Berita Aceh Besar
Musik dari Panel Surya Iringi Langkah Tukang Pijat Tunanetra di Aceh Besar
Irwan, begitu ia disapa, telah belasan tahun berprofesi sebagai tukang pijat keliling. Awalnya, ia membuka jasa pijat di rumahnya di Banda Aceh.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM – Di bawah terik matahari di Jalan Rel Kereta Api Lama, Lambaro, Aceh Besar, seorang pria tunanetra tampak berjalan perlahan sambil mendorong lemari kecil beroda.
Pada badan lemari itu menempel spanduk berwarna kuning berisi identitas dirinya: Irwandia, lengkap dengan nomor telepon dan keterangan jasa pijat yang ia tawarkan. Dari kejauhan, terdengar alunan musik pelan penanda kehadirannya sekaligus teman setia di setiap langkahnya.
Irwan, begitu ia disapa, telah belasan tahun berprofesi sebagai tukang pijat keliling. Awalnya, ia membuka jasa pijat di rumahnya di Banda Aceh.
Namun karena pelanggan makin sepi, ia memutuskan untuk berjalan menawarkan jasanya dari satu tempat ke tempat lain.
Tak jarang. ia juga kerap berpindah ke Sabang untuk mencari pelanggan, terutama di kawasan wisata.
“Saya sering ke tempat wisata kalau akhir pekan karena biasanya ramai. Kalau sedang beruntung bisa lima orang lebih sehari,” ujarnya saat ditemui Serambinews.com, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: Dosen Unimal Temukan Cara Tingkatkan Daya Pada Panel Surya Setelah Setahun Meneliti
Meski harus berjalan seorang diri, Irwan mengaku tidak pernah merasa takut. Ia justru menikmati pekerjaannya dan mensyukurinya sebagai jalan hidup yang membuatnya tetap mandiri.
“Dulu sempat buka pijat di rumah, tapi makin lama makin sepi. Saya pikir, kenapa tidak sekalian keliling saja. Lumayan, bisa ketemu banyak orang,” tuturnya.
Lemari dorong yang selalu menemaninya berisi pakaian, perlengkapan pijat, serta tenda kecil tempat ia beristirahat di malam hari.
Beratnya tidak terlalu ia pikirkan, karena sudah terbiasa menempuh jarak belasan hingga puluhan kilometer setiap hari.
“Kalau capek ya istirahat sebentar. Biasanya saya pasang tenda di tempat yang aman. Pulang ke rumah kadang sebulan sekali kalau di Sabang, tapi kalau di Banda Aceh tiap hari pulang,” katanya dengan tenang.
Pada 2021, Irwan sempat berkeliling bersama seorang temannya yang juga tunanetra.
Baca juga: Keren! USK Terapkan Teknologi Panel Surya untuk Usir Hama Babi dari Kebun Ubi, Begini Cara Kerjanya
Namun kebersamaan itu tak berlangsung lama karena temannya tidak sanggup menjalani rutinitas berat di jalanan.
Dengan tarif pijat Rp80 ribu per jam, Irwan mengaku penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tak jarang, pelanggan atau warga yang bersimpati memberi uang lebih atau sekadar bantuan kecil di jalan.
“Iya, kadang ada yang kasih uang karena lihat saya dorong lemari. Ada juga yang tahu saya dari video di media sosial karena ada yang rekam. Saya syukuri saja, mudah-mudahan rezeki kita sama-sama lancar,” ucapnya.
Di atas lemari yang ia dorong, terpasang satu panel surya kecil.
Alat itu mengubah energi matahari menjadi listrik, yang kemudian ia gunakan untuk memutar musik selama perjalanan.
Musik tersebut menjadi penanda bagi orang di sekitarnya bahwa ada tukang pijat tunanetra yang sedang melintas, sekaligus menjadi hiburan sederhana di tengah panasnya hari.
Meski sederhana, penggunaan panel surya oleh Irwan menjadi gambaran kecil dari upaya menuju masa depan energi hijau.
Di tengah wacana besar tentang transisi energi, langkah seorang tunanetra ini menunjukkan bahwa semangat kemandirian dan keberlanjutan bisa dimulai dari hal paling sederhana dari cahaya matahari yang menyalakan musik di jalanan.
Sementara itu, untuk mengenali jalan, Irwan hanya mengandalkan tongkat dan kemampuan meraba arah.
Di balik keterbatasan penglihatan, Irwan menyalakan semangat hidupnya lewat kerja keras dan kemandirian. Ia berjalan tanpa bisa melihat arah, namun langkahnya selalu diterangi cahaya keyakinan dan ketulusan. (Serambinews.com/Firdha)
| Target Menang, Bupati Lepas 106 Kafilah MTQ Aceh Besar ke Pidie Jaya |   | 
|---|
| 3 Kabag di Polres Aceh Besar Dirotasi, AKP Ferdian Chandra Jabat Kabag Ops, 2 Kapolsek Juga Diganti |   | 
|---|
| Rumah Berkonstruksi Kayu di Peukan Bada Ludes Terbakar, Harta Benda Hangus Dilalap Api |   | 
|---|
| BPOM Aceh Uji Sampel 20 Jenis Jajanan di Kantin MIN 8 Aceh Besar |   | 
|---|
| Masuki Musim Hujan Aceh Besar Siaga Bencana, Warga Diminta Waspada |   | 
|---|






 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.