Kasus ISPA di Aceh
Tingkatkan Pencegahan Penularan Influenza dan Kasus ISPA, Ini Saran IDI Aceh
Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan influenza menunjukkan tanda-tanda peningkatan, khususnya sejumlah daerah...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Ringkasan Berita:
- Kasus ISPA dan influenza di Aceh menunjukkan peningkatan, memicu kekhawatiran terhadap dampak kesehatan dan aktivitas masyarakat.
- Ketua IDI Aceh, Dr Muntadhar, menegaskan pentingnya pencegahan melalui masker, kebersihan tangan, PHBS, serta kesiapsiagaan di sekolah dan tempat kerja.
- IDI Aceh juga mendorong kolaborasi lintas sektor agar penularan dapat ditekan dan dampak sosial-ekonomi dapat diminimalisasi.
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan influenza menunjukkan tanda-tanda peningkatan, khususnya sejumlah daerah di Aceh dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak kesehatan sekaligus aktivitas masyarakat, termasuk sekolah.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr Muntadhar menjelaskan, kasus ISPA dan influenza di Aceh harus menjadi alarm bagi semua pihak. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan pencegahan penularan.
Langkah pencegahan sederhana seperti penggunaan masker, menjaga kebersihan tangan, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus kembali digalakkan. “Kita tidak boleh lengah. Pencegahan di tempat kerja dan sekolah menjadi kunci agar penularan tidak semakin meluas,” tegas Muntadhar.
Baca juga: Kasus ISPA Meningkat Tajam, Infulenza A Ikut Menanjak
Ketua IDI Aceh menjelaskan, hampir semua virus penjalarannya untuk saluran nafas atas droplet infection.
“Saat ini yang paling baik pencegahan dengan memakai masker, cegah kontaminasi cuci tangan hand hygiene dan vaksin anti influenza kita belum free, berbeda dengan di luar negeri beberapa sudah gratis,” jelas Muntadhar.
IDI Aceh juga mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, pengusaha, hingga masyarakat sipil. Dengan adanya koordinasi yang baik, dampak sosial dan ekonomi akibat merebaknya ISPA dan influenza dapat diminimalisasi.
“Harapan kami, masyarakat Aceh tetap tenang namun waspada. Jangan menunggu kasus semakin parah baru bergerak. Kesiapsiagaan sejak dini dan pencegahan akan membantu kita melewati masa-masa ini,” tutupnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/IDI-Aceh-Dr-Muntadhar.jpg)