aceh saat dijabat Safuadi pernah mengungkapkan bahwa selama ini Aceh setiap tahunnya rugi Rp 372 miliar akibat proses ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak mentah sawit yang dilakukan lewat pelabuhan di Sumatera Utara (Sumut).

 "Ini sangat miris, sudah rugi setiap tahun akibat ekspor via Sumut, lalu jalan yang rusak dilalui truk CPO justru di Aceh dan ditambahkan lagi tumpahan CPO yang membahayakan masyarakat Aceh," ujarnya.(adi)

 

Lokasi Sering Tumpah CPO

Anggota Komisi IV DPRA, Munawar Ar atau Ngoh Wan mengatakan, biasanya lokasi-Lokasi tumpahan CPO di Aceh, seperti di Gunung Kapur, Trumon Tengah (Aceh Selatan).

Tumpahan terjadi beberapa kali, termasuk pada Juli dan Desember 2024. Sering menyebabkan kecelakaan dan kemacetan panjang. 

 

Kasus serupa kerap terjadi tumpahan CPO di Gunung Paro, Aceh Besar. Lokasi lain yang disebut sering mengalami tumpahan CPO di Desa Sawang, Setia Bakti (Aceh Jaya). Bahkan tumpahan pada November 2024 menyebabkan kecelakaan beberapa kendaraan.

Petugas melakukan upaya pembersihan di lokasi tumpahan minyak CPO di Desa Seumadam, Aceh Tamiang, Kamis (10/4/2025) malam.
Petugas melakukan upaya pembersihan di lokasi tumpahan minyak CPO di Desa Seumadam, Aceh Tamiang, Kamis (10/4/2025) malam. (IST)

Kemudian Jalan Bakongan, Aceh Selatan. Insiden berulang, warga menyebut sudah “sangat banyak korban” dan meminta jalur alternatif

"Minyak CPO tumpah ke badan jalan juga pernah terjadi di Saree, Lembah Seulawah dan Geurutee menyebabkan kondisi licin dan berbahaya bagi pengendara. Bahkan akibat tumpahan CPO menyebabkan kecelakaan beberapa kendaraan roda dua dan satu mobil yang terperosok ke jurang.

Petugas Damkar dan polisi dikerahkan untuk membersihkan jalan dan mengatur lalu lintas. Kejadian ini disebut sebagai persoalan berulang yang sudah sering terjadi," ujarnya.

"Makanya ada usulan agar pemerintah daerah membuat peraturan atau menyediakan jalur alternatif agar truk CPO tidak lagi melintasi kawasan berbahaya tersebut.

Kalau pun melintas pada malam hari, maka harus dipastikan tidak ada kebocoran pada tangki truk sebelum berangkat," ujar Ngoh Wan.(adi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved