Sekolah Inspirasi Bangsa Hadirkan Stan Karakter Diri di Festival Literasi Daerah 2025

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sekolah Inspirasi Bangsa menghadirkan stan tentang karakter diri pada Festival Literasi Daerah 2025.

Stan yang menampilkan konsep “7 Cara Mengenal & Mencintai Diri untuk Membangun Kemampuan Literasi” ini mendapat banyak perhatian pengunjung, termasuk Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, Selasa (19/11/2025).

Armia yang datang bersama sejumlah pejabat, di antaranya Ketua DPRK Fadlon, Bunda Literasi Yuyun Armia terlihat antusias menanyakan item yang dihadirkan, misalnya absensi wajah, cermin afirmasi, dinding karya literasi siswa, pohon kecerdasan emosi, pojok baca yang berisi karya mentor dan siswa.

Stan ini juga dilengkapi pojok podcast aksi, serta challenge panggung berani bicara untuk melatih kemampuan public speaking pengunjung.

Dalam kesempatan tersebut, Armia Pahmi menegaskan bahwa peningkatan literasi menjadi prioritas pemerintah daerah.

“Peningkatan literasi penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, berdaya saing, dan kritis. Di era digital, literasi juga harus mencakup kemampuan memahami teknologi serta bijak menangkal berita hoaks,” ujarnya.

Sementara Rahmah Nur Rizki, founder sekaligus Ketua Yayasan Pendidikan Sekolah Inspirasi Bangsa, menyatakan literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis. 

Dijabarkannya kalau literasi juga berkaitan dengan pengenalan diri sebagai fondasi perkembangan remaja.

Melalui tujuh cara mengenal dan mencintai diri, pihaknya ingin membangun kemampuan literasi yang lebih menyeluruh bagi anak muda.

“Selain fasilitas interaktif, stan kami juga menampilkan karya peserta didik, modul pembelajaran, dokumentasi kegiatan sosial, serta ruang diskusi singkat tentang literasi, pendidikan, dan pengembangan diri,” ungkapnya.

Di sisi lain Rahmah mengapresiasi festival ini karena selama tiga hari berturut-turut menghadirkan berbagai acara, seperti bedah buku, fashion show pakaian adat Tamiang, telewicara, dongeng anak, dan pameran dari berbagai komunitas, sekolah, serta instansi terkait. 

Penyelenggara berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi sebagai fondasi kemajuan daerah.(*)