Info Abdya

Pemerintah Abdya Berikan Penghargaan untuk Empat Pahlawan Bumoe Breuh Sigupai, Ini Sosok Mereka

Pemerintah Aceh Barat Daya memberikan penghargaan untuk empat pahlawan kabupaten setempat pada momentum peringatan Hari Pahlawan.

Penulis: Masrian Mizani | Editor: IKL
SERAMBINEWS.COM/HO
HARI PAHLAWAN - Plt Sekda Aceh Barat Daya (Abdya) Amrizal menyerahkan piagam penghargaan kepada ahli waris pahlawan Abdya, pada momentum Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan di halaman kantor bupati setempat, Senin (10/11/2025). 

Ketika Belanda membatasi dakwah dan memaksanya membayar pajak tanah, ia memimpin perlawanan bersenjata. 

Pada malam Jumat, 10 September 1926, bersama 227 mujahid menyerang bivak Belanda di Blangpidie. Serangan itu berhasil, namun ia syahid bersama putranya, Muhammad Kasim. 

Jenazah keduanya dimakamkan di halaman Masjid Jamik Blangpidie oleh Qadhi Yunus (Teungku di Lhong) atas instruksi pemangku Uleebalang Blangpidie, Teuku Rayeuk bin Teuku Ben Mahmud. 

Perlawanan Teungku Peukan menjadi simbol jihad rakyat Aceh Barat Daya melawan penjajahan.

Teuku Karim
Lahir tahun 1895. Putra dari Teuku Ben Mahmud Blangpidie dan Cut Linggam Terbangan. Sejak remaja ia sudah terbiasa naik turun hutan mengikuti pasukan perang ayahnya. 

Setelah ayahnya turun gunung, Teuku Karim melanjutkan perjuangan dan bergabung dalam pasukan gerilya Teuku Cut Ali dan Teuku Maulud di Aceh Selatan. 

Dalam operasi yang dipimpin Kapten G.F.V. Gosenson pada 25 Mei 1927, istrinya yang bernama Nyak Meutia binti Teuku Nago syahid bersama ayahnya, Teuku Nago—perencana penyerangan Bivak Terbangan tanggal 11 Agustus 1926, serta Teuku Cut Ali dan istrinya Fatimah yang sedang mengandung, di hutan Alu Burang-Lawe Sawah, Kluet Timur. 

Setelah tragedi tersebut perjuangan Teuku Karim semakin intensif hingga akhirnya pada 21 Januari 1930, Teuku Karim ditangkap Belanda dan diasingkan ke Pulau Jawa selama 10 tahun. 

Setelah kemerdekaan, ia kembali ke Aceh dan wafat di Blangpidie pada tahun 1971.

Teuku Nyak Arifin
Pejuang asal Susoh yang turut menyerang bivak Belanda di Blangpidie pada 15 Maret 1942, menjelang kedatangan Jepang. 

Setelah pertempuran sengit, pada 17 Maret 1942 ia bersama pasukannya mundur ke Palak Kerambil dan kemudian berlayar menuju Kutaraja dengan perahu pukat. 

Namun pada 19 Maret 1942, rombongan mereka gugur di pantai Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, setelah diterjang peluru pasukan Belanda yang menyamar sebagai tentara Jepang. 

Ia gugur bersama rekan-rekannya dan dikenang sebagai simbol pengorbanan rakyat pesisir Aceh Barat Daya

Plt Sekda Abdya Sampaikan Amanat Menteri Sosial

Pada momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut, Plt Sekda Abdya, Amrizal, membacakan Amanat Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved