Berita Gayo Lues

Pacuan Kuda Gayo Lues: Tradisi, Moralitas, dan Harapan Ekonomi di Tengah Sorotan Nasional

Ia menegaskan, pacuan kuda harus selaras dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gayo Lues, yakni mewujudkan masyarakat yang islami.

Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
POTONG PITA - Anggota DPR RI memotong pita tanda dimulainya pacuan kuda tradisional di Stadion Buntul Nege, Blangkejeren, Gayo Lues. 

Ia juga menyoroti dampak ekonomi dari penyelenggaraan event tersebut.

Baca juga: Dishub Pidie Tertibkan Penyewa Ruko Menunggak, Ada 10 Tahun Tak Bayar Sewa di Komplek Terminal Sigli

Menurutnya, pacuan kuda menjadi pemicu pergerakan ekonomi lokal, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pedagang kaki lima, serta warga sekitar stadion.

“Melalui event ini, kita menghidupkan kembali denyut ekonomi masyarakat,” terang Sekda.

Para pedagang bisa menjajakan dagangannya, pelaku UMKM mendapat panggung, dan masyarakat bisa menikmati suasana yang menggembirakan.

“Ini adalah bentuk nyata dari sinergi antara budaya dan ekonomi,” tambahnya.

Harapan untuk Masa Depan

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan acara, masyarakat Gayo Lues berharap tradisi pacuan kuda dapat terus berlangsung secara sehat, aman, dan bermartabat.

Seruan moral dari wakil rakyat dan komitmen pemerintah menjadi fondasi penting dalam menjaga agar tradisi ini tetap menjadi kebanggaan, bukan sumber masalah.

Pacuan kuda bukan hanya tentang siapa yang tercepat di lintasan, tetapi tentang siapa yang paling mampu menjaga nilai-nilai luhur di tengah perubahan zaman.(*)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved