Aceh Tamiang

Berhasil di Perantauan, Fadhillah Boy Dukung Tanah Kelahiran Bangun Peternakan Ayam Petelur

Kemunculan peternak lokal ini otomatis membuat Aceh lebih mandiri karena tidak lagi bergantung pasokan telur ayam dari Sumatera Utara...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
PULLET - Fadhillah Boy saat mengawasi distribusi pullet di peternakan Airmasin, Seruway, Aceh Tamiang, Minggu (23/11/2025) dini hari. 

 

Ringkasan Berita:
  • Drh Fadhillah Boy, peternak besar di Sumut, justru membantu peternak Aceh Tamiang membangun usaha ayam petelur agar Aceh tidak lagi bergantung pasokan dari luar.
  • Ia mendukung penuh pembangunan kandang berkapasitas 100 ribu ekor di Seruway dan aktif memberi pendampingan langsung.
  • Boy menilai kemandirian produksi telur penting untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis dan menekan potensi kelangkaan serta lonjakan harga telur di Aceh.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG  - Drh Fadhillah Boy (51) dianggap sedang membuat lubang keterpurukan ketika membantu peternak lokal Aceh Tamiang membangun budidaya ayam petelur.

Kemunculan peternak lokal ini otomatis membuat Aceh lebih mandiri karena tidak lagi bergantung pasokan telur ayam dari Sumatera Utara.

Konsep ini di luar akal sehat karena Fadhillah Boy sendiri merupakan peternak yang mengelola puluhan ribu ekor ayam petelur di Langkat, Sumatera Utara. Tak berbeda dengan pengusaha lain, telur ayam yang dikeluarkan dari peternakan seluas 1,5 hektare miliknya tertuju ke Aceh.

“Kalau (pengiriman) Aceh ini tidak putus, saya kirim telur mulai dari Aceh Tamiang sampai Sabang,” kata Fadhillah Boy kepada Serambi, Minggu (23/11/2025).

Boy mengaku tidak khawatir kebijakannya ini membuat penghasilannya anjlok. Justru dia mendorong agar peternak lokal memberanikan diri merintis usaha ini.

“Bagaimanapun saya orang Aceh, saya sangat senang ketika ada saudara saya (warga Aceh) serius membangun peternakan ini,” kata alumni Unsyiah yang lahir di Sigli 51 tahun lalu.

Dukungan ini bukan sebatas teori karena Boy sudah membuktikan ketika dia mendorong Syaiful Bahri, peternak Aceh Tamiang membangun kandang ayam berkapasitas 100 ribu ekor di Airmasin, Seruway, Aceh Tamiang.

Tak tanggung-tanggung, Boy terlihat hilir mudik meluangkan waktu meninjau langsung progres pembangunan kandang ayam yang berjarak kurang lebih 200 kilometer dari rumahnya di Kota Binjai, Sumatera Utara.

“Modal utamanya itu keberanian, yang kedua baru disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki,” sarannya.

Melihat begitu tingginya dedikasi mendorong kemajuan peternak lain, wajar bila Boy ditunjuk sebagai Ketua Perhimpunan Peternak Petelur Sumatera Utara (P3SU) sejak 2020. Melalui organisasi ini, Boy berusaha bijak menyikapi kesimbangan bisnis dan kebutuhan telur ayam.

Baca juga: Berkapasitas 100 Ribu Ekor, Aceh Tamiang Kini Miliki Peternakan Ayam Petelur Terbesar di Aceh

Diakuinya kalau Aceh masih membutuhkan pasokan telur ayam yang sangat besar menyusul berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pasokan telur dari Sumatera Utara dinilainya tidak akan cukup memenuhi kebutuhan konsumsi telur di Aceh dalam beberapa bulan ke depan.

Bila situasi ini tidak disikapi, maka harga telur di Aceh akan melambung menyusul kelangkaan komoditas. Hal ini diperparah dengan harga pakan dari jagung yang terus melonjak naik.

“Sebagai orang Aceh, sudah sepatutnya saya mendukung program Gubernur Mualem dan menyukseskan program MBG dari Presiden,” kata Boy didampingi istrinya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved