Berita Banda Aceh

Youth Health Leadership Bootcamp Usung Misi Cetak Pemimpin Muda Aceh

Kegiatan ini bertujuan membentuk generasi muda yang aktif dan berdaya dalam isu-isu kesehatan.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
YOUTH HEALTH LEADERSHIP - Pemerintah Aceh bekerja sama dengan UNICEF dan Flower Aceh menggelar Youth Health Leadership Bootcamp pada 13–15 September 2025, di Banda Aceh. 

Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Sebanyak 85 remaja dari seluruh kabupaten/kota di Aceh mengikuti Youth Health Leadership Bootcamp yang digelar pada 13–15 September 2025, di Banda Aceh

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Aceh, UNICEF, dan Flower Aceh, bertujuan membentuk generasi muda yang aktif dan berdaya dalam isu-isu kesehatan.

Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama menegaskan, bahwa bootcamp ini menjadi langkah strategis untuk mengatasi tantangan kesehatan remaja.

Seperti kesehatan mental, perilaku merokok, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS.

“Remaja Aceh punya semangat dan ide luar biasa,"kata Andi Yoga.

Baca juga: Puluhan Mahasiswa Ikuti English and Leadership Camp di Saree, Persiapan Menghadapi Tantangan Global 

"Mereka perlu ruang untuk terlibat sejak awal dalam merumuskan solusi, menyuarakan kebijakan, dan menjalankan program yang berdampak langsung pada kesehatan mereka dan masyarakat,” ujarnya.

Selama tiga hari, peserta mendapatkan pelatihan intensif tentang kepemimpinan, komunikasi publik, perencanaan program, serta advokasi berbasis data.

Tujuannya adalah membekali mereka dengan keterampilan untuk menjadi agen perubahan di daerah masing-masing.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, Ners Yennizar, SST, SKep menyambut baik inisiatif ini.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan remaja dalam pembangunan kesehatan sebagai upaya mempercepat pencapaian target kesehatan daerah.

Baca juga: 143 Mahasiswa Se-Indonesia Ikut Bootcamp Entrepreneurship Universitas Syiah Kuala

“Kami berharap mereka bisa mengedukasi teman sebaya tentang isu-isu penting seperti kesehatan mental dan reproduksi,” katanya.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, ST, DEA menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor.

Menurutnya, pendidikan kesehatan tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga dunia pendidikan sebagai mitra strategis dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada pelajar.

Puncak kegiatan ditandai dengan simulasi Model Parlemen Remaja bersama DPRA, di mana peserta mempresentasikan rancangan Qanun Aceh tentang Kesehatan Remaja. Ketua Komisi V DPRA, Rijaluddin, SH, MH mengapresiasi kreativitas remaja dalam menyampaikan aspirasi secara sistematis dan berbasis data.

Usulan tersebut menjadi masukan penting bagi Komisi V dalam merumuskan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan remaja.

Simulasi ini juga menjadi sarana pembelajaran tentang proses legislasi dan pengambilan keputusan publik.

Para peserta diasah kemampuan berbicara, bernegosiasi, dan menyampaikan gagasan nyata demi peningkatan layanan kesehatan remaja di Aceh.

Duta GenRe Nasional, Muhammad Dzaky Raihan mewakili BKKBN Aceh, turut mengapresiasi kegiatan ini.

Ia menilai bootcamp sebagai wadah pemberdayaan remaja dalam mencegah pernikahan dini, penularan penyakit, dan mendukung kesehatan mental.

Sebagai penutup, para peserta diterima di Kantor Gubernur Aceh oleh Dr Yusrizal, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat.

Baca juga: 180 Peserta dari Kodam/Korem di Indonesia, Mahasiswa USK Jadi yang Terbaik di Bootcamp TNI AD

Ia berpesan agar para remaja menjadi pemimpin penggerak perubahan di daerah masing-masing dengan pendekatan berbasis nilai dan kearifan lokal yang selaras dengan syariat Islam di Aceh.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved