Mualem Bahas Blok Andaman dengan Pimpinan Mubadala Energy di Jakarta

Gas yang dihasilkan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, khususnya industri pupuk dan pembangkit listrik di Aceh dan sekitarnya.

Baca juga: Mubadala Energy Paparkan Rencana Kerja Strategis bersama Pemko Lhokseumawe dan SKK Migas

Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi daerah.

“Aceh ingin melihat Sumur Tangkulo segera mulai produksi. Ini sebagai wujud nyata manfaat proyek ini bagi masyarakat dan perekonomian daerah,” tegas Mualem.

Lebih dari sekadar penyediaan energi, proyek ini membuka peluang besar untuk pengembangan industri hilir berbasis gas seperti petrokimia dan pupuk.

Dengan ketersediaan pasokan gas yang signifikan, Aceh memiliki modal kuat untuk membangun ekosistem industri yang berkelanjutan.

Dampaknya tidak hanya pada sektor energi, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mualem menekankan bahwa keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak dalam mempercepat proses perizinan dan pelaksanaan teknis.

Baca juga: Sabang Strategis untuk Dukung Operasional Blok Andaman

Meski menjanjikan, proyek South Andaman menghadapi tantangan teknis yang tidak ringan.

Lokasi lapangan gas berada di laut dalam dengan kedalaman sekitar 1.200–1.300 meter, dan reservoir gas terletak di kedalaman 3.200 meter.

Kondisi ini menuntut penggunaan teknologi tinggi dan investasi besar.

Selain itu, kepastian pasar menjadi faktor krusial.

Kontrak penjualan gas dengan harga kompetitif diperlukan agar pengembangan dan produksi dapat berjalan lancar dan berkelanjutan.

“Kami berharap produksi gas dari Blok South Andaman dapat segera dimanfaatkan untuk kemajuan Aceh dan Indonesia secara keseluruhan,” tutup Mualem.(*)