Banyak Kasus Keracunan, BGN Heran Cara Petugas Dapur MBG, Ayam Dibeli Sejak Sabtu, Dimasak Rabu

Ia menjelaskan ayam tersebut sebenarnya telah dibeli sejak Sabtu, tetapi baru dimasak pada Rabu

Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Ilustrasi Makan Bergizi Gratis (MBG). BGN heran dengan cara petugas dapur MBG di Kabupaten Bandung Barat. Ayam disimpan 4 hari sebelum dimasak. 

SERAMBINEWS.COM - Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menjadi program andalan Presiden Prabowo Subianto kembali terjadi dan memicu kritik tajam dari berbagai kalangan.

Jawa Barat tercatat sebagai salah satu daerah dengan jumlah kasus terbanyak.

Terbaru, ratusan siswa di Kabupaten Bandung Barat dilaporkan mengalami keracunan setelah menyantap makanan MBG.

Peristiwa ini menambah panjang daftar insiden serupa yang mencoreng pelaksanaan program tersebut.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, menilai kasus ini sulit diterima akal sehat.

Menurutnya, hal seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi jika pengelolaan dapur penyedia makanan dilakukan secara benar dan profesional.

Baca juga: Banyak Kasus Keracunan, Menu MBG Diduga Dimasak Malam Sebelumnya, IDAI Ingatkan Ini

Ayam disimpan 4 hari

Ia menjelaskan ayam tersebut sebenarnya telah dibeli sejak Sabtu, tetapi baru dimasak pada Rabu, artinya ada jeda empat hari sebelum diolah menjadi lauk untuk program MBG.

"Saya juga tidak mentolerir bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak fresh. Karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar," ujar Nanik saat memberikan keterangan di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

"Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak fresh, ayam dibeli di hari Sabtu, baru dimasak di hari Rabu," katanya lagi.

Lebih jauh, Nanik menjelaskan kondisi itu mungkin saja tidak berbahaya jika ayam hanya dalam jumlah kecil dan disimpan di freezer rumah tangga.

Namun, kasus kali ini jauh berbeda. Jumlah ayam yang disimpan mencapai sekitar 350 ekor di dalam sebuah freezer, yang menurutnya tidak mungkin mampu menampung sekaligus menjaga kualitas daging agar tetap layak konsumsi.

"Memang kalau di rumah ya enggak apa-apa itu dua ayam kita nyimpannya. Tapi, kalau 350 ayam, freezer mana yang kuat menyimpan? Jadi ada berbagai hal, kami sudah mengeluarkan tindakan-tindakan," tegas Nanik.

Baca juga: iPhone 17 Masuk Indonesia Awal Oktober 2025, Berikut Perkiraan Harganya

GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengungkap, keracunan massal MBG di Bandung Barat salah satunya disebabkan karena adanya SOP yang tidak dijalankan
GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengungkap, keracunan massal MBG di Bandung Barat salah satunya disebabkan karena adanya SOP yang tidak dijalankan (rahmat kurniawan/tribun jabar)

Korban terus bertambah

Kasus keracunan massal akibat program MBG ini sendiri menjadi perhatian luas karena jumlah korban terus bertambah.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat hingga Kamis (25/9/2025) siang, tercatat sudah ada 1.333 korban yang teridentifikasi dari tiga kejadian berbeda.

Rinciannya, dua insiden terjadi di Kecamatan Cipongkor, sementara satu lainnya muncul di Kecamatan Cihampelas.

Gelombang pertama bermula dari klaster Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cipari pada Senin (22/9/2025) hingga Selasa (23/9/2025).

Di klaster ini, total 393 orang dilaporkan mengalami keracunan. Kasus kedua muncul di wilayah Cihampelas, dengan korban mencapai 192 orang.

Dari jumlah tersebut, 176 siswa SMKN 1 Cihampelas, 7 siswa MA Al Mukhtariyah, 8 siswa MTs Al Mukhtariyah, serta 1 siswa SDN 1 Cihampelas turut terdampak.

Tak berhenti di sana, kasus lain kembali muncul dari dapur berbeda di wilayah Cipongkor, tepatnya di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu.

Dari klaster ini, 201 korban tambahan kembali dilaporkan. Ironisnya, sehari setelah kejadian tersebut, muncul lagi kasus baru dengan jumlah penderita yang jauh lebih besar.

Hingga Kamis (25/9/2025), korban yang mengalami gejala keracunan akibat menu MBG terus bertambah drastis.

Laporan terbaru menyebutkan ada 730 orang yang jatuh sakit akibat makanan dari menu yang berbeda dengan kasus sebelumnya.

"Kalau hari ini yang keracunan kedua, ada 730 orang," ungkap Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, ketika ditemui di Posko Cipongkor pada Kamis.

Baca juga: iPhone 17 Masuk Indonesia Awal Oktober 2025, Berikut Perkiraan Harganya

Korban mual hingga sesak napas

Sebagian besar korban merupakan para pelajar, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga SMA/SMK. 

Menurut tenaga medis yang menangani, keluhan utama para pasien hampir seragam, yakni rasa mual hebat, pusing, hingga sesak napas setelah mengonsumsi makanan dari program MBG.

Laporan petugas kesehatan di lapangan juga menegaskan sebagian besar pasien yang datang ke posko maupun fasilitas kesehatan mengalami gejala serupa.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul BGN Heran dengan Cara Petugas Dapur MBG, Ayam Disimpan 4 Hari Sebelum Dimasak: di Luar Nalar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved