Berita Bireuen

BBM Langka di Bireuen, Antrean Kendaraan Mengular di SPBU

Kelangkaan BBM juga berdampak langsung terhadap mobilitas masyarakat, terutama para pekerja dan pelajar yang menggunakan kendaraan pribadi.

Editor: mufti
Serambi Indonesia
ANTRE BBM - Antrean panjang kendaraan di SPBU Cot Gapu, Bireuen, Jumat (7/11/2025) siang. 
Ringkasan Berita:
  • Kelangkaan BBM terjadi di berbagai SPBU di Kabupaten Bireuen, Kondisi ini menyebabkan antrean panjang kendaraan sehingga cukup mengganggu aktivitas harian. 
  • Wakil Ketua II DPRK Bireuen, Muslem Abdullah mendesak pihak Pertamina untuk segera mengambil langkah konkret dalam menjaga kelancaran pasokan BBM ke wilayah tersebut.
  • Jika disetujui, pengiriman BBM di hari Minggu bisa dilakukan dan diharapkan mampu mengurangi antrean kendaraan yang terjadi hampir setiap hari

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) terjadi di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Bireuen, dalam sebulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang kendaraan sehingga cukup mengganggu aktivitas harian. 

Menyikapi kondisi tersebut, Wakil Ketua II DPRK Bireuen, Muslem Abdullah mendesak pihak Pertamina untuk segera mengambil langkah konkret dalam menjaga kelancaran pasokan BBM ke wilayah tersebut. Muslem Abdullah mengungkapkan, bahwa kelangkaan BBM tidak hanya terjadi pada jenis subsidi seperti Pertalite, tetapi juga pada BBM non-subsidi. 

Muslem mengaku, ia sendiri ikut mengalami langsung antrean panjang saat hendak mengisi bahan bakar. Bahkan, bebernya, ada warga yang rela antre sejak dini hari demi mendapatkan minyak keesokan harinya. “Saya semalam bersama para sopir lainnya harus antre mendapatkan minyak. Bahkan ada yang antre dini hari agar besok bisa dapat minyak,” ujar Muslem kepada Serambi, Sabtu (8/11/2025).

Menurutnya, antrean panjang yang terjadi setiap sore di sejumlah SPBU sangat meresahkan masyarakat. Banyak warga yang sudah kelelahan menunggu, namun harus pulang dengan tangan kosong karena stok BBM habis secara tiba-tiba.

Kelangkaan BBM juga berdampak langsung terhadap mobilitas masyarakat, terutama para pekerja dan pelajar yang menggunakan kendaraan pribadi. Aktivitas harian menjadi terganggu, dan produktivitas masyarakat menurun. Muslem menilai bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. “Kasihan masyarakat sudah capek mengantre, tiba-tiba stok minyak habis. Ini sangat mengganggu,” tegasnya.

Muslem meminta Pertamina untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap distribusi BBM di wilayah Bireuen. Ia mempertanyakan apakah jumlah pasokan yang dikirim ke SPBU sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Selain itu, ia menyoroti fenomena mudahnya mendapatkan Pertalite di pengecer, padahal BBM bersubsidi seharusnya tidak dijual secara bebas. “Ini menjadi tanda tanya juga bagi masyarakat, kenapa BBM sering langka atau kosong di SPBU. Atau memang ada permainan,” ujarnya.

Sebagai wakil rakyat, Muslem Abdullah menegaskan bahwa Pertamina memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan BBM yang stabil dan merata. Ia mendesak agar Pertamina segera mencari solusi atas ketidaklancaran pasokan, baik untuk BBM subsidi maupun non-subsidi. “Pertamina harus segera mencari jalan keluar terhadap ketidaklancaran pasokan BBM ke SPBU,” pungkasnya.(yus)

Ini Solusi Pertamina Atasi Kelangkaan

DALAM dua pekan terakhir, antrean kendaraan di sejumlah SPBU di Kabupaten Bireuen semakin sering terjadi, terutama pada sore dan malam hari. Fenomena ini terlihat jelas di SPBU Cot Gapu, Paya Meuneng, dan Simpang Leubu, Kecamatan Makmur, di mana antrean kendaraan bisa mencapai lebih dari 200 hingga 300 meter.

Darkasyi, salah seorang pemilik SPBU di Bireuen menjelaskan, bahwa pasokan BBM ke wilayahnya berasal dari Depo Pertamina Lhokseumawe. Depo tersebut melayani distribusi ke berbagai kabupaten/kota di Aceh, termasuk Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, Bener Meriah, Takengon, dan Pidie Jaya.

Menurut Darkasyi, distribusi dilakukan secara bertahap berdasarkan jarak. Wilayah terdekat seperti Lhokseumawe dan Aceh Utara mendapat prioritas pada trip pertama. Sementara Bireuen dan daerah lainnya baru menerima pasokan pada trip berikutnya, biasanya sore atau malam hari. Hal ini menyebabkan antrean panjang saat BBM tiba di SPBU. “Kuota tetap sesuai ketentuan, hanya saja jadwal pasokan didahulukan kepada yang lebih dekat,” ujar Darkasyi kepada Serambi, Sabtu (8/11/2025).

Ia juga menyebutkan, bahwa stok BBM sebenarnya tersedia dan pengiriman dilakukan sesuai permintaan SPBU. Namun, keterbatasan armada dan sistem distribusi bolak-balik membuat pasokan ke daerah yang lebih jauh menjadi lambat. Darkasyi mengungkapkan bahwa ada solusi yang ditawarkan oleh pimpinan Depo Pertamina Lhokseumawe. Mereka menyatakan kesediaan untuk melakukan pengiriman BBM pada hari Minggu, asalkan ada permintaan resmi dari kepala daerah.

Permintaan tersebut nantinya akan diteruskan ke pusat untuk dipertimbangkan sebagai kebijakan tambahan. Jika disetujui, pengiriman BBM di hari Minggu bisa dilakukan dan diharapkan mampu mengurangi antrean kendaraan yang terjadi hampir setiap hari. “Dengan adanya pasokan pada hari Minggu, kemungkinan besar antrean kendaraan bisa berkurang,” ulas Darkasyi.

Solusi ini membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam mengatasi persoalan distribusi BBM. Dengan mengajukan permintaan resmi kepada Pertamina, kepala daerah dapat membantu mempercepat pasokan dan mencegah antrean yang meresahkan masyarakat.(yus)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved