Breaking News

Aceh Besar

Pemeriksaan Paru Gratis Ungkap Kasus PPOK dan Asma di Lamsidaya, Dokter Spesialis Turun ke Lapangan

PPOK adalah penyakit paru progresif yang sering terabaikan karena gejala awalnya seperti batuk biasa atau sesak ringan....

Editor: Eddy Fitriadi
For Serambinews.com
BAKTI SOSIAL - AMSA-USK berhasil menyelenggarakan kegiatan bakti sosial kesehatan paru bertajuk Airway Examination & Respiratory Observation (AERO) pada Minggu, 12 Oktober 2025 di Gampong Lamsidaya, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. 

SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Asian Medical Students’ Association Universitas Syiah Kuala (AMSA-USK) berhasil menyelenggarakan kegiatan bakti sosial kesehatan paru bertajuk Airway Examination & Respiratory Observation (AERO) pada Minggu, 12 Oktober 2025 di Gampong Lamsidaya, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Department Community Outreach AMSA-USK ini merupakan upaya konkret dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan paru-paru, khususnya pencegahan dan deteksi dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang menjadi salah satu masalah kesehatan serius dengan angka kematian tinggi secara global.

PPOK adalah penyakit paru progresif yang sering terabaikan karena gejala awalnya seperti batuk biasa atau sesak ringan yang sering diabaikan. Berdasarkan data WHO, PPOK merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di dunia dengan lebih dari 3,2 juta kematian setiap tahun.

Di Indonesia, prevalensi PPOK pada populasi dewasa diperkirakan mencapai 4,5 persen menurut Riskesdas 2018, namun hanya sekitar 30 % penderita yang terdiagnosis secara medis. Rendahnya kesadaran masyarakat dan akses layanan kesehatan membuat banyak kasus PPOK terlambat terdeteksi, sehingga berdampak fatal bagi pasien.

Melihat urgensi tersebut, AMSA-USK berkomitmen menjembatani kesenjangan edukasi dan layanan kesehatan paru langsung ke komunitas desa yang selama ini sulit dijangkau.

Sebanyak 53 peserta mengikuti kegiatan ini, dengan 38 peserta dewasa menjalani pemeriksaan kesehatan paru menyeluruh dan 15 anak-anak berpartisipasi dalam pameran edukasi kesehatan paru yang dirancang khusus agar materi mudah dipahami dan menarik bagi anak-anak.

Rangkaian kegiatan AERO meliputi beberapa sesi penting yang saling melengkapi. Pertama, senam pernapasan asthma yang bertujuan membantu peserta mengenali teknik pengelolaan sesak napas dan meningkatkan kapasitas paru.

Selanjutnya, penyuluhan interaktif mengenai PPOK yang disampaikan okeh Dr. dr Mulkan Azhary, MSc., SpP(K), FAPSR mengedukasi masyarakat tentang tanda-tanda awal penyakit paru yang sering dianggap remeh, seperti batuk kronis berdahak dan sesak napas progresif.

Peserta juga menjalani pemeriksaan tanda vital dan pengukuran saturasi oksigen sebagai skrining awal fungsi paru dan status oksigenasi tubuh. Anamnesis lengkap dan pemeriksaan Peak Flow dilakukan untuk menilai hambatan aliran udara dalam saluran pernapasan.

Puncak dari rangkaian acara adalah sesi konsultasi langsung dengan tim medis yang terdiri dari 5 dokter spesialis paru dan 10 dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dari SMF Paru RSUD Dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Dokter-dokter spesialis yang hadir antara lain Dr.dr. Mulkan Azhary, MSc., SpP(K), FAPSR (PDPI), dr. Nurrahmah Yusuf, M.Ked., Sp.P(K), FISR, dr. Dewi Behtri Yanifitri, Sp.P(K), dr.Herry Priyanto,Sp.P(K), MPH, Sp.P(K), dan dr. Rinaldy, Sp.P, memberikan layanan pemeriksaan lengkap serta penjelasan medis secara langsung yang memudahkan peserta memahami kondisi paru mereka. 

Tidak hanya itu, peserta juga mendapatkan pemeriksaan USG thoraks untuk mendeteksi kelainan paru yang tidak bisa dilihat melalui pemeriksaan dasar. Anak-anak mendapatkan edukasi melalui pameran kesehatan interaktif yang menggunakan media visual dan permainan edukatif, bertujuan menanamkan kesadaran dan kebiasaan hidup sehat sejak usia dini.

Manfaat dari kegiatan ini sangat besar, baik secara individu maupun komunitas. Masyarakat tidak hanya mendapat pengetahuan mengenai sistem pernapasan dan pentingnya menjaga kesehatan paru, tetapi juga memiliki akses langsung untuk deteksi dini PPOK dan penyakit paru lainnya, yang selama ini sulit dijangkau terutama di wilayah pedesaan.

Edukasi tentang cara mengenali gejala awal dan pencegahan PPOK seperti berhenti merokok dan menghindari paparan polusi juga menjadi bagian penting dari program ini. Bagi anak-anak, pembelajaran melalui permainan dan diskusi kasus sederhana memberikan pengalaman edukasi yang menyenangkan dan mudah diingat, membuka minat mereka terhadap dunia kesehatan.

Ringkasan Berita:
  • Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan paru-paru
  • Khususnya pencegahan dan deteksi dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
  • PPOK adalah penyakit paru progresif yang sering terabaikan karena gejala awalnya seperti batuk biasa atau sesak ringan
  • PPOK merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di dunia dengan lebih dari 3,2 juta kematian setiap tahun
  • Rendahnya kesadaran masyarakat membuat banyak kasus PPOK terlambat terdeteksi, sehingga berdampak fatal bagi pasien
 

 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved