Berita Subulussaalam

Tak Kunjung Diperbaiki, Tanjakan Singgersing dan Kedabuhan di Subulussalam Jadi Kuburan Kendaraan

“Dalam setahun bisa mencapai ratusan kendaraan yang jungkir balik di lokasi ini. Tapi sampai sekarang tidak ada perbaikan yang serius.

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
KENDARAAN TERBALIK – Dua kendaraan berbeda terbalik akibat tergelincir saat menaiki tanjakan Singgersing, Subulussalam. Insiden ini terjadi beberapa waktu lalu. 

“Dalam setahun bisa mencapai ratusan kendaraan yang jungkir balik di lokasi ini. Tapi sampai sekarang tidak ada perbaikan yang serius. Lokasi ini seakan-akan udah jadi kuburan kendaraan,” ujar Jaminuddin, kepada Serambinews.com, Kamis (18/9/2025).

Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kondisi jalan nasional lintasan Subulussalam yang berbatasan dengan Pakpak Barat, Sumatera Utara, kian memprihatinkan.

Sejumlah titik rawan kecelakaan, terutama di Tanjakan Singgersing dan Kedabuhan, telah menelan banyak korban kendaraan bahkan nyawa pengguna jalan.

Ketua DPD NasDem Kota Subulussalam, Jaminuddin, mengungkapkan sedikitnya terdapat 10 titik rawan di lintasan tersebut.

Dari pantauan pihaknya bersama laporan sopir, dalam sepekan terakhir saja tercatat lima kendaraan jatuh, terpeleset, dan tabrakan di kawasan Tanjakan Kedabuhan, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan, serta Tanjakan Singgersing 1 dan 2 di Kecamatan Sultan Daulat.

“Dalam setahun bisa mencapai ratusan kendaraan yang jungkir balik di lokasi ini. Tapi sampai sekarang tidak ada perbaikan yang serius. Lokasi ini seakan-akan udah jadi kuburan kendaraan,” ujar Jaminuddin, kepada Serambinews.com, Kamis (18/9/2025).

Ia menilai, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh perlu segera melakukan langkah konkret, seperti audit keselamatan jalan dan perbaikan struktur tanjakan dengan metode cut and fill agar lebih aman dilalui. 

Menurutnya, peran BPJN sangat vital karena memiliki tugas utama di bidang perencanaan, pemrograman, hingga pengawasan pembangunan jalan dan jembatan.

“Subulussalam dan Aceh Selatan ini juga bagian dari Republik Indonesia. Jangan sampai wilayah Barsela (Barat Selatan Aceh) terus dianaktirikan. Sementara di lintas timur-utara sudah ada jalan besar bahkan tol,” tegasnya.

Baca juga: Volume Kendaraan Kian Padat, Tgk Agam Desak Pemerintah Perluas Jalan Kajhu

Selain mendesak BPJN, Jaminuddin juga meminta Pemerintah Kota Subulussalam serta DPRK, DPRA, hingga DPR/DPD RI ikut mendorong percepatan perbaikan jalur rawan tersebut. 

Menurutnya, advokasi serius dari semua pihak mutlak dibutuhkan agar keselamatan pengguna jalan tidak terus terabaikan.

“Sudah terlalu banyak peristiwa miris di tanjakan ini. Kami minta semua pihak, terutama pemerintah pusat dan daerah, benar-benar memberikan perhatian,” tambahnya.

Jaminuddin menambahkan, jika distribusi Crude Palm Oil (CPO) dapat dialihkan melalui pelabuhan di kawasan Barsela, maka frekuensi kendaraan berat melewati jalur rawan itu bisa berkurang dan risiko kecelakaan dapat diminimalisir.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved