Perikanan

Pemkab Abdya Keruk Kolam Labuh dan Muara Lhok Pawoh untuk Lintasan Boat Nelayan

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV Kuta Makmur Perkasa itu terlah mencapai progres 60 persen dengan anggaran Rp 469 juta lebih yang

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Masrian
MUARA LHOK PAWOH - Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Barat Daya (Abdya), rekanan, Konsultan, Camat, Keuchik, dan Panglima Laot melihat langsung progres pengerjaan pengerukan kolam labuh dan mulut muara di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lhok Pawoh, Kecamatan Manggeng, kabupaten setempat, Rabu (22/10/2025). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, ACEH BARAT DAYA - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan pengerukan kolam labuh dan mulut muara di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lhok Pawoh, Kecamatan Manggeng, kabupaten setempat.

Hal ini dilakukan sebagai upaya memudahkan para nelayan saat melabuh boat milik mereka.

Proyek pengerjaan pengerukan itu bersumber dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) tahun 2025 dengan masa kerja 100 hari kalender. 

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV Kuta Makmur Perkasa itu terlah mencapai progres 60 persen dengan anggaran Rp 469 juta lebih yang tertuang dalam nomor kontrak 57823631/SP-PKLMMTPI. 

"Saat ini, rekanan sedang melakukan pekerjaan di lokasi, untuk menyelesaikan sisa pekerjaan 40 persen lagi," kata Kabid Perikanan Tangkap pada Dinas Kelautan dan Perikanan Abdya, Baizar SPi, Rabu (22/10/2025) di lokasi.

Dimana, kata Baizar, rekanan baru menarik uang muka untuk pekerjaan itu.

Ia menerangkan, kubikasi pekerjaan pengerukan itu hingga tuntas 100 persen mencapai sekitar 6.100 kubik dengan menggunakan alat berat berupa ekskavator.

"Kita di dinas terus melakukan pengawasan di lapangan bersama konsultan pengawas termasuk panglima laot setempat," kata Baizar.

Menurutnya, alat berat yang digunakan untuk melakukan pengerukan itu sempat menjalani proses perbaikan setelah 60 persen pekerjaan. 

"Insya Allah dalam waktu dekat ini, pekerjaan pengerukan di mulut muara dan kolam labuh itu sudah tuntas dilaksanakan," ujarnya.

Baizar tidak menampik bahwa dalam proses pekerjaan itu sempat terjadi sedikit pendangkalan di lokasi pengerukan.

Hal itu, sebutnya, akibat faktor cuaca dan besarnya ombak. Namun, saat ini telah diatasi masalah tersebut karena pekerjaannya juga belum tuntas. 

"Tadi kita sudah menyisir dimana saja titik lokasi yang harus di keruk kembali agar tidak terjadi pendangkalan," sebutnya.

Apalagi, tuturnya, dalam pekerjaan ini yang diukur kubikasi bukan kedalaman. 

"Insya Allah, persolan itu sudah kita tuntaskan dilapangan bersama pihak rekanan dan Panglima Laot," imbuhnya.

Selain itu, kata Baizar, saat ini pemerintah juga tengah memikirkan bagaimana proses kelanjutan normalisasi pengerukan di Muara Lhok Pawoh dan muara-muara lainnya di Abdya bisa rutin di normalisasi agar tidak terjadi pendangkalan. 

Apalagi, sebut Baizar, muara menjadi sarana vital keluar masuknya kapal dan bot nelayan untuk berlabuh, termasuk melakukan perbaikan kapal didoking.

"Upaya pemerintah ini tidak serta merta sampai disini saja, tapi tetap terus berlanjut. Nanti secara teknis kita juga akan melaporkan ke pimpinan agar di lokasi muara itu tersedia mesin sedot pasir sebagai alternatif rutinitas agar tidak semestinya menggunakan alat berat untuk melakukan pengerukan setiap waktu," ucap Baizar.

Sementara itu, Camat Manggeng, Ridhawiyardi, berharap dalam proses pekerjaan ini sama-sama melakukan pengawasan agar pekerjaan tersebut bisa bermanfaat untuk masyarakat terutama nelayan. 

"Alhamdulillah, Lhok Pawoh menjadi prioritas, ditambah lagi adanya program Koperasi Nelayan Merah Putih (KNMP) yang tengah berjalan saat ini," singkatnya.

Di sisi lain, Keuchik Gampong Lhok Pawoh Amiruddin didampingi Panglima Laot Manggeng T Azman, berharap rekanan bisa mengerjakan pengerukan ini secara tepat sasaran sesuai titik persoalan yang sering terjadinya sedimentasi.

Ia meminta kepada rekanan untuk bekerja sesuai dengan teknis yang benar agar arah aliran muara bisa maksimal tidak langsung terjadi pendangkalan kembali. 

Meskipun diakui bersama, kata Azman, bahwa faktor cuaca dan ombak pasang bisa saja membuat terjadinya pedangkalan sewaktu-waktu.

"Kita berharap kedepan pemerintah bisa memikirkan bagaimana cara agar ombak itu dapat diatasi agar tidak terjadinya penumpukan sedimen kembali. Terutama dengan membangun tanggul pengaman ombak dari batu gajah," tuturnya.

Dalam sisa pekerjaan ini, sambung Azman, pihak rekanan agar bisa konsultasi dengan pihaknya dalam menyesuaikan titik lokasi yang dilakukan pengerukan. 

"Tentunya dalam pekerjaan ini, perlu dilihat titik lokasi yang tepat agar arus muara bisa lancar dan tidak terjadi longsor sedimen di bibir pantai," pungkas Azman. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved