Selamatkan Peruweren Kerbau Gayo, Peneliti Unimal Serahkan Dokumen ke Pemkab Galus 

SERAMBINEWS.COM, GAYO LUES - Tim peneliti Universitas Malikussaleh (Unimal) menyerahkan dokumen Kerbau/Koro Gayo Policy Brief (Naskah Kebijakan) kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues.

Acara tersebut berlangsung di Ruang Rapat Wakil Bupati Gayo Lues, Kamis, (16/10/2025). Naskah tersebut hasil penelitian dilakukan pihak Unimal selama dua tahun terakhir di Kabupaten Gayo Lues.

Hadir acara itu, diantaranya, Plt. Sekda Gayo Lues, dr. Nevirizal, Kepala Bappeda, Dr. Sartika Mayasari, Kadis Pertanian, Kabid Peternakan, Kadis Lingkungan Hidup, Ketua Tim Peneliti Unimal, Dr. Abdullah Akhyar Nasution, Dr. Budi Bahreysi dan Iromi Ilham.

Baca juga: Bappeda Kota Lhokseumawe dan Unimal Kerjasama Pengelolaan Sampah

Baca juga: Mahasiswa Psikologi Unimal Beri Pembekalan Psikoedukasi di Prodi Metematika

Baca juga: Bedah Buku Karya Akademisi Unimal, Dua Dosen Bahas Identitas Aceh Lewat Bahasa 

Dalam sambutan Sekda, Nevirizal mengatakan, policy brief salah satu dari kegiatan prioritas rencana aksi untuk keberlanjutan kerbau Gayo. 

"Kami berharap tim peneliti unimal terus mendukung implementasi kebijakan yang diserahkan, sistem peruweren terus dilestarikan bermanfaat dalam jangka panjang bagi masyarakat Gayo Lues" katanya.

Sementara itu Ketua Tim Peneliti, Dr. Abdullah Akhyar Nasution menjelaskan, sistem peternakan kerbau tradisional Gayo Lues dikenal dengan nama Peruweren atau Uwer, katanya.

Keberadaan, sambungnya, dalam kondisi kritis. Sistem berbasis kearifan lokal ini menghadapi sejumlah tantangan serius, mulai penyempitan lahan, pergeseran nilai sosial budaya pada generasi muda.

Begitupun kebijakan pemerintah yang belum terintegrasi. Akibatnya, populasi kerbau Gayo mengalami penurunan signifikan hingga 35 persen pada periode 2014-2017.

"Ancaman ini tidak hanya berimbas pada ekonomi dan ketahanan pangan protein hewani lokal, juga dapat mengancam kelangsungan sumber daya genetik unggul Kerbau Gayo yang telah diakui oleh negara,” katanya.

Abdullah menambahkan, menghapuskan khazanah kearifan lokal dan pengetahuan etnosains masyarakat Gayo yang berharga. Solusi strategis ini dirangkum dalam dua dokumen Policy Brief. 

“kami mengusulkan solusi strategis untuk menyelamatkan sistem peruweren, mencakup penataan ulang tata kelola peternakan kerbau Gayo dengan penetapan kawasan khusus Uwer dan penguatan kelembagaan berbasis BUMDes,” ujarnya.

Selain itu, Abdullah mengusulkan, konsep Etnosilvopastura, yang mengintegrasikan prinsip Silvopasture dengan kearifan lokal peruweren, untuk menjawab tantangan ekologis, ekonomi, dan sosial-budaya. 

“Kedua dokumen ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Pemkab Gayo Lues untuk merevitalisasi sistem peruweren dan melestarikan kerbau Gayo secara berkelanjutan." tutupnya.

Rekomendasi yang diajukan bagi pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan seluruh pemangku kepentingan, dalam mengambil langkah-langkah konkret untuk melestarikan kerbau Gayo secara berkelanjutan.(*)