Berita Banda Aceh
Layanan Perizinan Aceh Lumpuh, Puluhan Perangkat Rusak Akibat Listrik Hidup-Mati
Aktivitas pelayanan perizinan dan investasi di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh lumpuh total
SERAMBNEWS.COM, BANDA ACEH - Aktivitas pelayanan perizinan dan investasi di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh lumpuh total sejak Selasa (30/9/2025). Gangguan ini merupakan dampak dari pemadaman listrik yang terjadi sejak Senin (29/9/2025) sore, disertai lonjakan arus saat listrik kembali menyala.
Puluhan perangkat elektronik dilaporkan rusak, menyebabkan sistem layanan digital tidak berfungsi. “Benar sekali, dampak trouble listrik 2 hari lalu mengakibatkan sebagian besar peralatan multimedia/internet lumpuh,” ujar Sekretaris DPMPTSP Aceh, M Aqsha, SSTP, MM, saat dikonfirmasi Serambi, Rabu (1/10/2025).
Menurut Aqsha, hampir seluruh komputer di kantor tersebut mengalami gangguan. Pihaknya akan melakukan pengecekan ulang setelah tegangan listrik kembali stabil. Meski layanan masih bisa diakses oleh calon investor, proses verifikasi dokumen terganggu. “Bisa diakses tetapi, untuk proses verifikasi dokumen yang dilakukan oleh petugas mengalami gangguan. Dampaknya pelayanan perizinan terhenti sementara,” jelasnya.
Kerusakan diduga terjadi akibat lonjakan tegangan saat listrik kembali menyala, yang merusak komponen sensitif pada perangkat perkantoran. Kondisi ini baru diketahui sepenuhnya pada Selasa pagi, ketika staf mendapati sebagian besar komputer di ruang layanan dan pengolahan data tidak dapat dinyalakan. “Beberapa perangkat bahkan dilaporkan mengeluarkan bau hangus, menandakan adanya kerusakan internal,” tambahnya.
Adapun perangkat yang terdampak meliputi 50 unit komputer (PC), 10 printer, 5 pendingin udara (AC) sentral, 1 lift elevator, dan 5 televisi digital informasi. Tanpa komputer yang berfungsi, petugas tidak bisa mengakses basis data, memverifikasi berkas, maupun memproses permohonan. “Matinya printer juga membuat penerbitan dokumen legal menjadi mustahil, sementara kerusakan AC dan lift sangat menurunkan standar kelayakan dan aksesibilitas gedung,” jelas Aqsha.
Atas kondisi ini, DPMPTSP Aceh menyampaikan permohonan maaf kepada para pelaku usaha. “Kondisi ini memaksa kami menghentikan layanan demi mencegah risiko kerusakan lebih lanjut. Kami memohon kesabaran dan pengertian dari semua pihak," ujarnya.
Kepala DPMPTSP Aceh, Rahmadhani, M Bus, telah menginstruksikan pembentukan tim khusus untuk menangani krisis ini. Tim tersebut akan melakukan asesmen menyeluruh dan memulai proses pengadaan darurat guna mengganti perangkat yang rusak total.
“Untuk sementara waktu, masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk tidak datang langsung ke kantor pelayanan DPMPTSP Aceh. Informasi terkini mengenai perkembangan situasi akan disampaikan secara berkala melalui situs web dan media sosial resmi instansi tersebut,” pungkas Aqsha.
Alat elektronik di SMA Labschool USK rusak
Di SMA Labschool Unsyiah, sejumlah alat elektronik juga rusak. Kepala SMA Labschool Universitas Syiah Kuala (USK), Hendra Darmawan, mengatakan, kondisi ini mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar. “Berdasarkan hasil dari Tim Sapras (Sarana dan Prasarana) data, yang mengalami kerusakan pada sekolah kami, yaitu lima unit pendingin ruangan atau AC, proyektor, empat adaptor PC komputer, akses point, absen elektronik (finger print), saklar otomatis, dan pengisi daya telepon genggam dan TV,” sebutnya.
Mandi di sungai
Sementara itu, ratusan warga Abdya, khususnya di kawasan Blangpidie, terpaksa memanfaatkan air Sungai Krueng Beukah untuk mandi sore. Pemandangan tak biasa ini menciptakan suasana baru di sepanjang aliran sungai, bahkan anak-anak terlihat ceria bermain air.
Indah, warga Blangpidie, mengaku sudah dua hari mandi di sungai karena air di rumahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan mandi. “Air di rumah terbatas, palingan cukup untuk cuci piring dan kebutuhan kamar mandi. Kami sudah dua hari mandi di sini (Sungai Krueng Beukah),” kata Indah kepada Seambi, Rabu (1/10/2025).
Ia mengatakan baru pertama kali mengalami kondisi seperti ini. Selain kesulitan mandi, pakaian kotor pun menumpuk karena tidak ada air untuk mencuci. “Selama mati lampu tiga hari ini sangat susah rasanya. Kita harus berhemat air. Harapannya kondisi ini segera normal kembali seperti biasanya,” harap ibu tiga anak itu.
Di tempat lain, Fahri, seorang pemuda Abdya, mengaku sudah dua hari tidak mandi sore akibat listrik padam. “Sekarang cuma mandi sehari sekali, yaitu waktu pagi. Saya sudah dua hari tidak mandi sore,” ucap Fahri sambil tertawa.
Menurutnya, pemadaman listrik juga berdampak besar pada aktivitas di rumah. Ia menyebut ibunya kesulitan memasak karena bahan makanan di kulkas mulai membusuk. “Tadi pagi ibu saya terpaksa buang ikan, tomat, cabai, dan bumbu dapur lainnya akibat sudah mulai membusuk. Kami juga harus membeli sarapan di luar,” ujarnya.
Minta PLN beri kompensasi
Rombongan Komisi III DPRA melakukan inspeksi ke kantor Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) PLN Aceh di Merduati, Banda Aceh, Rabu (1/10/2025). Kunjungan tersebut bertujuan meminta pertanggungjawaban atas gangguan listrik yang telah meresahkan masyarakat.
Ketua Komisi III DPRA, Aisyah Ismail, yang akrab disapa Kak Iin, menegaskan bahwa PLN harus segera memperbaiki layanan agar masyarakat tidak terus dirugikan. “Banyak masyarakat menghubungi kami, ada yang AC rusak, usaha kecil terhenti, bahkan bank tidak bisa beroperasi. Kami minta kompensasi kepada PLN dan hasil investigasinya dipublikasikan ke publik,” tegas Kak Iin.
Politikus Partai Aceh itu juga mendesak agar PLN menyiapkan solusi cadangan jika gangguan serupa terjadi lagi, serta mendorong agar Aceh tidak lagi bergantung pada pasokan listrik dari Sumatera Utara.
“Dan harus ada solusi ke depan agar Aceh tidak perlu lagi ketergantungan listrik ke Sumut, karena pasokan kita surplus,” ujarnya.
Anggota Komisi III dari Fraksi Partai NasDem, Nurchalis, turut menyoroti sejumlah persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah PLN, terutama soal konektivitas jaringan listrik di Aceh yang dinilai belum terintegrasi dengan baik. Menurutnya, kondisi tersebut dapat menghambat upaya Pemerintah Aceh dalam menarik investasi.
“Kalau tidak dibenahi, cita-cita menghadirkan investasi ke Aceh bisa buyar meskipun kita punya cadangan energi 399 megawatt. PLTU 1, 2, dan 3 juga harus diperhatikan agar tidak sering bermasalah,” ujarnya.
“Kami minta harus dievaluasi dengan profesionalisme dalam pengelolaannya. Dan kami meminta kepada PLN untuk benar-benar menjaga arus, apalagi bentar lagi Ramadhan. Jadi Ramadhan ini kita sangat atensi,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Komisi III, Hadi Surya, menekankan pentingnya investigasi mendalam yang dilakukan secara transparan agar masyarakat mengetahui penyebab gangguan kelistrikan yang telah berlangsung berhari-hari. “Kalau errornya mesin kita maklumi, kalau errornya karena manusia harus kita evaluasi, kita minta diganti atau dicopot (manajer yang bersangkutan),” tegasnya.
Ia juga meminta PLN melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan berkala terhadap seluruh pembangkit listrik di Aceh. “Sehingga tidak terjadi trouble (masalah) secara berbarengan lagi seperti ini,” ungkapnya.Dalam kunjungan tersebut, turut hadir anggota Komisi III lainnya, yakni Eddi Shadiqin, Hasballah, dan Armiadi.(iw/ra/m/hd)
Dampak Matinya Listrik di Aceh
- Puluhan perangkat di Kantor DPMPTSP Aceh rusak, yakni 50 komputer, 10 printer, 5 AC sentral, 1 lift, 5 TV digital.
- Sistem digital tidak berfungsi, verifikasi dokumen terhenti.
- Perangkat elektronik di SMA Labschool USK rusak, berupa AC, proyektor, adaptor PC, akses point, fingerprint, saklar otomatis, charger, dan TV.
- Ujian ANBK murid SD di Nagan Raya terganggu akibat suplai listrik tidak stabil.
- Warga Abdya terpaksa mandi di sungai karena suplai air di rumah terganggu
- Bahan makanan di kulkas membusuk, aktivitas memasak terganggu. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh Aceh.
- Pakaian kotor menumpuk karena tidak bisa mencuci.
- Komisi III DPRA minta PLN bertanggung jawab dan memberi kompensasi.
- Gangguan listrik dinilai menghambat investasi dan operasional usaha kecil serta perbankan.
Terpantau Gelap dari Satelit NASA
Pemadaman listrik yang melanda Aceh sejak Senin (29/9/2025) sore hingga Rabu menimbulkan dampak luar biasa. Tidak hanya mengganggu aktivitas harian masyarakat, kondisi ini bahkan terpantau hingga ke luar angkasa. Citra satelit milik NASA menunjukkan kawasan Aceh tampak gelap dibandingkan wilayah lain di Sumatera yang masih bercahaya.
Fenomena ini menjadi sorotan karena pemadaman berlangsung lebih dari 24 jam di sejumlah daerah, termasuk Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tengah, serta daerah lainnya. Situasi gelap pada malam hari menimbulkan keresahan warga, terutama di pemukiman padat. Tidak sedikit masyarakat mengaku harus menyalakan genset darurat, sementara sebagian lainnya terpaksa hidup seadanya dengan lilin atau lampu minyak.
Dalam amatan Serambi melalui citra satelit NASA di laman worldview.earthdata.nasa.gov, terlihat perbedaan mencolok kondisi langit Aceh antara sebelum dan sesudah pemadaman. Pada 20 September 2025, cahaya lampu perkotaan masih terlihat jelas, terutama di wilayah Kota Banda Aceh yang memancarkan kilau terang. Kondisi ini menandakan aktivitas masyarakat berjalan normal dengan penerangan listrik yang stabil. Namun, pada 30 September 2025, langit Aceh tampak jauh lebih redup.
Hampir tidak ada pancaran cahaya signifikan dari daratan Aceh seperti hari-hari sebelumnya.(ar)
Berita Banda Aceh
Wilayah terdampak mati lampu
aceh mati lampu
banda aceh mati lampu
dampak pemadaman lisrtik
dampak listrik mati
Layanan Perizinan Aceh Lumpuh
| Selamat, Banda Aceh Terima Penghargaan ADINKES Award 2025, Ini Kategorinya |   | 
|---|
| TA Khalid Sebut Pasal-pasal Revisi UUPA akan Diperdalam di RDPU |   | 
|---|
| Mualem Beberkan Kekayaan Alam Aceh Mampu Bayar Utang Negara |   | 
|---|
| Bob Hasan: Dana Otonomi Khusus Aceh Wajib Diperpanjang |   | 
|---|
| Dewan Pers Dorong Jurnalis dan Media Perbaiki Diri Untuk Bangun Kepercayaan Publik |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.