Berita Aceh Timur

Pemuda Aceh Timur Sebut Domino bukan Judi, Tapi Cabor Keterampilan Logika

"Permainan domino menempatkan fokus pada ketrampilan logika, kerjasama dan kesabaran untuk menang,” urai Fuadi.

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
OLAHRAGA KETRAMPILAN LOGIKA - Pemuda Aceh Timur, Fuadi menyebutkan, permainan domino menempatkan fokus pada ketrampilan logika, kerja sama dan kesabaran untuk menang, sehingga tidak bisa dikaitkan dengan perjudian. 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Pemuda Aceh Timur, Fuadi melihat domino sebagai cabang olahraga (cabor) ketrampilan logika. 

Ia menyayangkan  domino di Aceh sedang menghadapi tantangan berat.

Seperti diketahui, setelah domino diresmikan jadi cabang olahraga, banyak masyarakat Aceh mengaitkan domino dengan praktikum perjudian. 

Namun Fuadi tidak setuju dengan stigma tersebut.

Menurut dia, perdebatan ini menunjukkan perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai domino sebagai cabor.

"Permainan domino menempatkan fokus pada ketrampilan logika, kerjasama dan kesabaran untuk menang,” urai Fuadi.

Baca juga: Tolak Cabor Domino, Isaja Minta Ketua Pordi Aceh Tunjukkan Bukti Rekomendasi MUI

“Ini merupakan permainan yang mengedepankan kreatifitas dan strategi berpikir," tuturnya kepada Serambinews.com, Senin (29/9/2025).

Ia juga menyebutkan, induk organisasi resmi cabor domino seperti Persatuan Olahraga Domino Indonesia (Pordi), telah berupaya keras memosisikan domino sebagai olahraga yang menjunjung tinggi strategi, perhitungan, dan keterampilan, bukan semata-mata mengandalkan keberuntungan.

Turnamen-turnamen domino yang diselenggarakan secara resmi menempatkan fokus pada sportivitas dan prestasi, jauh dari praktik-praktik negatif yang dikhawatirkan.

"Pandangan bahwa domino identik dengan judi seringkali dari pemahaman terbatas dan mengabaikan aspek-aspek positif konteks olahraga," tuturnya.

Menurut Fuadi, domino sama halnya dengan cabor-cabor lain seperti catur atau bridge.

Baca juga: RTA Abdya Tolak Permainan Domino Jadi Cabor, Abon Salman: Waktu Seperti Pedang

Domino dalam format kompetisi atau permainan membutuhkan, kemampuan analisis, menghitung peluang, serta memprediksi langkah lawan.

"Daripada melarang, baiknya ada sebuah solusi yang lebih konstruktif dan inklusif adalah dengan merumuskan regulasi yang ketat dan transparan,” sarannya. 

“Ini adalah langkah yang bijak untuk menjembatani kekhawatiran masyarakat dengan potensi prestasi olahraga," tutur Fuadi

Fuadi mengusulkan beberapa poin regulasi yang dapat diterapkan, khususnya di daerah yang memiliki sensitivitas tinggi seperti Aceh.

Di antaranya, mewajibkan semua turnamen domino menggunakan aturan resmi Pordi dengan pengawasan ketat dari instansi terkait.

Baca juga: PMII Aceh Timur Desak Pemprov Aceh Sahkan Qanun Larangan Permainan Domino

Melarang hadiah dalam bentuk uang tunai atau praktik yang menyerupai taruhan. 

Kemudian hadiah dapat diganti pada trofi, sertifikat, atau perlengkapan olahraga.

Ia juga menilai perlunya edukasi massal tentang perbedaan mendasar antara domino sebagai olahraga prestasi dan praktik perjudian. 

“Ini penting untuk memperluas wawasan publik, termasuk generasi muda,” papar Fuadi.

Kemudian, melibatkan otoritas terkait, termasuk kepolisian, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta tokoh masyarakat adat setempat, untuk memastikan setiap kegiatan kompetisi berjalan sesuai koridor hukum dan norma yang berlaku.

Baca juga: Ketua PAS Aceh Tu Bulqaini Kecam Permainan Domino Jadi Perkumpulan Olahraga: Praktik Judi

"Dengan membuka diri terhadap sudut pandang bahwa setiap permainan dapat menjadi olahraga jika diatur dengan baik, kita dapat memanfaatkan potensi positif domino untuk mencetak atlet berprestasi dan mengasah kemampuan berpikir," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved