Berita Nasional

Ribuan Anak Keracunan MBG hingga Jadi Sorotan Media Asing, Prabowo hingga Ahli Gizi Bereaksi

Banyaknya kasus keracunan MBG tersebut menuai banyak respons dari banyak tokoh, pejabat hingga Presiden Prabowo Subianto.

Editor: Nurul Hayati
Thumbnail Youtube Serambinews
DR TAN SOROTI MBG - dr Tan Shot Yen atau yang lebih dikenal dengan dr Tan menyoroti keras terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang kerap bermasalah ini menjadi sorotan publik lantaran banyak siswa yang keracunan makanan. Hal tersebut ia sampaikan pada Audiensi dengan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIS) CISDI, JPI di Gedung Parelemen. 

Banyaknya kasus keracunan MBG tersebut menuai banyak respons dari banyak tokoh, pejabat hingga Presiden Prabowo Subianto. Bahkan media asing ikut memberitakan kasus keracunan MBG tersebut.

SERAMBINEWS. COM - Kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan nasional sepanjang tahun 2025.

Berikut adalah rangkuman lengkapnya:

Jumlah dan Sebaran Kasus

Total Korban: Hingga akhir September 2025, tercatat lebih dari 6.452 orang mengalami keracunan.

Wilayah Terparah:

Bandar Lampung: 503 korban
Kabupaten Lebong, Bengkulu: 467 korban
Bandung Barat, Jawa Barat: 411 korban
Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah: 339 korban
Kulon Progo, DI Yogyakarta: 305 korban
Lonjakan Kasus:

Januari: 94 korban dari 4 kasus
Agustus: 1.988 korban dari 9 kasus

September: 2.210 korban dari 44 kasus
 

Penyebab Keracunan

Bakteri Berbahaya:

E. coli: air, nasi, tahu, ayam
Staphylococcus aureus: tempe, bakso
Salmonella: ayam, telur, sayur.

Bacillus cereus: mi
Coliform, Klebsiella, Proteus, Timbal (Pb): air terkontaminasi
Faktor Teknis:

SDM belum terlatih di dapur baru
Pelanggaran SOP
Kualitas bahan baku dan sanitasi buruk

GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengungkap, keracunan massal MBG di Bandung Barat salah satunya disebabkan karena adanya SOP yang tidak dijalankan
GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengungkap, keracunan massal MBG di Bandung Barat salah satunya disebabkan karena adanya SOP yang tidak dijalankan (rahmat kurniawan/tribun jabar)

Respons Pemerintah

Penutupan Dapur MBG Sementara

Dapur yang bermasalah ditutup untuk evaluasi dan investigasi.

Presiden Prabowo Turun Tangan Memanggil Kepala BGN dan pejabat terkait untuk menyelesaikan masalah

Program Tetap Berjalan Selektif Hanya dapur yang terlibat keracunan yang dihentikan sementara

Evaluasi Menyeluruh

Pemerintah memperketat pengawasan, pelatihan SDM, dan standar keamanan pangan
 
Kasus ini menunjukkan bahwa meskipun MBG bertujuan mulia, pelaksanaannya harus memenuhi standar keamanan pangan yang ketat.

Hingga akhir September 2025 sudah ada 6.452 kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) berdasarkan data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI).

Sementara data versi pemerintah yang dihimpun Badan Gizi Nasional (BGN), Kemenkes dan BPOM mencatat jumlah total korban ada di kisaran 5.000 orang.

Data JPPI juga menunjukkan lima provinsi dengan jumlah keracunan MBG terbanyak, pertama Jawa Barat dengan 2.012 kasus, Yogyakarta 1.047 kasus, Jawa Tengah 722 kasus, Bengkulu 539 kasus dan Sulawesi Tengah 446 kasus.

Kasus keracunan MBG sempat mengalami penurunan pada bulan Juni 2025.

Penyebabnya karena sekolah-sekolah sedang sibuk penerimaan murid baru.

Banyaknya kasus keracunan MBG tersebut menuai banyak respons dari banyak tokoh, pejabat hingga Presiden Prabowo Subianto.

Bahkan media asing ikut memberitakan kasus keracunan MBG tersebut.

Berikut ini beberapa komentar dari tokoh, pejabat hingga Presiden terkait keracunan MBG:

1. Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang

MINTA MAAF - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan permohonan maaf terkait kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa ribuan anak, Jumat (26/9/2025) di kantor BGN, Jakarta.
MINTA MAAF - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan permohonan maaf terkait kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa ribuan anak, Jumat (26/9/2025) di kantor BGN, Jakarta. (Tangkap Layar Kompas TV)

Maraknya kasus pelajar yang keracunan akibat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat pimpinan Badan Gizi Nasional (BGN) buka suara.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik S Deyang pun menyampaikan permohonan maaf akibat banyaknya kasus pelajar yang keracunan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut.

Sembari meneteskan air mata, ia pun akan bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut.

"Tentu saya siap bertanggung jawab hal yang sudah terjadi pada seluruh biaya dari anak-anak dan juga kalau ada orang banyak untuk atas apa yang terjadi," jelasnya.


2. Mendagri Tito Karnavian

POLEMIK EMPAT PULAU - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ketika memberi keterangan pers di kantornya, Senin (25/11/2024). Ia menegaskan empat pulau yang selama ini menjadi sengketa antara Aceh dan Sumatera Utara merupakan wilayah Aceh.
POLEMIK EMPAT PULAU - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ketika memberi keterangan pers di kantornya, Senin (25/11/2024). (Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com)

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan, pemerintah daerah (Pemda) harus menjadi garda terdepan dalam penanganan awal kasus Makan Bergizi Gratis (MBG).

Tito meminta Pemda memperkuat koordinasi dengan Satgas MBG di daerah agar mitigasi berjalan cepat dan tepat.

“Kalau ada insiden, yang pertama pasti Pemda. Mereka punya rumah sakit, ambulans, tenaga kesehatan, hingga sistem darurat. Jadi, respons awal harus dilakukan otoritas daerah,” kata Tito.

3. Kepala BGN, Dadan Hindayana

Dadan menegaskan enggan menghentikan program MBG. Alasannya sejak awal program tersebut bertujuan untuk mencapai menu gizi seimbang kepada anak seluruh Indonesia.  

Dia menjelaskan anak-anak itu hanya sekadar makan dengan nasi, atau mungkin dengan mie instan ditambah kerupuk.

Bahkan kata dia, ketidakmampuan membeli susu, walaupun mereka mengetahui jika susu itu bermanfaat.

"Saya ikut arahan presiden, tidak berani mendahului," ujar Dadan.

4. Presiden Prabowo

DR TAN SOROTI MBG - dr Tan Shot Yen atau yang lebih dikenal dengan dr Tan menyoroti keras terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program yang kerap bermasalah ini menjadi sorotan publik lantaran banyak siswa yang keracunan makanan. Hal tersebut ia sampaikan pada Audiensi dengan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIS) CISDI, JPI di Gedung Parelemen.
DR TAN SOROTI MBG - dr Tan Shot Yen atau yang lebih dikenal dengan dr Tan menyoroti keras terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang kerap bermasalah ini menjadi sorotan publik lantaran banyak siswa yang keracunan makanan. Hal tersebut ia sampaikan pada Audiensi dengan Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIS) CISDI, JPI di Gedung Parelemen. (Thumbnail Youtube Serambinews)

Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah cepat menyusul insiden keracunan massal yang menimpa peserta program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah.

Sebanyak 12 menteri, wakil menteri (wamen), dan kepala badan hadir dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang digelar di Halim sesaat setelah Presiden tiba di Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan rapat darurat itu digelar untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG.

"Setelah kedatangan Presiden di tanah air, Presiden langsung mengumpulkan sejumlah Menteri dan jajaran kabinet, salah satu yang dibahas adalah perihal pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG)," kata Zulkifli.

Ada empat poin yang harus segera dilakukan terkait kasus keracunan MBG:

A. Keselamatan Anak Jadi Prioritas
B. SPPG Bermasalah Ditutup Sementara
C. Fokus Perbaikan Sanitasi dan Kualitas Juru Masak
D. Kemenkes Perkuat Pengawasan

5. Menkeu Purbaya

PURBAYA YUDHI - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai pelantikan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (8/9/2025). Berikut sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh Yudhi usai dilantik menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru.
PURBAYA YUDHI - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai pelantikan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (8/9/2025). Berikut sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh Yudhi usai dilantik menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru. (TRIBUNNEWS.COM/TAUFIK ISMAIL)

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali akan mengevaluasi serapan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Badan Gizi Nasional (BGN) pada akhir Oktober 2025.

Purbaya menyebut tidak ada kendala dalam pengalihan dana untuk program MBG nantinya.

“Ya, saya akan berpikir dana seperti apa, tapi sudah ada. Jadi tinggal shift saja, tidak ada masalah. Tapi tetap saya akan monitor di lapangan seperti apa,” katanya. Purbaya menegaskan akan kembali memantau realisasi program BGN pada akhir Oktober 2025 mendatang. 

6. Ahli Gizi Dr Tan Shot Yen 

DOKTER TAN - Ahli gizi Dokter Tan Shot Yen disorot usai mengkritik program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
DOKTER TAN - Ahli gizi Dokter Tan Shot Yen disorot usai mengkritik program Makanan Bergizi Gratis (MBG). (Kompas.com)

Dokter Tan menyentil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia heran menu MBG tidak menggunakan pangan lokal. Justru diisi burger hingga spageti.

Menurutnya, penggunaan menu seperti burger dan spageti dalam program MBG sangat tidak mencerminkan semangat kedaulatan pangan. Dia juga menyoroti kualitas bahan yang digunakan. Meski burger terlihat ‘fancy’ di pusat, dengan isian chicken katsu, namun di daerah kualitasnya bisa sangat berbeda.

7. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Istana, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Istana, Jakarta, Rabu (17/9/2025). (KOMPAS.com/Rahel))

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara soal maraknya kasus keracunan para siswa sekolah diduga akibat menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia menegaskan pihaknya bakal melakukan pendalaman untuk mengusut kasus tersebut.

"Polri saat ini sedang melakukan pendalaman, turun ke lapangan untuk melaksanakan pendalaman satu per satu," kata Sigit.

8. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi 

KDM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencanangkan sejumlah kebijakan bagi para siswa di Jabar, termasuk jam malam, masuk sekolah lebih pagi, dan rencana penghapusan pekerjaan rumah (PR).
KDM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencanangkan sejumlah kebijakan bagi para siswa di Jabar, termasuk jam malam, masuk sekolah lebih pagi, dan rencana penghapusan pekerjaan rumah (PR). (Dok. Humas UI)

Dedi menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Ia bahkan berencana untuk meminta audit independen terhadap dapur-dapur tersebut, memastikan standar kebersihan dan keamanan pangan terpenuhi.

MBG pertama kali diluncurkan pada 6 Januari 2025. Program ini untuk memenuhi janji kampanye Prabowo Subianto saat mencalonkan presiden RI di Pilpres 2024 lalu.

Sebagai informasi, kasus keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terjadi di sejumlah daerah. Terbaru kasus dugaan keracunan MBG terjadi di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Sejak program ini diluncurkan pada 6 Januari 2025 lalu atau 9 bulan berjalan ini, pemerintah melaporkan jumlah penerima manfaat terdampak insiden keamanan pangan.

Istana melalui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari merinci kasus dan korban keracunan program MBG.

Ada data dari tiga lembaga sebagai berikut Badan Gizi Nasional (BGN), 46 kasus keracunan, dengan jumlah penderita 5.080, ini data per 17 September 2025.

Kedua dari Kemenkes, 60 kasus dengan 5.207 penderita, data per 16 September 2025.

Kemudian BPOM, 55 kasus dengan 5.320 penderita, data per 10 September 2025. Hasil kajian BPOM,  puncak kejadian keracunan terjadi pada Agustus 2025, dengan sebaran terbanyak di Jawa Barat.

Adapun penyebab utama keracunan tersebut diantaranya adalah higienitas makanan, suhu dan ketidaksesuaian pengolahan pangan, kontaminasi silang, serta indikasi alergi pada penerima manfaat.

 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Aneka Respons Pejabat Negara Soal Kasus Keracunan MBG: Nangis, Ngeyel Hingga Obral Janji, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved