Banda Aceh

Fakultas Kedokteran USK Diskusi soal SAFE: HIV dan LGBT, Ini Tujuannya

Dr dr Teuku Renaldi MKM dalam sambutan mengatakan pentingnya mahasiswa kedokteran memahami isu-isu sosial dan kesehatan secara...

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
FOR SERAMBINEWS.COM
FOTO BERSAMA - Narasumber dan para peserta foto bersama usai talkshow & diskusi SAFE - HIV dan LGBT dari kacamata mahasiswa kedokteran di Aula Gedung A Lantai I Fakultas Kedokteran USK, Banda Aceh, Jumat (4/10/2025). 

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (IKM FK USK) menggelar Talkshow & Diskusi Stigma, Awareness, Facts, Empathy (SAFE) - HIV dan LGBT dari kacamata mahasiswa kedokteran di Aula Gedung A Lantai I fakultas kampus setempat, Banda Aceh, Jumat (4/10/2025).

Departemen IKM FK USK berupaya mengintegrasikan aspek medis, sosial, psikologis, dan keagamaan dalam memahami fenomena HIV/AIDS dan LGBT, dua isu yang hingga kini masih sering dihadapkan pada stigma, diskriminasi, dan kesalahpahaman di masyarakat. Dengan mengusung semangat Stigma, Awareness, Facts, Empathy, SAFE menjadi wadah pembelajaran lintas perspektif bagi calon tenaga medis agar mampu memberikan pelayanan yang profesional, ilmiah, dan humanis.

Pembina kegiatan SAFE, Dr dr Teuku Renaldi MKM dalam sambutan mengatakan pentingnya mahasiswa kedokteran memahami isu-isu sosial dan kesehatan secara komprehensif agar kelak mampu melayani pasien tanpa memandang latar belakang apapun.

Sementara Wakil Dekan III FK USK, Dr Rina Suryani Oktari SKep MSi mengajak peserta untuk menjadikan nilai agama sebagai fondasi moral dalam menjaga kesehatan. “Menjauhi perilaku berisiko, dan memperlakukan pasien dengan penuh penghargaan,” ujarnya.

Talkshow ini menghadirkan tiga pemateri yaitu dr Suheir Muzakir SpPD yang memberikan penjelasan komprehensif tentang HIV/AIDS, mulai dari definisi, cara penularan, pencegahan, hingga terapi antiretroviral (ART) yang menjadi kunci dalam menekan perkembangan penyakit.

Kemudian Dr Haiyun Nisa SPsi MPsi Psikolog  mengulas dampak psikologis yang dialami ODHA, mulai dari rasa takut, penolakan, hingga depresi, serta strategi pendampingan psikologis agar pasien tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Serta Teuku Azhar Ibrahim Lc MSos yang menekankan pentingnya nilai keagamaan sebagai pedoman moral, yang dapat menjadi landasan dalam menumbuhkan empati, menghindari stigma, serta mendorong pola hidup sehat dan bertanggung jawab.

Baca juga: Semringah, Momen TBM FK USK Gowes Bareng Wakil Wali Kota Banda Aceh

Sementara Ketua, Panitia M Zahrul Rahmatillah SKed dalam keterangannya menyampaikan, SAFE merupakan langkah awal untuk membentuk generasi tenaga medis yang humanis. Dikatakan, SAFE bukan hanya tentang ilmu medis, tapi juga tentang bagaimana sebagai calon dokter bisa memahami pasien dari sisi psikologis, sosial, hingga spiritual. “Dengan cara ini, kami berharap mahasiswa kedokteran FK USK mampu menjadi agen perubahan dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang adil, inklusif, dan bebas stigma,” ujar Zahrul.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Pendidikan Dokter FK USK Angkatan 2022. “Diharapkan dapat menjadi tenaga medis muda dengan wawasan komprehensif tentang HIV dan LGBT dari sisi medis, sosial, dan empati klinis,” pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved