Wawancara Eksklusif

Aceh Entitas Khas di Indonesia

Berikut wawancara ekslusif wartawati Serambi, Sri Anggun Oktaviana, dengan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, H.E. Jess Dutton

Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM
FOTO Kunjungan pertama ke aceh 

KUNJUNGAN perdana Duta Besar Kanada ke Aceh membuka babak baru hubungan internasional. Mulai dari kerja sama di bidang pendidikan, kesetaraan gender, perdagangan, hingga energi terbarukan. Kanada melihat Aceh bukan sekadar sejarah, tetapi masa depan kolaborasi yang lebih kuat dan saling menguntungkan. Berikut wawancara ekslusif wartawati Serambi, Sri Anggun Oktaviana, dengan Duta Besar Kanada untuk Indonesia, H.E. Jess Dutton:

Ini merupakan kunjungan perdana Anda ke Aceh sejak menjabat sebagai Duta Besar Kanada untuk Indonesia. Apa tujuan utama dari kunjungan Anda kali ini?

Saya sangat senang berada di sini. Aceh sudah lama menjadi salah satu tempat yang ingin saya kunjungi, bahkan sejak saya kembali ke Kanada. Kanada memiliki sejarah yang penting dengan Aceh, serta hubungan yang erat dengan masyarakatnya. Selama puluhan tahun kami menjalankan berbagai program di Aceh, dan hubungan itu selalu terjaga dengan baik. Selain itu, banyak warga Aceh yang kini tinggal di Kanada, dan tentu saja kami memberikan dukungan besar setelah bencana tsunami. Karena itu, kunjungan ini sangat berarti bagi saya, untuk hadir langsung di Banda Aceh, bertemu dengan masyarakat, gubernur, serta berbagai pihak, sekaligus meninjau beberapa program dan pekerjaan yang kami lakukan di sini.

Mengapa memilih Aceh sebagai salah satu daerah yang dikunjungi di awal masa jabatan Anda? 

Sekali lagi, hubungan antara Kanada dan Aceh sangatlah penting. Aceh dikenal luas di tingkat internasional dan merupakan entitas yang khas di Indonesia. Karena itu, saya merasa perlu berkunjung untuk memahami lebih dalam dinamika yang ada di Aceh, sekaligus meninjau beberapa proyek yang kami jalankan di sini.

Oke. Apa kesan pertama Anda tentang Aceh mengenai orang-orangnya atau budayanya?

Sangat hangat dan ramah, seperti yang saya harapkan. Saya dan rekan-rekan saya dari Kedutaan Besar telah disambut dengan sangat hangat. Um, dan saya pikir orang-orang sangat antusias untuk memamerkan identitas unik Aceh. Jadi saya sangat menikmati belajar tentang budaya uniknya. Tentu saja, saya sudah mencoba berbagai macam makanan, yang merupakan bagian penting dari mengunjungi Aceh. Dan tentu saja, saya sudah minum banyak kopi, kopi dari Aceh.

Hubungan antara Kanada dan Indonesia cukup erat. Namun, hubungan langsung dengan Aceh belum banyak disorot. Menurut Anda, bidang kerja sama potensial apa yang paling baik dikembangkan antara Kanada dan Aceh? 

Anda benar mengatakan bahwa Kanada dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat erat dan kuat. Presiden baru saja mengunjungi Kanada pada September lalu dan kami telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif, yang ketika diratifikasi, saya pikir akan sangat bermanfaat bagi kedua negara kita, ekonomi kita, dan rakyat kita. Um, Kanada memiliki hubungan yang panjang dengan Aceh. Um, kami telah fokus pada berbagai jenis bantuan internasional. 

Hari ini fokus kami adalah pada memajukan kesetaraan gender, tetapi kami melihat banyak peluang dalam kolaborasi, baik melalui universitas, ada kolaborasi antara banyak universitas di sini dengan institusi Kanada. Tetapi Gubernur juga berbicara kepada saya tentang beberapa peluang komersial ekonomi di sini. Jadi saya akan membawa itu kembali ke Kedutaan Besar dan kami akan berdiskusi lebih lanjut tentang apa yang mungkin dilakukan dalam mengembangkan hubungan kita dengan Aceh.

Apakah Anda melihat peluang bagi Kanada untuk mendukung penguatan institusi lokal di Aceh, contohnya di bidang pendidikan, kepemimpinan perempuan, atau tata kelola pemerintahan demokratis di tingkat regional?

Ya, saya melihatnya, dan saya telah belajar banyak selama kunjungan saya ke sini. Kemarin saya berkesempatan memberikan ceramah di Universitas Syiah Kuala, sebuah pengalaman yang luar biasa. Saat bertemu dengan Rektor, beliau menyampaikan tentang kolaborasi dengan McMaster University di Ontario, serta upaya untuk memperluas kerja sama dengan University of Ottawa, khususnya di bidang medis. Hal ini menunjukkan banyak peluang bagi universitas di Aceh untuk menjalin hubungan akademik dengan Kanada.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, Kanada telah berinvestasi besar dalam memajukan kesetaraan gender di Aceh. Kami bertemu dengan sejumlah anggota fakultas dari berbagai universitas, termasuk mereka yang pernah menempuh pendidikan di Kanada. Kolaborasi ini sudah berjalan, dan kami ingin melihat lebih banyak lagi karena hubungan antarmasyarakat sangat penting dalam memperkuat kerja sama antarnegara. Pemerintah dapat menyediakan kerangka kerja, tetapi dunia usaha, institusi, dan masyarakatlah yang memanfaatkannya secara nyata.

Saya sangat menghargai bahwa kolaborasi ini terus berkembang, dan merasa terhormat dapat mengunjungi sejumlah proyek kami serta bertemu dengan para perempuan yang kami dukung melalui mitra lokal. Mereka sedang membangun kapasitas untuk menjadi pemimpin di komunitas masing-masing, sekaligus memperjuangkan hak diri mereka, anak-anak, dan keluarga. Ini adalah langkah penting menuju kesetaraan gender, agar perempuan lebih aktif di masyarakat, dunia usaha, dan pemerintahan. Kita semua tahu, jika 50 persen populasi tidak memiliki kesempatan yang sama dengan 50 % lainnya, maka tidak ada masyarakat atau negara yang dapat mencapai potensi penuh mereka. Inilah yang terus kami kerjakan di Kanada, dan juga kami dukung di Indonesia serta di seluruh dunia.

Apakah Kanada berencana untuk meningkatkan kerja sama akademik, beasiswa, atau program pertukaran pelajar dengan Aceh?

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved