Berita Langsa

Kreatif! Unsam dan Pelaku UKM Langsa ‘Sulap’ Limbah Sawit Jadi Grass Block

“Limbah tidak selalu menjadi masalah. Dengan pendekatan teknologi yang sesuai, limbah bisa menjadi solusi,” katanya.

|
Penulis: Zubir | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
PEMBUATAN GRASS BLOCK - Dosen PKM Unsam bersama pelaku UKM di Gampong Simpang Lhee, Kecamatan Langsa Barat 'menyulap' limbah sawit menjadi grass block. 

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA – Sebuah terobosan penting lahir dari kolaborasi antara Universitas Samudra (Unsam) dan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Gampong Simpang Lhee, Kecamatan Langsa Barat.

Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM), tim pengabdian Unsam berhasil mengubah limbah kelapa sawit menjadi bahan baku bernilai tinggi untuk produksi grass block ramah lingkungan.

Inovasi ini memanfaatkan Palm Oil Fuel Ash (POFA), yaitu abu sisa pembakaran limbah kelapa sawit sebagai campuran dalam pembuatan beton hibrid.

Teknologi yang digunakan berupa meja getar (shaking table) berbasis energi terbarukan, yang dirancang untuk meningkatkan mutu dan efisiensi produksi grass block oleh masyarakat setempat.

Ketua Tim PKM Unsam Langsa, Irwansyah, ST, MT kepada Serambinews.com, Senin (22/9/2025), menjelaskan, bahwa program ini tidak hanya bertujuan mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat limbah industri.

Baca juga: Dosen PKM Unsam Kenalkan Eco-Green Roster kepada UKM Desa Seuneubok Punteut Aceh Timur

Tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.

“Limbah tidak selalu menjadi masalah. Dengan pendekatan teknologi yang sesuai, limbah bisa menjadi solusi,” katanya.

“POFA yang selama ini dianggap tidak berguna, ternyata mampu memperkuat struktur beton dan mengurangi ketergantungan pada semen konvensional,” ujar Irwansyah.

Ia menambahkan, grass block hasil inovasi ini memiliki kualitas lebih baik dan lebih ramah lingkungan.

Sehingga berpotensi menjadi produk unggulan lokal yang mampu bersaing di pasar konstruksi.

Baca juga: Kreatif! Mahasiswa USK Olah Ampas Kopi Jadi Sabun Cuci Tangan

Program ini mendapat dukungan penuh dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (DPPM KemenDikti Saintek) melalui hibah PKM tahun 2025.

Tim pengabdian juga diperkuat oleh Dr Ir Taufan Arif Adlie, ST, MT, dan Ir Muhammad Riswandy, ST, MT, yang turut aktif dalam proses pelatihan dan pendampingan masyarakat.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan di dua lokasi, yakni Laboratorium Dasar Unsam untuk proses manufaktur peralatan seperti shaking table, mixer, dan cetakan.

Serta di lokasi mitra di Gampong Simpang Lhee untuk produksi grass block.

Pelatihan intensif diberikan kepada pemilik usaha dan kelompok masyarakat agar transfer teknologi berjalan efektif dan berkelanjutan.

Baca juga: Dengan Desain Inovatif, Mahasiswa Arsitektur Unimal Rancang Bangunan Masa Depan Kota Lhokseumawe

Murdani, salah seorang pelaku usaha grass block di Simpang Lhee menyambut baik program ini. Ia mengaku sangat terbantu dalam meningkatkan mutu produk yang selama ini dipasok dari luar daerah.

“Program ini sangat edukatif dan bermanfaat. Kami sekarang bisa memproduksi paving block, sumur cincin, dan batako dengan kualitas lebih baik” papar dia.

“Kebutuhan pasar akan grass block bermutu tinggi kini bisa kami penuhi sendiri,” ujar Murdani dengan penuh optimisme.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Unsam bersama pelaku UKM Langsa membuktikan bahwa limbah bukan akhir dari proses, melainkan awal dari peluang.

Baca juga: Dosen Unimal Berdayakan Ibu-Ibu Cot Seurani, Ubah Eceng Gondok Jadi Produk Ekonomi Kreatif

Program ini diharapkan menjadi model pengembangan ekonomi berbasis lingkungan yang dapat direplikasi di daerah lain di Aceh dan Indonesia.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved