Info DPRK Banda Aceh
Farid Nyak Umar Terima Masukan dari Komunitas Orang Tua Pembelajar Terkait Penanganan HIV/AIDS
“Untuk tahun 2025 dari Januari sampai Agustus ada 81 kasus HIV/AIDS. Paling banyak penderita di usia produktif umur 21 sampai....
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar menerima berbagai masukan dari peserta reses terkait penanganan HIV/AIDS yang terjadi di Banda Aceh selama ini.
Hal ini dilakukan Farid dalam kegiatan Reses yang diikuti oleh ratusan peserta dari komunitas "Orang Tua Pembelajar (OTP) kota Banda Aceh" yang bertemakan "Banda Aceh Dikepung HIV-AIDS, Kita Bisa Apa?". Kegiatan tersebut dipusatkan di Aula Bapelkes Aceh, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, pada Kamis (19/09/2025).
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Banda Aceh, drg Supriyadi R yang menjadi narasumber menyampaikan bahwa pertama sekali HIV/AIDS ditemukan pada tahun 2008 pasca Tsunami, peningkatan angka itu terjadi di tahun 2021 semakin hari makin meningkat total sampai bulan Agustus 2025 sudah mencapai 848 kasus HIV/AIDS.
“Untuk tahun 2025 dari Januari sampai Agustus ada 81 kasus HIV/AIDS. Paling banyak penderita di usia produktif umur 21 sampai 30 tahun,” kata drg Supriady.
Supriady menambahkan kasus baru untuk kota Banda Aceh ada 81 orang, paling banyak di tangani di RSU Zainal Abidin. Selanjutnya ditangani di RSU Meuraxa dan puskesmas-puskesmas di kota Banda Aceh. Dan dilihat dari jenis pekerjaan mayoritas karyawan dan pekerja swasta, diikuti oleh mahasiswa. Hingga bulan Agustus 2025 kegiatan Skrining yang sudah menyasar sebanyak 8.937 orang.
Founder Komunitas Orang Tua Pembelajar (OTP), Cut Irma Yunita menyampaikan HIV/AIDS mengepung Banda Aceh bahwa ancaman ini nyata dan ia ada di sekitar kita. Menyusup lewat banyak jalan dan bisa menjerat siapa saja, lalu siapa yang bisa menjadi benteng menjaga generasi jawabannya adalah kita semua para orang tua.
Dari pangkuan ibu lahir generasi, dari keteladanan seorang ayah tumbuhlah anak-anak yang kuat, tugas kita bukan hanya mendidik mereka agar pintar tetapi juga memastikan mereka tumbuh sehat terlindungi dan selamat dari segala keburukan.
Perubahan besar selalu lahir dari langkah-langkah kecil, karena itu kepedulian kita hadir dalam forum ini belajar dari langkah kecil akan berbuah besar di masa depan.
“Jika satu ibu peduli maka insya Allah satu keluarga terselamatkan, jika satu komunitas bergerak satu kota bahkan satu negara terlindungi, betapa bahagianya kami ketika program kemanfaatan kepada masyarakat bisa terfasilitasi dalam acara reses Pak Farid Nyak Umar pada hari ini,” kata Cut Irma Yunita.
Menurutnya akar permasalahan yang hari ini mendera kita itu berawal dari dalam rumah, anak-anak yang nakal, pergaulan bebas, LGBT. Supaya persoalan ini terbendung ia mengajak semua pihak untuk memulai menyelesaikan akar masalahnya yaitu memperbaiki kualitas fungsi keluarga yang sesunguhnya.
Sementara itu Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar meminta Pemko untuk segera menyiapkan regulasi khusus untuk memperkuat penanganan HIV-AIDS di ibukota Propinsi Aceh.
Farid mendorong peningkatan pengawasan di gampong, khususnya rumah sewa atau rumah kost.
Ia memandang penting hadirnya Qanun tentang rumah kost di Banda Aceh, karena banyak yang ditemukan berawal dari aktivitas beresiko di rumah kost yang sangat minim adanya pengawasan.
"Dipandang penting hadirnya regulasi terkait pengaturan rumah sewa atau rumah kost, untuk jangka pendek bisa dibuat Reusam di tingkat gampong. Banyak sekali kasus pelanggaran yang terjadi di rumah kost, karena tanpa adanya orang tua atau pemilik rumah kost yang mengawasi. Banyak masukan yang saya terima dari tokoh masyarakat terkait persoalan ini," kata Farid yang juga Ketua DPD PKS Banda Aceh.
Baca juga: Serap Aspirasi Warga, Farid Nyak Umar Sebut Majelis Taklim Sebagai Benteng Sosial
Menurut Farid, perlu adanya dukungan anggaran yang signifikan untuk menangani persoalan ini, terutama untuk melakukan skrining. Kemudian ia mendorong penanganan HIV-AIDS secara terpadu yang melibatkan tim lintas sektoral, termasuk adanya pelibatan komunitas dan stakeholder masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi dalam menekan penyebaran HIV-AIDS yang sudah sangat mengkhawatirkan.
“Oleh karena itu kami mendorong agar Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan gerakan bersama jajaran OPD dan seluruh stakeholder hingga timbulnya kesadaran dari semua komponen masyarakat sehingga ikut berkontribusi dalam penanganan HIV/AIDS ini,” pungkas Farid Nyak Umar.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.