Breaking News

Banda Aceh

Jenazah Adam Malik Eks Libya Tiba di Aceh, Disambut Jubir KPA dan Rekan Seperjuangan

Adam Malik dikenal sebagai salah satu alumni Tripoli Libya, tempat di mana ratusan anggota GAM menjalani pelatihan militer pada awal tahun...

Penulis: Imran Thayib | Editor: Eddy Fitriadi
FOTO IST
TIBA - Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Zakaria M Yacob bersama sejumlah eks kombatan menyambut Adam Malik, seorang mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) alumni pelatihan militer di Libya, di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Kamis (16/10/2025). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Suasana haru menyelimuti Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, pagi ini, Kamis 16 Oktober 2025, saat jenazah almarhum Adam Malik, salah seorang mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) alumni pelatihan militer di Libya, tiba di tanah kelahirannya.

Kedatangan jenazah disambut langsung oleh Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Zakaria M. Yacob atau yang akrab disapa Bang Jack Libya, bersama sejumlah eks kombatan GAM lainnya. Mereka dengan khidmat menyambut kepulangan terakhir rekan seperjuangan yang telah wafat dua hari lalu.

Bang Jack menyampaikan bahwa Adam Malik bin Nurdin mengembuskan napas terakhir pada 15 Oktober 2025 pukul 04.30 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta. "Jenazah almarhum dipulangkan ke Aceh, tepatnya ke Ceurih Blang Mee, Kecamatan Delima, Pidie, untuk dimakamkan," ujarnya.

Pihak KPA Pusat menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian almarhum. 
"Kami berdoa semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa-dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tutur Bang Jack.

Adam Malik dikenal sebagai salah satu alumni Tripoli Libya, tempat di mana ratusan anggota GAM menjalani pelatihan militer pada awal tahun 1980-an di bawah dukungan Pemimpin Libya, Muammar Khadafi. Kala itu, sekitar 400 hingga 600 anggota GAM dikirim ke berbagai kamp pelatihan seperti Tajura di Tripoli, Sabha di selatan Libya, serta Sirte dan Al-Jufra di wilayah tengah.

Pelatihan tersebut berlangsung dalam kerangka dukungan Khadafi terhadap gerakan kemerdekaan dunia ketiga melalui World Revolutionary Center (WRC). Materi yang diberikan mencakup strategi perang gerilya, intelijen, hingga penggunaan senjata berat.

Para alumni Libya kemudian kembali ke Aceh dan menjadi tulang punggung kekuatan militer GAM pada dekade 1980-1990-an, memainkan peran penting dalam memperkuat struktur dan kemampuan tempur gerakan tersebut.

Baca juga: Profil Bang Jack Libya, Mantan Ajudan Hasan Tiro yang Kini Jadi Jubir KPA

"Meski hubungan itu berakhir seiring perubahan politik di Libya, pengalaman pelatihan di sana tetap menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan GAM sebelum lahirnya perdamaian Helsinki tahun 2005," tambah Bang Jack.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved