5 Jadwal Hujan Meteor yang Terjadi pada Oktober 2025, Catat Tanggalnya
Meskipun jumlah meteor yang terlihat tidak banyak, beberapa di antaranya bisa cukup terang dan melintas cepat.
SERAMBINEWS.COM, YOGYAKARTA - Media sosial Instagram dihebohkan oleh beredarnya video benda bercahaya yang disebut-sebut sebagai meteor jatuh di dekat ruas Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/10/2025) malam.
Benda tersebut diduga memicu kebakaran di sekitar lokasi.
Dalam video yang beredar, terlihat api berkobar cukup tinggi di seberang jalan tol dengan lalu lintas kendaraan yang masih ramai.
Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menyebut penampakan bola api tersebut merupakan meteor yang berukuran cukup besar.
"Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39 (WIB)," tulis Thomas dalam unggahan di akun Instagram-nya, Senin (6/10).
Berdasarkan data dari BRIN, setidaknya ada beberapa hujan meteor yang bisa disaksikan di langit Indonesia sepanjang Oktober.
Baca juga: Ledakan Misterius di Pamulang, Rumah Porak-poranda, Mahmud: Ada yang Bilang Meteor
Berikut jadwal hujan meteor yang terjadi pada Oktober 2025.
1. Hujan Meteor Draconid (8 Oktober)
Hujan meteor Draconid diperkirakan aktif antara 6 hingga 10 Oktober 2025, dengan puncak aktivitas pada 8 Oktober.
Letak radian hujan ini berada di rasi Draco (Naga), sehingga meteor-meteor yang muncul akan tampak seolah berasal dari arah langit utara-dominan di atas kepala pemerhati langit.
Hujan meteor Draconid umumnya termasuk kategori hujan meteor minor hingga sedang, dengan laju rata-rata hanya sekitar 5–10 meteor per jam pada kondisi normal.
2. Hujan Meteor Taurid Selatan (10 Oktober)
Hujan meteor Taurid Selatan biasanya terjadi dalam periode yang cukup panjang, dari awal Oktober hingga pertengahan November.
Namun, beberapa meteor dari aliran ini sudah bisa terlihat lebih awal, termasuk sekitar 10 Oktober 2025.
Intensitasnya tergolong rendah, hanya sekitar 3–5 meteor per jam di langit gelap tanpa polusi cahaya.
Meskipun jumlahnya sedikit, meteor Taurid dikenal bergerak lambat dan sering tampak lebih terang dari biasanya, sehingga tetap menarik untuk diamati.
Waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada malam hari hingga menjelang dini hari, terutama di lokasi yang jauh dari cahaya kota.
Baca juga: 5 Fenomena Langit pada Agustus 2025: Puncak Hujan Meteor hingga Black New Moon
3. Hujan Meteor Delta Aurigid (11 Oktober)
Hujan meteor Delta Aurigid diperkirakan mencapai puncaknya pada 11 Oktober 2025.
Fenomena ini termasuk hujan meteor minor dengan intensitas yang cukup rendah, yakni sekitar 5 meteor per jam di bawah kondisi langit yang gelap dan cerah.
Radian hujannya terletak di rasi Auriga, yang mulai tampak tinggi di langit menjelang tengah malam hingga dini hari.
Meskipun jumlah meteor yang terlihat tidak banyak, beberapa di antaranya bisa cukup terang dan melintas cepat.
Untuk mengamatinya, disarankan mencari tempat terbuka yang jauh dari polusi cahaya, seperti area perbukitan atau pantai, agar penampakan meteor bisa lebih jelas dan menakjubkan.
4. Hujan Meteor Epsilon Geminid (18 Oktober)
Hujan meteor Epsilon Geminid diprediksi mencapai puncaknya pada 18 Oktober 2025.
Fenomena ini termasuk dalam kategori hujan meteor minor, dengan intensitas sekitar 3–5 meteor per jam pada kondisi langit yang benar-benar gelap.
Radian hujan ini berada di rasi Gemini, yang mulai terbit setelah tengah malam, sehingga waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 01.00 hingga menjelang fajar.
Meskipun tidak sebanyak hujan meteor besar lainnya, Epsilon Geminid tetap menarik karena terkadang menampilkan meteor yang melintas cepat dan terang.
5. Hujan Meteor Orionid (21 Oktober)
Hujan meteor Orionid akan mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2025 dan menjadi salah satu fenomena langit paling dinantikan bulan ini.
Hujan meteor ini berasal dari sisa debu Komet Halley, yang terkenal menghasilkan meteor cepat dan terang.
Pada 2025, pengamat berpeluang menyaksikan sekitar 20 meteor per jam di bawah langit yang gelap, karena puncaknya bertepatan dengan fase bulan baru, sehingga cahaya bulan tidak mengganggu visibilitas.
Radian hujannya berada di rasi Orion, yang mulai terbit sekitar tengah malam di arah timur.
Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 00.00 hingga 04.00 dini hari, ketika Orion berada tinggi di langit.
Baca juga: Bukan Cuek, dr Aisah Dahlan Ungkap Alasan Suami Jarang Tatap Mata Istri Saat Bicara: Karena Anatomi
Baca juga: Ancaman Keras Donald Trump: Hamas akan Alami Kehancuran Total Jika Tetap Berkuasa
Baca juga: Cara Daftar Magang Nasional Kemnaker, Peserta Magang Akan Dapat Uang Saku Setara Gaji UMR
Tak Pernah Tamat Kuliah, Megawati: Gelar Saya Banyak, Tapi Tak Ada Pemalsuan Dokumen |
![]() |
---|
Ledakan Misterius di Pamulang, Rumah Porak-poranda, Mahmud: Ada yang Bilang Meteor |
![]() |
---|
Syaifullah Muhammad, Resmi Menjadi Pembina Yayasan Inovasi Bangun Negeri |
![]() |
---|
Kembangkan Nilam Aceh, Kepala ARC USK Terima Indonesia Innovator Award dari BRIN dan LPDP |
![]() |
---|
5 Fenomena Langit pada Agustus 2025: Puncak Hujan Meteor hingga Black New Moon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.