Sabang
GEN-A Lantik 22 Kader Kesehatan Remaja Sabang melalui Pelatihan TaKasi-SeRa
Sebanyak 22 santri kelas 1 dan 2 SMA mengikuti pelatihan intensif TaKasi-SeRa dan resmi dilantik sebagai Kader Kesehatan Remaja Sabang...
Agustian Hasnan Hakim memaparkan modul ansietas dan depresi. Ia menegaskan, “Kita tidak boleh lagi menganggap cemas itu lemah. Ini kondisi nyata yang membutuhkan pemahaman. Penting untuk kita mengenal kapan kita harus mencari pertolongan, termasuk mencurahkan hati ke teman”.
Sesi berikutnya dipandu dr. Imam Maulana, yang mengajarkan teknik konseling KAP–GATHER. Para santri belajar mendengarkan aktif, menunjukkan empati, dan menjaga rahasia teman yang datang meminta pertolongan.
“Konselor sebaya bukan pengganti psikolog, tetapi pintu pertama yang membantu teman merasa aman sebelum masalah berkembang. Konselor layaknya teman curhat yang menjadi tempat aman bercerita,” jelas Imam Maulana yang juga Duta Pemuda Indonesia 2025 Provinsi Aceh.
Najwa Miftahul Jannah menutup sesi hari pertama dengan materi Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP). Ia mengingatkan bahwa “tidak semua luka terlihat oleh mata, dan banyak remaja menyimpan beban dalam diam. Penting untuk kita agar mampu melihat kebutuhan teman, mendengarkan, dan menghubungkan dengan penolong lebih lanjut,” tutur Najwa.
Hari Kedua: Gizi Remaja, Edukasi Partisipatif, dan Rencana Aksi
Pada hari kedua, perhatian peserta diarahkan pada isu gizi dan nutrisi. dr. Shabrina Masturah (Edukator GEN-A) menekankan hubungan antara pola makan, emosi, dan konsentrasi belajar.
“Banyak remaja tidak menyadari bahwa kebiasaan makan makanan tidak sehat, dan pola makan tidak teratur dapat memengaruhi kesehatan mental, dan juga sebalik. Penting bagi remaja untuk memenuhi kebutuhan gizi harian seimbang harian, terutama remaja putri yang rentan mengalami anemia defisiensi besi ” tegas Shabrina yang juga merupakan Duta Pemuda Indonesia 2025 Provinsi Aceh.
Nur Aida Rossa (Forum GenRe Aceh) membawakan materi edukasi partisipatif, mengajak peserta merancang penyampaian pesan kesehatan dengan cara yang dekat dengan keseharian mereka “Berbagi ilmu sesama teman dengan cara menyenangkan seperti melalui permainan, nyanyian, dan berbicara dari hati-hati dapat membuat proses belajar lebih efektif,” Jelas Nur Aida Rossa yang juga merupakan Duta Pemuda Indonesia 2024 Provinsi Aceh.
Para kader juga didorong untuk membuat struktur organisasi dan Diva Aulia kemudian memperkenalkan manajemen organisasi dan penyusunan rencana aksi kader.
Suasana pelatihan semakin hidup saat para santri melakukan praktik edukasi bergiliran. Beberapa peserta terlihat gugup, namun tak sedikit yang tampil percaya diri.
Harapan bagi Santri dan Lingkungan
Pimpinan Pesantren Terpadu Al-Mujaddid, Ust Irsalullah Yusuf.,S.Th.I , berharap ilmu yang diperoleh santri dapat diterapkan secara konsisten. “Kami merasakan hal baru yang inspiratif dan positif untuk anak-anak kami juga pesantren kami. Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyyah yang dapat disebarkan kebermanfaatannya ke lembaga-lembaga lain,” ujarnya.
Direktur Eksekutif GEN-A, dr. Imam Maulana, menegaskan pentingnya peran kader dalam gerakan literasi kesehatan remaja. “Setiap kader adalah titik nyala kecil. Jika dijaga, ia bisa tumbuh menjadi budaya saling peduli di komunitas masing-masing,” ungkapnya.
Ketua panitia, Cutwan Annura Rezkina, menekankan keinginan besar membentuk ruang aman bagi remaja. “Melalui TaKasi-SeRa, kami ingin para remaja punya ruang aman untuk belajar, bercerita, dan saling menguatkan,” ujar Cutwan.
“Bukan hanya soal pengetahuan kesehatan, tetapi bagaimana mereka tumbuh sebagai generasi yang peduli, percaya diri, dan mampu menjadi penopang bagi teman sebayanya. Kami berharap 22 kader ini menjadi titik awal perubahan kecil yang berdampak besar di sekolah dan komunitas mereka.” Tambahnya.
Tentang TaKasi-SeRa GEN-A
Taman Edukasi Kesehatan Remaja (TaKasi-SeRa) merupakan program penguatan kapasitas remaja berbasis pendekatan sebaya yang dikembangkan oleh Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) sejak 2023. TaKasi-SeRa adalah pusat kaderisasi dan edukasi kesehatan dari oleh untuk remaja. Program ini mengintegrasikan literasi kesehatan, komunikasi antarpribadi (KAP), konseling dasar, gizi, kesehatan mental, kesehatan reproduksi, hingga pencegahan kekerasan.
TaKasi-SeRa menempatkan remaja bukan sekadar penerima informasi, tetapi edukator yang menyebarkan edukasi kepada teman sebaya melalui metode partisipatif, permainan, kampanye kreatif, dan aksi komunitas. Sejak berjalan, program ini telah melibatkan ratusan remaja dan menjadi salah satu model pemberdayaan pemuda yang diperkenalkan GEN-A dalam forum nasional dan interansional.(rel/*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/TAKASI-SERA-di-Sabang.jpg)