Pembacokan Remaja di Pasar Aceh
Ini Pengakuan Lengkap Ibu Korban usai Anaknya Dibacok-Dirampas di Pasar Aceh
Di sisi lain, pihaknya kini terkendala biaya mengingat pengobatan pembacokan tidak ditanggung BPJS. Pihaknya menyampaikan...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Seorang remaja berinisial MIS (16) dibacok dan dirampas motornya di kawasan Pasar Aceh, Jalan Pangeran Diponegoro, Kampung Baru Kecamatan Baiturrahman, Minggu (21/9/2025) dini hari lalu.
Ibu korban, Maila Wati (43) warga Peunayong mengaku, anaknya kini sudah sadar setelah menjalani operasi, usai bagian tengah kepalanya mengalami luka bacok hingga tembus ke tulang.
“Dia sudah sadar, lukanya robek sampai tembus ke tulang bagian tengah kepala,” ungkap Maila saat dihubungi Serambinews.com, Selasa (23/9/2025).
Ibu korban mengaku, pihak keluarga yang melukai anaknya belum berkomunikasi sama sekali, baik itu memberikan kabar via telepon maupun menjenguk ke rumah sakit.
Di sisi lain, pihaknya kini terkendala biaya mengingat pengobatan pembacokan tidak ditanggung BPJS.
Pihaknya menyampaikan, untuk IGD saja sudah Rp 4 juta lebih, belum termasuk biaya operasi yang nantinya dihitung setelah keluarga korban menyerahkan surat jaminan pembiayaan rawat inap dan tindak medis umum.
“Biayanya yang kami susah bayar karena orang tuh (rumah sakit) tidak mau BPJS,” ucap Maila.
“Kami lagi usahakan ke sana ke sini belum ada yang dapat. Kalau biaya (perkiraan) menurut orang-orang bilang puluhan juta,” tambahnya.
Kini dia berharap pemerintah bisa ikut membantu mengatasi masalah yang tengah dihadapinya bersama keluarga.
Ibu Korban Kaget Anaknya Dibacok
Sang ibu juga bercerita, malam itu sekitar pukul 20.30 WIB korban sempat pamit sambil meminta uang untuk nongkrong.
Sempat memperingatkan jangan pergi karena tidak ada yang menjemput, korban meyakinkan sang ibu akan menunggu abangnya nanti setelah selesai kerja, agar bisa pulang bersama-s.
Namun setelah jauh malam tidak pulang juga, ibu korban mulai khawatir dan sempat menyuruh abangnya mencari.
“Biasanya kalau pergi sama kawannya paling telat jam 12 malam sudah di rumah. Kami curiga apakah dipukul sama orang atau kemalingan motor, karena kejadian sekarang sering kayak gitu,” ungkap Maila.
Kemudian sekitar pukul 3.00 WIB dini hari, ia mendapat kabar dari teman korban yang juga tetangga setempat, kalau anaknya menjadi korban pembacokan sekaligus perampasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.