Berita Banda Aceh

Kolaborasi Global, Dokter Paru Aceh Sukses Gelar PIRA X, Hadirkan 2 Pakar Dunia Bahas Penanganan TBC

diskusi berfokus pada transformasi layanan kesehatan yang terbarukan, terutama terkait TBC resisten obat dan penemuan mutakhir seputar kanker paru.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
Peserta dan anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Aceh foto bersama di sela-sela kegiatan Pertemuan Ilmiah Respirasi Aceh (PIRA) X yang digelar di Gedung Landmark BSI Banda Aceh. Kegiatan tersebut ditutup pada Minggu (23/11/2025) pagi di area Car Free Day, Kota Banda Aceh. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Aceh sukses menggelar Pertemuan Ilmiah Respirasi Aceh (PIRA) X selama tiga hari di Gedung Landmark BSI Banda Aceh.

Mengusung tema ambisius “Transforming Lung Healthcare for Better Outcomes,” pertemuan tahunan ini menjadi forum strategis yang mempertemukan dokter paru, residen, dan tenaga kesehatan untuk membahas tantangan dan inovasi terbaru dalam pelayanan kesehatan pernapasan.

Tingginya beban penyakit paru di Indonesia, mulai dari Tuberkulosis (TBC) resisten obat, PPOK, hingga kanker paru dan dampak polusi, menjadikan kegiatan ilmiah ini sangat relevan dan strategis bagi masa depan layanan kesehatan pernapasan.

Dalam PIRA X tahun ini, diskusi berfokus pada transformasi layanan kesehatan yang terbarukan, terutama terkait TBC resisten obat dan penemuan mutakhir seputar kanker paru.

Ketua Panitia PIRA X, dr. Hendra Kurniawan, M.Sc, Sp.P(K), menekankan bahwa tantangan layanan respirasi ke depan membutuhkan dokter yang adaptif dan berbasis bukti.

“Perubahan dalam dunia medis berjalan cepat. Penyakit respirasi kini semakin kompleks dan membutuhkan kompetensi baru dalam diagnosis dan terapi,” ujar dr. Hendra, yang juga mantan ketua BEM FK USK.

Komitmen untuk peningkatan kualitas layanan ini juga ditegaskan oleh Ketua PDPI Aceh, Dr. dr. Mulkan Azhari, M.Sc, Sp.P(K).

“Kita tidak hanya mempelajari obat atau teknologi baru, tetapi juga bagaimana memberi layanan yang lebih manusiawi, tepat sasaran, dan memiliki dampak yang terukur bagi pasien,” tuturnya.

Baca juga: Mubes PIRA Banda Aceh, Prof Hasanuddin Serukan Kebangkitan Marwah Pidie Raya

Hadirkan Dua Pakar Internasional dari Thailand

Keistimewaan PIRA X kali ini adalah kehadiran dua pembicara internasional terkemuka dari Thailand, yakni Prof. Sarunyou Chusri dan Prof. Virasakdi Chongsuvivatwong.

Keduanya membawakan materi vital mengenai perkembangan penanganan Tuberkulosis, khususnya TBC resisten obat, yang masih menjadi perhatian utama di Asia Tenggara.

Materi yang disampaikan meliputi strategi skrining, pemeriksaan molekuler terkini, hingga pendekatan kesehatan masyarakat dalam pengendalian TBC.

"Topik tersebut menjadi perhatian utama peserta mengingat Aceh dan Indonesia masih termasuk wilayah dengan insidensi TB yang cukup tinggi," jelas dr. Mulkan.

Selain pakar internasional, hadir pula pembicara nasional, Dr. dr. Andika Pradana, M.Ked (Paru), Sp.P(K), yang menyampaikan perkembangan terbaru mengenai terapi triple inhalasi (triple therapy) pada penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Ia menjelaskan bahwa kombinasi LABA, LAMA, dan ICS kini menjadi terapi yang lebih efektif untuk pasien PPOK dengan gejala berat atau eksaserbasi berulang.

Penekanan terhadap pentingnya individualisasi terapi berdasarkan respons pasien dan profil klinis menjadi fokus utama diskusinya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved