Banjir Landa Aceh

Kisah Izal, Setahun Tak Bertemu Ibu, Baru Tahu Selamat dari Banjir Aceh Lewat Video Vilmei

Dalam video itu, Izal mengenali sosok ibunya yang berada di sisi Vilmei. Ia pun meninggalkan komentar yang menyentuh hati.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
Tangkapan layar/Instagram @vilmei
Sebuah video sederhana dari lokasi pengungsian banjir di Pidie Jaya, Aceh menjadi penghubung kabar bagi Izal, seorang anak perantau yang dalam beberapa pekan ini hidup dalam kecemasan menunggu kabar ibunya usai banjir melanda sebagaian wilayah Aceh. 

SERAMBINEWS.COM – Sebuah video sederhana dari lokasi pengungsian banjir di Pidie Jaya, Aceh menjadi penghubung kabar bagi Izal, seorang anak perantau yang dalam beberapa pekan ini hidup dalam kecemasan menunggu kabar ibunya usai banjir melanda sebagaian wilayah Aceh.

Izal, yang saat ini merantau di Jakarta dan bekerja di sebuah toko beras, akhirnya mengetahui kondisi sang ibu yang menjadi korban banjir di Aceh setelah melihat unggahan konten kreator Vilmei di media sosial.

Kisah ini bermula saat Vilmei membagikan video aktivitas para ibu yang memasak bersama di tenda pengungsian banjir di Pidie Jaya, Aceh.

Video tersebut viral dan sampai ke tangan Izal, yang selama ini kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya akibat keterbatasan sinyal.

Dalam video itu, Izal mengenali sosok ibunya yang berada di sisi Vilmei. Ia pun meninggalkan komentar yang menyentuh hati.

“Alhamdulillah ya Allah, ternyata mamakku sehat. Itu mamakku yang paling kanan, Kak Vilmei. Terima kasih, tanpa video ini mungkin aku nggak bisa melihat mamakku. Jaringan internet terbatas, terima kasih sudah posting,” tulis Izal, dikutip Serambinews.com, Kamis (18/12/2025).

Baca juga: Harga Bensin di Aceh Tamiang Capai Rp 30 Ribu per Botol, Vilmei: Pom Tutup, Rumah Hanyut Semua

Bagi Izal, yang sehari-hari bekerja di toko beras di Jakarta, momen itu menjadi jawaban atas penantian panjang penuh kekhawatiran.

Selama ini, ia hanya bisa berharap dan menunggu kabar ibunya dari kejauhan.

Setahun Terpisah, Komunikasi Sangat Terbatas

Izal mengungkapkan bahwa dirinya sudah setahun tidak bertemu sang ibu sejak merantau ke Jakarta untuk bekerja.

Selama itu pula, komunikasi mereka sangat terbatas karena sang ibu hanya memiliki ponsel lama seharga sekitar Rp50 ribuan.

“Ini mamakku, sosok wanita kuat yang membesarkanku sejak kecil tanpa seorang ayah,” ungkap Izal.

Sang ibu, Nilawati, merupakan seorang janda yang membesarkan empat orang anak, dengan Izal sebagai anak ketiga.

Baca juga: Sembako Tak Tembus Pedalaman Aceh Tamiang, Vilmei: Warga Bawa Tombak dan Rela Nyamar Jadi Wanita

Keterbatasan alat komunikasi membuat Nilawati tak bisa menghubungi anak-anaknya secara rutin.

“Bisa dengar suara anak aja sudah alhamdulillah,” kata Nilawati.

Tak Ingin Anak Khawatir

Meski rumah kayu miliknya di Pidie Jaya dipenuhi lumpur akibat banjir, Nilawati mengaku kerap menyembunyikan kondisi sebenarnya dari anak-anaknya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved