Dunia Kampus
UUI Berdayakan Desa Baet Lampuot melalui Digitalisasi Rencong
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Baet Lampuot, Kecamatan
Ringkasan Berita:
- Rencong bukan hanya simbol sejarah dan identitas Aceh, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
- Melalui digitalisasi dan pemasaran berbasis e-commerce, rencong dapat dikenal lebih luas dan bernilai jual tinggi, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga global.
- Dalam pelaksanaannya, program ini memberdayakan dua kelompok utama, yaitu kelompok pengrajin rencong dan kelompok ibu-ibu PKK yang berperan dalam pemasaran.
SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Baet Lampuot, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar.
Desa yang dikenal luas sebagai “Desa Rencong” ini merupakan sentra para pengrajin rencong yang telah turun-temurun melestarikan warisan budaya Aceh.
Program ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dibawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ubudiyah Indonesia, yang didanai oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025.
Program bertajuk “Pemberdayaan Berbasis Budaya: Digitalisasi Rencong sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Kreatif Desa Baet Lampuot” ini dipimpin oleh Soraya Lestari SE MSi selaku ketua tim pelaksana.
Soraya menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini merupakan upaya untuk mengintegrasikan nilai budaya lokal dengan perkembangan teknologi digital, sehingga mampu mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.
Baca juga: UUI Dorong Pemberdayaan Kesehatan dan Ekonomi Desa Blang Tingkeum melalui Teh Herbal Makjun
“Rencong bukan hanya simbol sejarah dan identitas Aceh, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Melalui digitalisasi dan pemasaran berbasis e-commerce, rencong dapat dikenal lebih luas dan bernilai jual tinggi, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga global,” ujar Soraya.
Dalam pelaksanaannya, program ini memberdayakan dua kelompok utama, yaitu kelompok pengrajin rencong dan kelompok ibu-ibu PKK yang berperan dalam pemasaran.
Mahasiswa BEM UUI dari berbagai program studi seperti Sistem Informasi, Informatika, Manajemen, dan Akuntansi juga berkolaborasi dalam memberikan ide inovatif branding produk dan merancang sistem e-commerce bernama DREAM (Digital Rencong and Art Market) yang nantinya akan dihibahkan kepada Desa Baet Lampuot sebagai platform pemasaran resmi produk rencong dan kerajinan lokal.
Selain mahasiswa, kegiatan ini juga melibatkan dosen dari UUI. Lisnawati SE MM sebagai dosen manajemen dan Desita Ria Yusian TB SST MT sebagai dosen informatika.
Kepala Desa Baet Lampuot, Fajrin, menyatakan bahwa kolaborasi antar perguruan tinggi dan masyarakat merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas ekonomi kreatif desa.
“Kami sangat berterima kasih. Ini bukan hanya bantuan teknologi, tetapi juga masa depan baru bagi rencong sebagai kebanggaan kami,” tuturnya.
Sementara itu, Bahagia, pengrajin rencong senior yang telah berkarya selama puluhan tahun, mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya inovasi ini.
Menurutnya, program tersebut membuka ruang baru bagi pengembangan desain, efisiensi produksi, dan perluasan pasar rencong hingga ke mancanegara.
“Selama ini kami hanya mengandalkan penjualan langsung. Kini, dengan e-commerce dan adanya bantuan mesin, kami bisa membuat rencong yang lebih presisi dan menjangkau pembeli dari mana pun,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Ketua PKK Desa Baet Lampuot, Rahmati, yang menyatakan kesiapan anggotanya untuk ikut terlibat dalam digitalisasi pemasaran.
“Kami sangat antusias. Para ibu PKK siap belajar dan menjadi tenaga pemasaran yang kompeten melalui sistem e-commerce yang diberikan,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan, program ini turut memberikan hibah mesin produksi, yaitu NC Milling Machine dan Laser Engraving Machine untuk proses produksi rencong yang lebih efisien dan menghasilkan variasi produk yang inovatif.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam mendukung pelestarian budaya sekaligus mendorong kemandirian ekonomi desa.
Ke depan, Desa Baet Lampuot diharapkan dapat berkembang sebagai ikon ekonomi kreatif berbasis budaya tradisional Aceh yang berdaya saing hingga tingkat internasional.(*)
| Dosen FP Unsam Dorong Penerapan Teknologi Hayati Bawang Merah di Kota Langsa |
|
|---|
| UUI Dorong Pemberdayaan Kesehatan dan Ekonomi Desa Blang Tingkeum melalui Teh Herbal Makjun |
|
|---|
| ITF Ar-Raniry Salurkan Rp 422 Juta Bantuan UKT untuk 192 Mahasiswa, Luncurkan Beasiswa Prestasi |
|
|---|
| Akademisi: Jurnalisme Bukan Sekadar Menulis Berita, tapi Soal Etika dan Kebenaran |
|
|---|
| Kampus UNBP Launching Program Sekolah Sehat Jiwa di SDIT Muhammadiyah 6 Lhokseumawe |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/pengabdian-u9ujjk.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.