Berita Banda Aceh
UNESCO Dorong Generasi Muda Aceh Jadi Agen Perubahan Lewat Workshop YAR 2025 di FISIP USK
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara UNESCO Jakarta Office, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Syiah Kuala (USK).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Penelitian yang mereka usung terkait dengan literasi digital.
Dekan FISIP USK, Prof Mahdi Syahbandir menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Workshop ini bukan hanya tentang riset, tetapi juga tentang membangun jejaring akademik lintas universitas dan memperkuat budaya kolaborasi di kalangan mahasiswa dan dosen. Ini adalah momentum penting bagi USK untuk berkontribusi dalam riset sosial berskala global,” ujarnya.
Selain sesi pembukaan dan diskusi panel, kegiatan YAR juga menghadirkan pelatihan metodologi riset sosial yang difasilitasi oleh Rona Utami dan Rodinal Khair, akademisi muda dari Fakultas Filsafat UGM.
Peserta dibimbing untuk memperdalam kemampuan analisis sosial, pengumpulan data partisipatif, serta komunikasi hasil riset dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Workshop Youth as Researchers 2025 di FISIP USK menjadi tonggak penting dalam membangun tradisi riset berbasis partisipasi pemuda di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk berpikir kritis dan sistematis, tetapi juga diarahkan agar riset yang mereka hasilkan memiliki dampak sosial yang nyata.
“Kegiatan ini adalah awal dari gerakan besar gerakan riset yang berpihak pada kemanusiaan dan keadilan sosial. Kami berharap, dari Aceh akan lahir generasi peneliti muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki keberanian moral untuk memperjuangkan perubahan,” tutup Prof Mustanir di akhir acara.
Youth as Researchers (YAR) adalah inisiatif global UNESCO yang bertujuan memperkuat kapasitas riset generasi muda di berbagai negara agar dapat memahami, meneliti, dan memberikan solusi terhadap isu-isu sosial di lingkungannya.
Program ini telah berjalan di lebih dari 40 negara dan melibatkan ribuan peneliti muda di bidang pendidikan, gender, perdamaian, lingkungan, dan teknologi sosial.
Di Indonesia, program YAR dijalankan oleh UNESCO Jakarta Office bersama sejumlah universitas mitra, termasuk UGM dan USK, dengan fokus pada penguatan riset dan peningkatan literasi penelitian bagi mahasiswa.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM
Lebih 4.750 PPPK Paruh Waktu di Aceh Tunggu Kepastian dari Kemenpan RB |
![]() |
---|
Pendaftaran Penerima Pupuk Bersubsidi 2026 Dimulai, Pupuk Indonesia Beri Dukungan |
![]() |
---|
Tiga Orang Aceh Masuk Pengurus PWI Pusat 2025-2030, 1 Eks Serambi Indonesia, Ini Nama-namanya |
![]() |
---|
Penipu ‘Menyaru’ Ketua PWI Aceh Masih Gentayangan Cari Mangsa, Begini Modusnya |
![]() |
---|
Paparkan Potensi Strategis di China, Mualem: Emas Aceh 6 Kali Lebih Besar dari Papua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.